Tidak bisa di pungkiri jika sinta mulai curiga atas sikap jhona belakangan. Apalagi saat ia mengatakan bahwa rencana menyatukan EFG dan MC harus di tunda.
Sinta memutuskan akan kembali menjadi presdir di EFG. Ia akan mencari tahu mulai dari EFG. Sinta sudah mengatakannya pada jhona. Bahwa ia akan kembali bekerja. Jhona sempat melarangnya.
Namun sinta bersikeras kembali.
Bukan karena kondisi, namun lebih kepada tanggung jawab. Jhona mengerti, di karenakan sinta mengandung jova saat itu, ia harus cuti sampai batas waktu yang tidak di tentukan.
Sinta sempat mengundurkan diri. Namun pengunduran dirinya di tolak oleh papahnya sendiri. Sebab, sinta dan santi akan mewarisi EFG. Dengan perbandingan 70 : 30.
Pada intinya, sintalah yang memegang kendali perusahaan.
Meski selama ini sinta cuti, saat santi mengalami kesulitan, ia akan bertanya pada sinta. Sinta pun tak segan mengajari adiknya itu.
Tak hanya itu. Ada beberapa pekerjaan yang mengharuskan sinta turun tangan secara langsung. Sinta akan mulai bekerja dalam beberapa hari lagi.
Sinta meminta santi untuk mendekor ruangannya berbeda dari biasa. Ia ingin ruangannya di buat senyaman mungkin untuk anaknya.
Keputusan sinta bekerja kembali, bukan berarti ia melemparkan tanggung jawab pada pengasuh. Ia memutuskan membawa jova ke kantornya. Itulah sebabnya sinta meminta santi mengawasi langsung perubahan ruangannya.
*****
Hari pertama sinta kembali bekerja.
Jhona mengantarkan sinta sampai gedung EFG. Ia menyempatkan diri mengantar anak dan isterinya hingga ke dalam ruangan sinta. Setelahnya, jhona mencium kening sinta dan juga puteri tercintanya.
Jhona pun segera menuju gedung MC. Sebenarnya jhona resah. Ia takut, bahwa apa yang di katakan sinta akan terjadi. Memang benar ia memiliki rahasia yang di sembunyikan dari sinta.
Perkataan sinta masih terngiang dengan jelas di telinga jhona. Sementara itu, sinta masih menyelidikinya.
Dewi memasuki ruangan sinta. Sebelumnya, sinta sudah meminta dewi menyiapkan beberapa berkas yang akan dia periksa. Sinta ingin memastikan bahwa EFG dalam kondisi stabil.
Menjelang waktu istirahat, sinta telah selesai memeriksa berkas-berkas itu. Ketika dewi masuk ke ruangannya untuk mengajaknya makan siang.
Tok.. Tok.. Tok.. Dewi masuk setelah mengetuk.
"Nona, waktunya istirahat."
"Tidak perlu terlalu formal dewi. Kita ini sahabat lama. Duduklah." perintah sinta.
"Oke. Kau ingin makan di luar, atau di sini saja?" sinta melihat jam tangannya.
"Sebentar lagi jhona datang. Kita makan bersama saja." ajak sinta.
"Huffftttt.... Beruntungnya kau. Kau bisa membawa puterimu ke sini. Aku merindukan anakku." sinta tertawa.
"Tenang saja. Aku hanya ingin melihat, apakah jova akan rewel atau tidak. Jika ia rewel, jova tidak akan ku bawa lagi ikut bekerja." dewi mengerti.
Sinta mengatakan yang sesungguhnya. Ia tak tega jika buah hatinya, harus menghabiskan masa kecilnya dalam ruangan kantor. Lebih tepatnya ia tidak ingin jova mengenal dunia bisnis sejak masih batita.
Akan ada waktunya bagi jova mempelajarinya.
"Bagaimana kabar bima?" tanya sinta. Bima adalah putera dewi dan arya. Usia bima dan aldi hanya beda 9 bulan. Jadi mereka masih dalam usia yang sama yaitu kurang lebih 2 tahun. Berbeda 1 tahun dengan jova.
"Dia semakin pintar dan tampan. Sama dengan ayahnya." dewi membanggakan putera dan suaminya. Sinta tersenyum mendengarnya.
"Baguslah. Kau sudah pesan makanan atau kau membawa bekal?"
"Aku sudah pesan tadi. Sebentar lagi datang."
Tok.. Tok.. Tok.. Sinta mempersilahkan masuk orang yang mengetuk pintu ruangannya.
Masuklah salah satu pegawai yang di minta dewi membeli makanan untuknya. Dewi mengucapkan terimakasih dan menyelipkan sedikit uang. Mungkin sebagai ucapan terimakasih karena sudah menyusahkannya.
Tak lama masuklah jhona.
"Hallo sayang. Hallo puteri kecilku. Kau sudah makan?" jhona mengecup kening sinta dan menggendong puteri kecilnya. Jova tersenyum senang.
"Sudahlah. Ayo kita makan siang dulu." ajak sinta. Jhona pun duduk di samping sinta. Mereka menikmati makan siang mereka di sertai dengan sedikit obrolan.
Setelah selesai, jhona kembali lagi ke tempatnya bekerja. Dewi juga kembali ke meja kerjanya. Sementara sinta, membawa jova ke ruang lain di dalam ruangnya.
Di sana tersedia tempat tidur dan kamar mandi. Lemari pakaian pun ada di dalam. Sinta menidurkan jova lebih dulu. Setelah jova tertidur, sinta melanjutkan pekerjaannya.
Itulah hari pertama sinta kembali. Akhirnya, pekerjaan sinta selesai sebelum jam kerja berakhir. Ia merenggangkan tubuhnya. Lalu menghampiri puteri kecilnya.
Dia melihat jova sudah terbangun dan sudah selesai mandi. Pengasuhnya sudah memandikan jova. Kini jova terlihat lebih segar.
Sinta kembali karena mendengar suara ketukan pintu. Santi memasuki ruangannya.
"Kak, maafkan aku pagi ini aku tak menyambut kedatanganmu kembali." sesal santi.
"Tidak apa. Kakak mengerti kau begitu sibuk. Itu tak jadi masalah. Bagaimana pekerjaanmu?" tanya sinta.
"Semua baik-baik saja. Aku masih bisa menanganinya."
"Bagus. Kakak yakin kau akan jadi semakin maju." sinta memberikan semangat.
"Iya. Terimakasih kak. Aku mencintaimu." santi mengecup pipi sang kakak.
Santi pun mulai mengajak jova bermain. Tak terasa, jam pulang pun datang. Para karyawan sudah mulai meninggalkan pekerjaan mereka. Ada juga yang membawa pekerjaannya pulang, karena belum selesai.
1jam kemudian, jhona sampai untuk menjemput sinta dan jova. Santi dan dewi yang menemani pun akhirnya pamit. Dewi pun sudah di jemput arya. Santi mutuskan pulang.
Akhirnya, mereka kembali ke rumah masing-masing.
*****
Di perjalanan pulang, jhona bertanya perasaan sinta kembali bekerja. Dengan jujur sinta menjawab bahwa ia sangat senang. Sepertinya jhona takut sinta menemukan apa yang sedang di sembunyikan jhona.
Kecurigaan sinta semakin menjadi. Ia melihat raut wajah jhona yang khawatir.
'Sebenarnya apa yang kau sembunyikan dariku sayang?' batin sinta.
Sinta tak bisa membohongi hatinya. Ia tak bisa mengatakan pada hatinya, bahwa semua baik-baik saja. Namun ia tetap merahasiakan niatnya dari jhona dengan baik.
Entahlah. Jhona dan sinta terdiam. Jhona dan sinta tenggelam dalam fikiran masing-masing.
Mulai besok sinta tidak lagi membawa jova. Dia tak mungkin bersikap tidak profesional dalam pekerjaannya. Selain itu, ia tak bisa membiarkan karyawan yang lain merasa iri. Jadi ia memutuskan hal itu.
Saat makan malam, sinta mengatakan pada jhona apa yang sudah ia putuskan itu. Jhona hanya bisa pasrah.
Sinta tak mengerti. Hubungannya dengan jhona kian hari kian mendingin. Entah kemana rasa cinta itu. Mereka teguh akan pendirian masing-masing.
Sampai kapan??
Hanya mereka yang tahu apa yang mereka rasa, atau apa yang mereka fikirkan.
Semoga saja, mereka segera menyelesaikan segala permasalahan di antara mereka. Agar keluarganya, kembali harmonis.
Ya semoga saja.