Ke esokan harinya di sekolah.
"Eh, Dea, kenapa aku baru sadarnya sekarang ya? " Tanya Sonya padaku.
"Hah, emang apa yang baru kau sadari? "Tanyaku agak heran.
"Itu lho, sekarang kamu jadi putih bersih, kan dulunya hitam blangsak" jawab Sonya rada menghina.
Akupun menatapnya dengan wajah datar, lalu memalingkan pandanganku darinya, hari ini sudah cukup sulit bagiku, dan Sonya dengan mudahnya membuatku tambah terpuruk.
Walaupun kami ini duduk bersebelahan, tapi kini terasa asing sekaligus canggung, Dila tak berkata apapun sejak dia datang sampai sekarang, akupun juga begitu, tidak berkata apapun, aku hanya menunggu dia yang akan memulai dan mengajakku berbicara, aku juga sempat berharap kalau dia akan menarik kata-katanya kemarin sekaligus meminta maaf padaku.
Saat pelajaran berlangsung pun, Dila sama sekali belum bereaksi, apa mungkin aku yang salah, akupun kembali mengingat kejadian kemarin yang membuat dila marah padaku.
(Setauku Dila marah gara-gara aku tidak mengajaknya pulang sedari awal, dan gara-gara aku dia pulang telat, padahal aku sudah berusaha memanggilnya tapi aku saja tidak diperdulikan, jadi itu salah siapa? Aku? Konyol).
Karena teringat hal itu lagi membuat ku semakin bad mood, saat jam istirahat, aku lansung melesat keluar tanpa menoleh ke arah Dila, aku tidak peduli lagi, saat aku mencapai pintu, Dila memanggilku.
"Dea!, tunggu! " aku berhenti namun tidak berbalik ataupun menoleh.
1,2,3,oke, lama sekali, lalu akupun mulai berjalan lagi.
"Dila, kau bertengkar dengan Dea? Tanya Vany.
"memang apa yang terjadi? "Timpal Cahyati.
"Pantas! kulihat Dea dari tadi seram sekali"tambah Icha.
"Iya, tadi saja, saat kupuji dia malah marah" ucap Sonya.
"Memang apa katamu? " tanya Lulu.
"Ku bilang sekarang dia putih bersih dan dulu dia hitam blangsak" jawab Sonya dengan polos nya.
Semuanya spontan memukuli Sonya sambil berkata.
"Ya, jelaslah, orang dibilang hitam blangsak mana ada yang senang?! ".
Disaat semua temanku berdebat Dila pun kembali mengejarku.
"Dea!tunggu "panggilnya, akupun berhenti sejenak dan menatapnya tanpa kata.
"Hey, jajan bareng yuk? "Pintanya.
"Aku sudah makan, makasih, bye! " ucapku lalu pergi.
"Dea!! Tunggu"
Apa lagi sih ini anak? Merepotkan saja, aku berhenti lalu berbalik.
"Jangan tunggu, itu berat, kamu nggak akan kuat, Biar aku saja" ucapku sambil berlalu menjauh darinya.
"Dea, aku ramal kita nanti akan bertemu dikelas! " Ucap Dila setengah tersenyum.
Sudah sableng ini anak, jelas-jelas kita ini sekelas, mendengar itu, Milea pun segera pergi meninggalkan Dilan. Saat pulang sekolah Dila juga menyapaku, tapi yang kuharapkan bukan sapaan melainkan permohonan maaf, aduuh, gak peka banget sih? Udah tau salah malah lupa daratan. Dari tadi cuma tegur sapa saja, MINTA MAAF NYA KAPAN???
Semoga kalian suka dgn alurnya🤗
Klu ada kritik /saran boleh kok cantumkan aj d kolom komentar🤗
Klu suka jgn lupa vote ya~💟
Luph u all😘