"Tahun ini merupakan tahun kedua ku tanpa adanya kamu disampingku, maafkan aku yang masih saja terus menerus mengingat dirimu, terlebih lagi aku masih mencintaimu meski aku tahu sudah sepantasnya aku melupakanmu tapi aku tidak bisa, aku masih tidak sanggup untuk melupakanmu apalagi menerima kenyataan bila aku telah kehilanganmu.
Jika saja aku mencegahmu pergi dulu mungkin semua ini tidak akan terjadi, dan pastinya kamu masih bersamaku, menemaniku dalam terang dan tertawa bersama bintang, sungguh hingga saat ini aku masih tidak menerima ini semua.
Mengapa? Mengapa kamu meninggalkanku? Kamu melanggar janjimu padaku.. kamu bilang kamu akan selalu bersamaku tapi apa? Sekarang aku sendiri tanpa kamu disisiku, tanpamu yang selalu menghiasi hariku dengan warna serta canda tawa, kamu pergi meninggalkanku dengan sejuta rasa bersalah, ketidakrelaan dan kesedihan yang mendalam.
Kevin Prasetyo.
Sampai saat ini hanya namamu yang ada di hatiku meski nama itu hanya tinggal kenangan"
Setelah aku merasa puas mencurahkan perasaanku dalam diary, akupun menutupnya dan memasukkannya kedalam tasku. Aku tersadar, ternyata sekarang sudah jam istirahat dan aku terlambat 15 menit untuk ke kantin. Aku yakin Clara akan marah-marah padaku karena telah membuatnya menunggu ,lalu aku pun segera bergegas pergi ke kantin.
Sesampainya dikantin, aku mencari Clara di kumpulan mahasiswa lainnya. Aku menemukannya yang sedang duduk di pojok kiri kantin, lalu aku berjalan menghampirinya. Betapa terkejutnya aku, saat aku sampai ditempat Clara, dia sedang menatapku dengan kesal. Sedangkan aku yang melihatnya hanya bisa berkata
"Maaf Clara, aku terlalu asyik menulis sampai tidak mendengar bel istirahat" ucapku merasa bersalah
"Apa kamu habis mencurahkan isi hatimu lagi kedalam diary kesayanganmu itu hingga lupa waktu" ucap Clara tepat sasaran
"Iya Clara, maafkan aku, lain kali aku tidak akan mengulanginnya lagi" ucapku sambil menundukkan kepalaku
"Hmm. Baiklah kali ini aku maafkan" ucap Clara
"Terimakasih Clara" ucapku sambil tersenyum tipis
"Hmm. Yasudah kamu duduk dan makanlah, aku sudah memesankan makanan untukmu" ucap Clara tersenyum
"Wahhh. Kamu selalu baik padaku Clara. Sekali lagi terimakasih" ucapku
Aku merasa bersyukur setidaknya masih ada Clara yang begitu menyanyangiku dan membuatku merasa lebih baik. Serta masih ada kakak dan kedua orang tuaku yang selalu mensupportku memberiku semangat untuk menjalani hidupku lagi. Walaupun awalnya aku ragu, tapi mereka selalu ada untukku sehingga aku tidak merasa ragu lagi untuk melanjutkan hidupku.
Mmm.. sepertinya aku lupa bilang jika aku dan Clara adalah seorang mahasiswi dari Universitas Pelita Harapan. Sekarang,kami berada di semester akhir, lalu kami sebentar lagi akan wisuda. Sebenarnya kami sudah tidak ada kegiatan belajar di kampus hanya saja kami masih memiliki beberapa urusan dikampus, aku dan Clara itu beda falkutas, jika aku masuk ke falkutas manajemen maka Clara masuk ke falkutas hukum.
Setelah kami selesai makan, kami pun pergi dari kampus karena kebetulan urusan kami sudah selesai. Awalnya aku masih ingin berlama lama di kampus. Namun perkataan Clara membuatku mau tidak mau pergi dari kampus. Saat dimobil, Clara mengajakku pergi ke salah satu Mall elit di jakarta, dia bilang ada hal yang ingin di beli olehnya disana jadi aku ikut dengannya.
Setelah sampai di Mall, Clara pun langsung masuk kesalah satu toko baju dan ternyata dia ingin membeli baju.
Huft Aku kira ingin membeli apa
saat aku melihat ke dalam, dia tengah asyik memilih dress di antara dress yang lain. Tiba-tiba, Clara bertanya hal yang membuatku merasa sedih kembali.
"Liana, apa kamu masih belum menerima kepergian Kevin?" tanya Clara
"Iya Clara, aku masih belum percaya jika dia meninggalkanku secepat itu" aku menjawabnya sambil menundukkan kepala
"Kamu tidak bisa seperti ini terus Liana, Kevin sudah bahagia disana. Jangan sampai kesedihanmu membuat dia tidak tenang, sudah 2 tahun kepergiannya dan kamu masih seperti ini? Aku mohon ikhlaskan Kevin, kamu berhak hidup bahagia Liana" ucap Clara sambil menghentikan pergerakan tangannya untuk menyentuh dan melihat lihat model dress
"Aku akan mencobanya, Clara. Aku tidak ingin Kevin tidak tenang karena kesedihanku" ucapku
"Aku yakin kamu bisa, Liana. Jangan menyerah ada aku disampingmu" ucap Clara sambil merangkul bahuku memberi semangat
Clara benar aku seharusnya tidak terus menerus bersedih seperti ini.
Kevin maafkan aku yang masih terus bersikap seperti ini pasti disana kamu merasa tidak tenang, maafkan aku, mulai saat ini aku akan belajar mengikhlaskan kepergianmu.
1 Tahun kemudian
Waktu begitu berjalan dengan cepat. Kini aku sudah bekerja, begitu juga dengan Clara. Tapi sayangnya, kami tidak satu tempat kerja. Setelah kejadian 1 tahun yang lalu, dimana Clara menasehatiku untuk mencoba merelakan kepergian Kevin. Aku mencobanya dengan perlahan. Awalnya sulit. Namun, seiring berjalannya waktu aku sudah merelakannya.
Sekarang aku sedang berada di AS tepatnya di kota New York. Disini aku sedang berlibur setelah selama 1 tahun ini berurursan dengan berkas berkas yang membuatku pusing namun sialnya sangat berharga.
Berada di taman dengan pemandangan yang indah adalah impianku. Setahun ini, akhirnya aku bisa merasa bebas terlepas dari pekerjaan ku. Di taman ini, aku tidak sendiri, aku bersama kakak laki lakiku yaitu Anggara Saputra atau biasa aku panggil Angga. Tadinya, aku ingin berlibur seorang diri saja, namun kakakku ini tidak mengijinkannya padahal papa memberiku ijin, huft terkadang kakakku itu bersikap protektif dan juga menyebalkan. Tapi, aku sangat menyanyanginya.
"Kak Angga" ucapku
"Kenapa, Lina?" ucap Ka Angga memanggil nama kesayanganku yang dibuat olehnya
"Kak, Lina ingin es cream dong" ucapku sambil terseyum
"Kamu itu kayak anak sd aja minta es cream" ucap Ka Angga
"Ikh kakak, aku sudah dewasa kak. Emangnya salah, kalau adikmu ini ingin es cream? " tanyaku sedikit kesal
"Hahaha. iya iya kakak cuman bercanda. Yaudah kamu tunggu disini, biar kakak yang belikan" ucap Ka Angga tertawa
"Oke Kak" ucapku
Setelah itu, Ka Angga pun menghampiri penjual es cream yang terletak di depan taman. Karena bosan duduk, akupun berjalan menelusuri taman ini. Saat sedang berjalan, aku melihat kearah Ka Angga yang sedang memesan es cream untuk kami berdua. Aku pun kembali berjalan menelusuri taman ini.
"taman ini tidak luas jika aku berjalan jalan sebentar Ka Angga pasti tidak akan kesulitan mencariku" ucapku
Saat sedang asyik berjalan sambil melihat isi taman. Aku tidak sengaja menabrak seseorang yang aku yakini adalah seorang pria. Aku terjatuh. Saat aku akan mendongkak kan kepala, tanpa sadar tubuhku menengang karena merasakan aura yang tak asing untukku.
"Aura ini mirip seperti aura milik Kevin" gumam ku dalam hati
Dengan cepat, aku mendongkakkan kepala ku, terlihat seorang pria yang menjulurkan tangannya padaku. Perlahan, akumenerima uluran tangannya.
"Sorry, are you okay?" tanya laki-laki itu dengan khawatir
Aku tidak menjawab. Melainkan meneliti wajah pria yang ada di hadapanku, wajahnya yang datar, rahangnya yang kokoh, mata bewarna coklat terang yang indah persis milik Kevin. Siapa pria ini?
"Hey.. Are you okay?" laki-laki itu bertanya sekali lagi
"Ekhh. Sorry" ucapku saat tersadar dari lamunan
"Are you okay?" tanya laki-laki itu untuk kesekian kalinya
"Yeah. I'am okay thank you" jawabku dengan gugup
Setelah menjawab pertanyaanya. Dia pun pergi tanpa berkata kembali. Aku hanya dapat melihatnya semakin menjauh. Banyak pertanyaan yang bersarang di otakku tentang dia,laki-laki yang ku temui hari ini.
Siapa dia?
Kenapa dia memiliki warna mata dan aura yang begitu mirip dengan Kekasih ku, Kevin?
Apa dia Kevin?
Apa dia masih hidup?
Tapi aku melihat sendiri, bagaimana Kevin meninggal di depan mataku. Tidak, itu bukan Kevin. Kevin tidak memiliki raut wajah yang begitu datar dan dingin.
"Lina. Heyy Lina, kamu kenapa?" ucap Ka Angga yang menyadarkan ku dari lamunanku
"Haa. Aku..aku baik baik saja kak" ucapku sedikit terbata-bata
"Serius? Lalu, kenapa kamu ada disini? Kakak kan udah bilang, duduk saja di bangku taman, ini malah keluyuran. Untung tamannya tidak luas, jadi kakak mudah cari kamu" ucap Ka Angga kesal
"Maaf ka" ucapku merasa bersalah
"Yasudah. Ini es creammu, lebih baik kita kembali ke hotel hari sudah hampir malam" ucap Ka Angga memberikan es creamnya kepada ku sambil menggiringku kembali ke hotel tak jauh dari taman
Saat berjalan, aku sesekali melihat kebelakang berharap pria itu masih ada disekitar taman. Tapi nihil, pria itu sudah pergi dari sana. Sampai sekarang, aku masih penasaran
Siapakah dia?
By : Julianty