Pikiran

Meski seharian sudah berlalu, tulisan di laptop baru Hardi itu tak kunjung bertambah. Ia telah berpindah-pindah tempat, mulai dari kamarnya, ruang hiburan, sampai sekarang di gazebo rumah Disty, tapi otaknya tak kunjung menemukan rangkaian kata yang tepat. Pertarungan Taring, tokoh rekaannya itu, dengan Jeruji sang musuh bebuyutan tak juga berlanjut.

Hardi memukul meja kayu di gazebo itu, frustasi karena rencananya mengalihkan perhatian dengan menulis gagal total. Padahal ada banyak bahan untuk menulis, karena ia sudah merasakannya sendiri, mempunyai kekuatan super, melawan musuh bebuyutan, menyelamatkan orang lain, tapi tetap saja, seolah ada yang menahan jarinya untuk menari di tuts laptop.

“Lagi ngetik apaan, Har?”

Hardi buru-buru menutup laptopnya saat mendengar suara Disty dari belakangnya itu. Disty lalu duduk di hadapan Hardi, memberikan senyum ramahnya yang biasa.