Determinasi

“Berhenti dulu, Har!” pinta Disty dengan suara tertahan.

Hardi menghentikan mobilnya di jalanan yang sepi. Disty segera turun dan berlari ke ujung trotoar, kemudian membungkuk dalam-dalam sampai wignya terlepas. Hardi ikut turun dan cuma bisa meringis saat melihat Disty yang muntah.

“Lain kali ingat pake klakson, ya,” ucap Disty seraya mengelap bibirnya dengan sapu tangan, lantas mengambil wignya.

Hardi mengangkat bahu dengan rasa bersalah. Teringat dengan tiga mobil dan satu pagar tembok yang tadi diserempetnya. “Apa… Apa mereka baik-baik aja, ya?”

“Tenang aja, aku yang minta kamu terus jalan, kan? Aku pasti tanggung jawab, kok. Biar nanti aku cari orang-orang yang…” Disty menunduk lagi dan mengeluarkan isi perutnya.

Hardi makin salah tingkah dan cuma bisa maju mundur, terlalu bingung akan menolong atau tidak.