Putus Asa

Hardi kembali berhadapan dengan sosok bayangan hitam penuh retakan itu. Lokasi berdirinya pun sama, masih di sekitar rumahnya. Wujud-wujud putih yang mondar-mandir juga ada, masih saja melewati tubuhnya begitu saja.

Namun, tetap ada yang berbeda. Di sekitar Hardi kini berdiri bangunan-bangunan mirip gedung, begitu banyak dan semuanya berwarna putih bersih, tapi terlihat agak samar.

Perlahan, Hardi mendatangi si bayangan hitam. “Siapa kamu?”

“Yang ada di dalam dirimu,” jawab si bayangan, suaranya begitu berat dan bergaung.

“Apa maksudnya?”

Si bayangan hanya menjawab dengan menunjuk dada Hardi.

Yakin si bayangan tak akan menjawab dengan benar, Hardi mengganti pertanyaannya. “Apa maksud semua ini? Semua yang ada di sini?”

“Aku tidak punya wewenang untuk menjawabnya.”

***

“Bagaimana, Har? Udah baikan?” tanya Disty yang kini mengenakan pernak-pernik penyamarannya lagi.