Masa Depan

“Asal kamu tahu saja, ruangan ini tidak dibangun di Bumi, tapi dibuat di duniaku.” Disty berjalan mendekati Hardi dengan perlahan. “Anggap saja pemerintah duniaku punya cara memindahkan struktur sebesar ini.”

Energi di kaki Hardi seolah lenyap begitu saja. Ia berlutut dan memandangi lantai, tak bergerak sedikit pun. Otaknya seperti berhenti total, tak bisa mencerna situasi yang dialaminya sekarang.

“Aku sudah curiga sejak kamu pulang setelah diculik si cakram merah itu,” lanjut Disty dengan nada biasa-biasa saja, seolah tak ada hal mengerikan yang terjadi. “Waktu kekuatan kamu terdeteksi dari basemen kos-kosan, aku … Hardi, apa kamu mendengarkan?”

Bahkan Hardi tak mengidahkan fakta bahwa api dari pemantik yang dialiri kekuatan itu ternyata membuatnya terdeteksi. Ia sedang berusaha bangun dari mimpi buruk. Meski sebelumnya sudah diberitahu si cakram merah, ia tetap belum bisa menerima semua ini.

“Kenapa?” tanya Hardi setelah beberapa saat membisu. Suaranya begitu lirih.