Ken mengusap rambut dua anak kembarnya. Setelah mencium tangan sang ayah, si anak pertama langsung berlari cepat menuju pintu taman kanak-kanak, sementara si adik berjalan sangat santai, menengok kepada sang ayah, kemudian mengembangkan senyum tipis di bibirnya. Ken balas memberikan senyuman dan melambaikan tangannya.
“Enak ya jadi anak-anak, bebannya nggak ada,” gumam Ken, memandangi anak pertamanya yang tengah bersalaman dengan sang ibu guru di pintu masuk.
Lisa yang berdiri di sebelah Ken langsung terkekeh pelan. “Sejak punya anak, Mas ngomongnya selalu begitu. Kayak nggak ada omongan lain aja.”
“Emang kenyataannya gitu. Mereka itu nggak perlu mikirin bayar tagihan, nggak mikirin kerjaan, nggak mikirin bayar utang…”
Menghela napas panjang, Ken mendongak untuk menatap langit biru. Sebenarnya masih banyak hal-hal yang tak akan mungkin dipikirkan anak-anak sekecil itu. Menyelamatkan dunia misalnya.