Bab 4

Seperti biasa bunda Syaifa menggedor pintu kamar anak-anaknya untuk sholat malam berjamaah, ketika sampai dikamar putrinya, Faiza. ia terdiam sejenak. Sudah dua minggu lebih Faiza pergi yang katanya ingin berlibur ke china, tapi setelah suami dan putranya ke bandara melihat nama penumpang yang pergi ke China di hari itu, tak ada nama putrinya disana. Walau ketika di telusuri jasa antar jemput ada yang mengatakan pernah mengantarkan seorang gadis sendirian pergi kebandara yang akan berlibur keluar negri. Nyatanya ... dibandara tak ada nama putrinya walaupun sudah mengecek juga pesawat pribadi yang lepas landas disana. Tetap aja tak ada.

Hati seorang ibu akan resah jika mendapati salah satu anaknya tak ada di sampingnya. Perlahan ia membuka pintu kamar putrinya dan menyalakan lampu kamar. Ia melihat seorang gadis dengan sweter garis-garis dan celana jins pajang ., dipunggungnya masih menempel tas gunung lengkap sepatunya juga. Perlahan ia mendekat mengecek benarkah gadis itu Faiza? Dari dekat ia dengan jelas melihat kalau gadis itu benar-benar putrinya yang menghilang sudah dua Minggu, dan tiba-tiba muncul dikamarnya?., padahal ia masih ingat jika semua pintu dan jendela sudah ia kunci.

Yang lebih anehnya lagi ada beberapa daun kering yang menempel di sweter nya. Di tangan putrinya itu masih ada senter yang masih menyala. Seperti ia baru saja dari hutan.

Tanpa babibu ia berteriak menggelegar seantero rumah memanggil suami dan putranya. Dengan tergopoh-gopoh kedua pria beda usia itu masuk kemar Faiza.

''Ada apa yang?" Tanya David cemas.

''Tu..'' menunjuk ke kasur.

''Faiza? Kapan ia pulang? " tanya David heran.

''Tak tahu"

Arkan mendekat dan menggoncang tubuh Faiza dengan kasar.

''Za bangun. Hei bangun. '' terus menggoncangkan tubuh Faiza keras.

''Jangan bawa saya...tolong lepaskan saya...saya tak mau jadi ........'' igau Faiza ketakutan dan di akhir kalimat tak jelas.

''Bunda ayah maafin Iza karena tak mendengarkan larangan kalian" lirihnya terus mengigau.

Ketika Arkan menempelkan tangannya kakening Faiza ternyata ia demam dan yang paling aneh keadaan adiknya yang terbilang berantakan banyak daun kering yang menempel di sweter nya.

''Yah, bun, apa yang terjadi padanya? Kok berantakan gini? Kayak habis lari dikejar hantu dihutan, lihat! Ada beberapa goresan di bahunya"

Seperti yang di katakan Arkan, bahu kanan kiri Faiza ada beberapa goresan ranting pohon ketika ia berjalan dihutan karena minim nya pencahayaan dan kurang hati-hati.

''Entahlah, bunda juga gak tahu. Sebaiknya kalian keluar dan sholat tahajud duluan, biar bunda bersihin dan ganti bajunya Faiza.''

''Iya bun.''

''Hmmm.''

Saut keduanya dan meninggalkan kamar Faiza.

----@@@---

Sinar mentari menerobos masuk melalui jendela kamar Faiza, wajahnya yang kemerah-merahan karena demam yang menambah sensual walau agak pucat. Mata berbulu lentik mulai bergetar dan perlahan terbuka, mulai mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan penglihatan matanya. Melihat sekeliling dengan nuansa familiar, ini.....kamarnya. apa dia kembali ke kamarnya. ? Di rumahnya ? Jakarta? Indonesia?

Abaikan kelebaiyan Faiza, ia hanya terkejut dan heran. Seakan-akan apa yang terjadi di dua minggu ini hanyalah mimpi belaka. Semoga hanya mimpi, batinnya. Ketika ia mengangkat tangannya ia melihat sesuatu yang melekat di pergelangan tangannya dan jari manisnya, sebuah gelang giok bermahkotakan kelopak bunga begitu pula cincin dijarinya. Bentuk yang unik dan bagus. Ach..kapan ia memakainya? Padahal ketika ia keluar dari kediaman MR JUAN ia gak pakai dua benda ini? Sudahlah yang jelas ini barang bagus.

CEKLEEEK

''Oh kamu udah sadar Za, di kira kamu gak sadar selamanya" ucap Arkan masuk dengan nampan berisi semangkuk bubur ayam di atasnya.

''Kak Arkan? "

''Ck..baru menghilang dua minggu saja kamu lupa wajah kakakmu yang tampan mempesona ini..!''sambil menegakkan krah bajunya. Sepertinya kakaknya ini mo pergi kuliah.

''Bukaaa..n. begitu kak..tadi malam aku masih berada di hutan di China sana. Dan di kejar spikopat. Heran aja kok aku bisa disini?" Bingung Faiza.

''Kamu aja bingung apa lagi kakakmu yang kece badai ini. Hahaha.''

''Pede gilak. Tampan sich tampan tapi sayang gak punya gandengan"

''Situ apa udah punya.? Ngaca dong..!''

''Lokan tau dek. Kalau bunda ama ayah gak suka kalau kakakmu ini pacaran dulu. Kalau ketahuan bisa langsung dinikahkan"

''Iya shich , tapi..kak...''

''Sudah..habiskan buburnya dan turun. Ayah ama bunda mok ngomong ama lo" arkanpun keluar dari kamar Faiza.

''Nah begitu cerita nya...kalian boleh percaya apa tidak terserah. Yang penting Iza udah jujur sejujurnya.'' Faiza telah menceritakan semua pengalamannya dari ia dapat voucher liburan gratis ke china sampai ia berada di kamarnya sendiri secara ajaib minus tentang ciuman gila si Juan Shi.

''Sulit dipercaya cerita kamu itu, dek. Tapi..melihat kondisimu kemarin kayak beneran terjadi gitu..'' komen Arkan.

''Iya apa yang di katakan kakakmu itu. Apa mungkin yang membawamu itu sebangsa jin? Manamungkin ada orang bisa melakukan perjalanan waktu begitu..kalau di film ayah percaya aja..''tambah sang ayah. David.

''Tapi yah..bun..kak..beneran, apa yang Iza alami itu nyata..oh ya..Iza punya buktinya kok..sebentar iza ambilkan.'' Izapun berlari naik kekamarnya..lima menit ia kembali dengan tas gunungnya..dan mengeluarkan baju hanfu dan setumpuk set perhiasan yang Juan Shi berikan kepadanya.

''Nich..buktinya ..Iza gak boong..ini baju yang iza pakek terakhir kalinya disana dan ini semua perhiasan yang om om penculik itu kasih" jelas Iza menggebu-gebu.

''Ya ampuun. .ini semua emas bukan imitasi?"

''Kamu nyolong dimana za? ''

''Ini ... perhiasan kuno..kamu dapat dari mana ini..za..''

Tanya tiga orang itu beruntun.

''Yah..bun..bang..ini semua asli emas murni duapuluh delapan karat gak ada campurannya dan emas terbaik jaman dulu kalau dilelang di barang antik bisa miliaran satu setnya. Dan Faiza gak nyolong tapi dikasih ama om om penculik yang namanya Pangeran Tang Juan Shi. ''

''Emang si om penculik pengen apa ama kamu dek?" Tanya bunda Syaifa.

''Emm..emm..dia pengen iza...iza...ngelairin anaknya..bun" jawab iza takut-takut.

''APA!!!" Teriak ketiga orang yang mengelilingi iza.

''Yah..ini...gak bener yah..iza masih kecil udah jadi incaran mo dikawinin" keluh bunda dramatis.

''Dek..bener katamu..'??''

''Bener bang suer"

''Tapi hanya orang gak waras yang pengen kamu..haha..''

''Bang Arkan..!! Jangan ngetawaain Iza..itu bener! ! Iza..udah gak perawan lagi..''belum selesai omongan Iza sudah terpotong dengan teriakan semua penghuni rumah sampai jendela dekat mereka bergetar.

''APPAA!!!!"

'ach salah ngomongkan jadinya..' keluh Iza dalam hati.

''A..aa..pa..benar..kamu gak perawan, Iza? " tanya bunda syok.

''A..ii..ach maksud Iza yang..''

Belum selesai Iza selesai jawab bunda Syaifa pingsan, untung dekatnya ada ayah David yang langsung meraih tubuh bunda kepelukannya.

''Bunda!!"

''Yah bawa aja bunda kekamar, biar Iza arkan yang urus"

''Okey" Ayah Davidpun membopong bunda kekamarnya.

''Nah Faiza, sekarang bilang..beneran lo itu udah gak perawan lagi? Yang lakuin si penculik itu?"

''Kak, tadi tu omongan iza belum kelar..maksud gak perawan itu bibir iza ini lho..''sambil memonyongkan bibirnya.

''Najis.! Jijik gue"

''Ck bang..'' rengek Faiza manja.

''Eh kecebong. Tadi lo manggil kak kenapa manggil bang lagi?"

Sewot arkan.

''Ish..bang..kite ini orang jawa kw..jadi gak apalah manggil lo bang. Soalnya lo itu sama persis seperti abang-abang siomai" ledek Faiza jengkel dipanggil kecebong. Kalau dia kecebong berarti abangnya kodok kan?

''Dek" sekarang serius.

''Ya bang..''

''Kalau omongan lo bener, lo harus lebih hati-hati kemana lo pergi, harus ada yang jagain Lo, seperti bodyguard gitu. Mungkin tu penculik udah cari lo lagi. Kemungkinan dia akan sampai kesini secepatnya"

''Nah itu yang Iza pikirkan juga.. tapi ..Iza udah kelas tiga bang, kurang setahun lulus SMA. Jadi..Iza mok lanjut disini aja, gak mo pindah. Titik" Faiza tahu kalau kakaknya ingin ia pindah sekolah dan jauh dari ortunya.

''Kalau lo pengen tetep disini..lo harus ada yang jagain"

''Maksud lo bang?"

''Lo HARUS NIKAH"

''NOOOOO!!""