Third Person View
"D-Di mana ini?" ucap Yizreal yang membuka matanya secara perlahan
"Ouch... sakit sekali" lalu melihat ada sebuah tusukan yang masih berbekas, bahkan darah masih belum kering
Lalu Yizreal teringat dengan apa yang terjadi sebelumnya, ayahnya yang tewas di depan matanya dan ibunya yang di bawa menjadi budak
Seketika air matanya tidak dapat terbendung, dengan rasa sakit dan gerimis hujan menemaninya dengan teriakan kepedihan
Sesuatu yang tidak di inginkan pada umurnya yang masih di bilang sangat muda, di tinggal orang tuanya, di hianati oleh orang-orang desanya dan yang lebih parah dari itu adalah bangsawan yang sempat di kaguminya
Yizreal menangis selama setengah jam hingga tidak ada air mata yang keluar lagi, lalu dengan sisa kekuatannya dia mencoba berdiri dan melihat sekitar
Hutan lebat yang gelap, serta di tambah hujan gerimis
Tak peduli dengan bajunya yang basah maupun luka yang belum kering, Yizreal berjalan lurus tanpa memikirkan apapun
Bahkan semak belukar penuh duri pun di terobosnya, hawa dingin di tambah banyak darah yang hilang akibat tusukan menjadi teman dalam perjalanan yang tiada arti ini
Dengan langkah yang goyah, sempat beberapa kali Yizreal terjatuh akibat akar pohon atau sudah kehabisan tenaga hingga akhirnya dia terperosok daerah miring yang cukup dalam
Berguling beberapa kali, lumpur yang menutupi seluruh tubuh, lebam bahkan lukanya terbuka lagi
Dengan putus asa Yizreal kembali berdiri dan berjalan lagi
Dalam pikirannya, dia berharap pada dewa untuk segera di ambil nyawanya
Dan hampir satu jam berjalan dengan darah yang mengalir, wajah Yizreal sudah memucat, lalu harapannya di kabulkan
Di depannya terdapat sebuah jurang yang cukup besar, entah kenapa hawa dari jurang ini berbeda, seperti memberitahu agar semua makluk hidup menjauh dari tempat itu
"Kenapa hal ini terjadi padaku"
"Kenapa semua hal baik ini di renggut dariku"
Setelah mengatakan itu, tiba-tiba saja hujan deras terjadi, bahkan hampir menyamai badai
Petir kembali menggelegar di langit malam seolah membuat pertanda untuk dunia bahwa hal buruk akan terjadi
"Jika aku tak bersama mereka, untuk apa aku hidup"
Saat melihat kedalam jurang itu, sesuatu membuatnya melebarkan pandangannya
Sebuah mata reptil yang sangat besar terlihat, mata besar berwarna kuning keemasan memancarkan cahayanya
Seolah hidup, mata itu berkedip beberapa kali dan melihat Yizreal yang berada di atas jurang lalu menghilang
"Jika dewa memberikan takdir ini maka.... aku tak keberatan menjual jiwa ini pada iblis untuk memutuskannya" dengan sedikit senyuman
Dengan segenap tanaga yang tersisa, Yizreal melompat kedalam jurang yang misterius itu dan terdengar petir kembali menggelegar dengan sangat kuat
Di saat yang sama, sebuah ruangan dengan meja melingkar yang cukup besar, di sana terdapat lima orang yang sudah duduk
"Entah kenapa badai malam ini terasa berbeda?" ucap orang yang berpakaian mewah, beberapa sudut pakaiannya juga terhiasi dari emas dan di kepalanya sebuah mahkota indah dengan hiasan batu-batu permata
"Maaf yang mulia, tapi aliran Mana dan energi alam seperti sedang mengamuk, saya dapat merasakan kedua energi ini saling beradu" seorang pria tua dengan rambut dan janggut yang cukup panjang berwarna putih
"Bukan hanya itu saja, saya mendengar kalau kuda-kuda dalam kandang juga bertingkah aneh" kali ini seorang pria muda dengan rambut kecoklatan berbicara
Pria ini memakai baju zirah merah dengan beberapa hiasan berwarna orange, membuat sebuah kesan membara serta sebilah pedang di pinggangnya
"Itu benar, kuda-kuda di dalam kandang seperti ketakutan akan sesuatu" kali ini suara wanita dari salah satu kelima orang yang ada
Wanita ini juga mengenakan baju zirahnya, tapi dengan warna putih kebiruan yang terlihat anggun, dan sebuah pedang ramping yang di sebut rapier ada di pinggangnya
"Bagaimana menurutmu?" kali ini pria bermahkota itu bertanya pada satu-satunya orang yang masih diam
"Menurut saya ini hal yang tak bisa kita biarkan, tapi di satu sisi kita juga tidak dapat berbuat apa-apa" balas pria yang menggukanan pakaian yang tidak terlalu mewah
"Hm... kalau begitu, suruh para prajurit untuk bersiaga, dan sebar mata-mata kita untuk mencari tau"
" " Siap, Yang mulia" " ucap mereka bersama
Kali ini di hutan yang rimbun dan hijau, pohon-pohon besar tumbuh dengan suburnya, tapi di sana ada sebuah pohon yang tumbuh lebih besar dari yang lainnya, bahkan ukurannya mencapai dua kali lipat bahkan lebih dari pohon di sekitarnya
Di puncak pohon raksasa itu, masih terdapat sebuah pohon yang cukup rimbun berdaun putih, dan di bawahnya terdapat belasan orang yang duduk tapi ada satu yang memiliki tempat yang lebih tinggi dari yang lainnya
Walaupun suasana malam itu sedang badai yang dahsyat, tapi ada sebuah pelindung kuno yang membuat sebuah kubah untuk menahan hawa panas atau dingin, bahkan air hujan sekalipun
Mereka semua memiliki wajah yang tampan dan cantik, tapi ada juga yang terlihat berkeriput, tapi ada hal yang menonjol dan setiap orang di sana memilikinya, yaitu daun telinga yang lancip
Ekspresi serius nampak di wajah mereka, tapi saat salah satu orang yang paling tua di sana membacakan sebuah gulungan, ketegangan mereka semua semakin bertambah
"Paduka, gulungan ini muncul beberapa saat sebelum badai ini berlagsung di bawah pohon kehidupan, jadi ini adalah sebuah pertanda"
"Tolong tetua bacakan, apa yang di ramalkan pohon kehidupan" kata orang yang duduk di kursi paling tinggi
"Baiklah, 'Di saat badai bergelora, seorang anak yang telah kehilangan semua berjalan dengan putus asa menuju kegelapan yang paling pekat, di mana semua yang hidup dapat binasa dan semua yang abadi dapat tewas, seorang anak yang membawa hidup dan mati dunia, yang bahkan semua makluk abadi membencinya, sang iblis 'Mahesvara' "
Setelah selesai membaca, tiba-tiba gulungan itu terbakar dengan api merah kehitaman
Sontak saja, tetua itu melemparkan gulungan yang di bawanya, dan hanya hitungan detik gulungan itu sudah tak bersisa
"Kalian sudah mendengar ramalan itu, dan kita semua juga merasakan kalau para roh juga ketakutan, sampai muncul ramalan baik selanjutnya, aku sebagai raja para elf memerintahkan untuk bersiaga"
" " "Di mengerti " " "
Di malam itu, malam di mana dunia harus di guncangkan dengan sebuah ramalan yang meresahkan
Semua kerajaan besar maupun kecil menjadir resah karena semua peramal, orang suci, dan penyihir merasakan hal sama, bahkan ras selain manusia juga memiliki pendapat yang sama
Di mana ada seorang anak yang telah putus asa menukar jiwanya pada makluk yang paling di takuti para dewa
Dimana makluk abadi bisa binasa, sebuah nama yang menjadi terlarang malam itu juga
Perlahan mata Yizreal terbuka dan melihat langit-langit yang penuh batu, setelah beberapa saat dia teringat bahwa dirinya melompat kedalam jurang
Tapi yang lebih mengejutkannya lagi, rasa sakit karena tertusuk pedang telah menghilang dan saat dia melihat perutnya, hanya tertinggal bekas saja
"Jadi Kau sudah sadar?"
Mendengar seseorang berbicara padanya, sontak saja Yizreal berdiri dan melihat sekitar
Yizreal baru menyadari kalau tempat sekitarnya adalah goa yang sangat luas, terlihat sebuah lubang yang sepertinya satu-satunya jalan
Tapi saat dia membalikkan badannya, terlihat seorang pemuda berpakaian serba hitam, serta jubah nya yang sudah penuh dengan robekan
Pemuda itu duduk di singgahsana batu tanpa ukiran apapun, namun tak jauh dari sana ada sebuah pedang besar menancap di sana
Pedang besar itu terihat normal, tapi di bilahnya terukir tulisan yang tidak di ketahui
"Kemarilah anak muda" ucapnya sekali lagi
Jadi mau tak mau Yizreal mendekati pemuda itu, walaupun dalam benaknya ada banyak pertanyaan
Perlahan wajah pemuda itu terlihat dengan jelas, wajah seorang pemuda berumur 20 tahunan, rambut hitam dengan mata hitam seolah pemuda itu adalah kegelapan
"S-si-siapa anda, dan kenapa saya ada di tempat ini?" tanya Yizreal dengan ragu
"Siapa aku... hm, ini rumit jadi kita lewati saja, untuk tempat ini seperti yang kau lihat, hanya goa"
"Tapi, bukannya saya sedang melompat dari atas jurang?"
"Oh... kalau itu, pas kau tak sadarkan diri saat terjun, aku menangkapmu lalu ku bawa ke sini" balasnya dengan santai
"Apa anda juga yang menyembuhkan saya?"
"Kau kira yang menyembuhkanmu itu batu" jawabnya dengan sedikit jengkel
Dan akhirnya Yizreal bertanya ada yang telah di simpan dalam benaknya semua, walau terdapat balasan yang tidak di mengertinya saat ini, tapi ada satu hal yang Yizreal tangkap, ekspresi pemuda di depannya ini sangat datar, walau dia tampan
"Kalau begitu apakah anda Iblis?" itu sebuah pertanyaan yang benar-benar mengganggu benaknya
"Kamu tak sepenuhnya benar dan juga tidak salah"
"Apa maksudnya?" dengan memiringkan kepalanya
"Itu adalah hal yang rumit, tapi 'mereka' memanggiku monster"
"Saya masih tidak paham" lalu duduk di tempat
"Kau akan paham pada waktunya, ngomong-ngomong aku mendengar permohonanmu saat akan melompat tadi"
Perkataan pemuda itu membuat Yizreal menegang beberapa saat, tapi sebuah tekad tercermin di matanya
"Itu benar, Aku akan memberikan jiwaku asal bisa merubah takdir ini" dengan keseriusan di setiap katanya
"Aneh, kalau begitu aku menawarkan sesuatu yang lebih baik, menyenangkan dan.... memuaskan dendammu"
"!!!"
"Aku akan melatihmu, dan saat aku melihat ingatanmu, ada akademi yang ingin kau masuki, apa aku salah?" dengan menatap tajam kearah Yizreal
"Itu benar, aku ingin memasuki akademi itu dan membanggakan orang tua ku, tapi..." perkataan Yizreal terputus saat kembali teringat kedua orang tuanya
"Tapi, bangsawan tak tau diri itu mulai merusak semuanya, apa yang ku miliki, apa yang ku harapkan"
"Aku... akan membalas semua perbuatannya, baik itu bangsawan atau orang-orang desa"
"Baik-baik... jadi kalau tak salah kau saat ini berusia 10 tahun bukan?" lalu berjalan menuju pedang besar yang tertancap
"Iya"
"Aku akan melatihmu dari hari ini sampai lima tahun kedepan" menarik pedang besar itu dan berjalan kearah Yizreal yang masih terduduk
"Aku akan mengajarimu semua yang kau perlukan, baik itu cara bertahan hidup maupun teknik serta sihir" menancapkan pedang besar itu di sebelahnya
"Akan ku buat musuh-musuhmu gentar hanya karena namamu"
Seolah melihat adanya harapan, Yizreal sangat senang bahkan sujud dan mengucapkan terima kasih berkali-kali
"Kau dapat memanggilku 'Guru', dan ku ucapkan..... selamat datang di neraka" dengan seringai yang menakutkan