Boston, Musim Semi 2012
Di bawah langit musim semi yang menaungi Kota Boston, tetumbuhan yang meringkuk kedinginan di sepanjang jalan dan taman selama musim dingin mulai berani membuka diri berkat belaian hangat sinar mentari. Bunga-bunga kembali tersenyum dengan indahnya, kawanan burung kembali bernyanyi ria turut menyemaikan semangat musim semi pada para penghuni Kota Boston .
Keindahan musim semi tidak berhenti sampai di situ saja. Di salah satu sudut dari kota itu, keindahan musim semi pun turut menjadi saksi bagi cinta yang bersemi dengan kuatnya di antara kedua mempelai yang tengah bersiap melangsungkan prosesi pemberkatan perkawinan di Our Lady of Good Voyage Church.
Sang mempelai perempuan mulai muncul di pintu utama gereja, berjalan berdampingan dengan Hans menuju altar. Mempelai perempuan tampak anggun mengenakan off shoulders dress berwarna putih semata kaki dengan desain sederhana namun terkesan elegan. Rambut hitam pendek yang dibiarkan jatuh tergerai menutupi leher ditambah dengan riasan natural dan sapuan gincu berwarna merah muda mejadikannya tampak sangat memesona. Sementara Hans di sebelahnya tampak lebih dewasa dari usianya berkat mengenakan kemeja putih yang dibalut setelan jas bermotif kotak-kotak tipis berwarna abu-abu dengan dasi berwarna cokelat yang melingkar di lehernya.
Keadaan di dalam gereja yang cukup besar itu tampak begitu sepi. Tidak ada keluarga inti, tidak ada kerabat dekat. Hanya ada beberapa tamu undangan yang menghadiri prosesi tersebut, yang merupakan teman dekat dari kedua mempelai dan dapat dihitung dengan jari. Tidak ada pengiring pengantin ataupun flower girl yang mengekor di belakang mereka. Iringan paduan suara pun tidak ada, hanya ada sepasang penyanyi laki-laki dan perempuan serta pianis yang sekarang tengah mengiringi perjalanan sang mempelai menuju altar dengan lagu 'Here Come The Bride'.
Saat setengah perjalanan menuju altar, terdengar seruan nyaring dari seorang bayi laki-laki berusia satu tahun yang berada dalam dekapan laki-laki muda berjas biru langit dari sisi bangku kiri, "Mama!" yang diikuti dengan cengiran lucu bibir mungilnya.
"Ssst, Kevin," Louis mendekap Kevin sedikit lebih erat takut membuat suasana menjadi gaduh karena kini beberapa pasang mata di dalam ruangan ini memandang bayi itu. Edgar yang berdiri di samping Louis semakin merapatkan diri pada Louis untuk meredam suara Kevin. Sama seperti sebagian besar tamu undangan yang hadir, Hana dan Hans pun ikut mengalihkan pandangan mereka dan tersenyum penuh kasih sayang pada Kevin, malaikat kecil mereka.
Sementara itu, di altar sudah berdiri seorang pastor yang akan menerimakan pemberkatan atas pernikahan kedua mempelai tersebut dan sang mempelai laki-laki yang tampak memesona. Mempelai laki-laki itu tampak begitu dewasa dan berwibawa dengan kemeja berwarna putih yang dibalut jas berwarna hitam yang kontras. Dasi berwarna hitam senada yang bertengger manis di lehernya serta bros berbentuk menyerupai pegas perak yang hinggap di dada kirinya membuatnya tampak semakin serasi dengan sang mempelai perempuan. Ditambah lagi dengan rambut hitam model undercut messy yang membingkai wajahnya semakin meningkatkan kadar ketampanannya. Dari kejauhan Kenneth tidak dapat menahan ekspresi kekagumannya saat melihat sosok perempuan yang sebentar lagi akan menjadi istrinya yang sah secara agama.
Tepat sepuluh hari sejak hari pertama musim semi tahun ini pernikahan antara Hana Amelia – kakak kandung Hans – dengan kekasihnya, Kenneth Anthony. Pasangan kekasih yang sudah hidup bersama selama hampir tiga tahun tersebut akhirnya di tahun 2012 ini dapat meresmikan cinta mereka di hadapan Tuhan.
"I, Kenneth Anthony, take you, Hana Amelia, to be my wife. I promise to be true to you in good times and in bad, in sickness and in health. I will love you and honor you all the days of my life," Kenneth mengucap janji pernikahannya sambil menatap kedua mata Hana dengan lancar dan penuh kesungguhan.
"I, Hana Amelia, take you, Kenneth Anthony, to be my husband. I promise to be true to you in good times and in bad, in sickness and in health. I will love you and honor you all the days of my life," kini giliran Hana yang mengucapkan janji pernikahan dengan sama seriusnya.
Setelah keduanya mengikrarkan kaul di hadapan Tuhan, pastor, dan semua yang hadir di dalam ruangan itu, Hans merogoh saku dari balik jasnya, mengeluarkan sebuah kotak beludru kecil berwarna merah yang terdapat sepasang cincin emas polos di dalamnya. Kenneth mengambil salah satu cincin yang berukuran lebih kecil yang kemudian memakaikannya di jari manis Hana dengan lembut. Setelahnya, Hana melakukan hal yang sama terhadap Kenneth. Selesai prosesi tukar cincin tersebut Kenneth menarik tubuh Hana untuk lebih merapat ke tubuhnya, kemudian memposisikan kepalanya supaya dapat mencium kening istrinya dengan penuh kasih sayang. Bibirnya kini beralih dari kening menuju bibir merah muda dan berisi milik Hana. Tubuh mereka semakin merapat, Kenneth memeluk erat pinggang Hana sementara kedua lengan Hana mulai melingkar di leher suaminya. Semula, hanya berupa kecupan lembut, namun kini sudah berubah menjadi ciuman yang lebih intens dari sebelumnya.
"Ehm," Hans yang sejak prosesi tukar cincin berlangsung berdiri di antara mereka berdua sengaja berdeham dengan cukup keras. Ia berhasil menghentikan tontonan gratis yang sama sekali tidak ingin ia saksikan kelanjutannya. Kenneth dan Hana melepaskan kedua lengan mereka yang saling bertaut, memandang Hans menunjukkan ekspresi malu-malu.
"Jaga sikap kalian, ini masih di rumah Tuhan," ucap Hans dengan ekspresi cuek khasnya. Kenneth dan Hana tertawa kecil mendengar ucapan Hans.
Karena tidak ada resepsi pernikahan, selesai pemberkatan langsung dilanjutkan dengan sesi ramah-tamah dan foto bersama, karena memang tidak begitu banyak tamu undangan yang hadir.
"Mama! Papa!" dari kejauhan Edgar dan Louis dengan Kevin yang ada dalam dekapannya menghampiri mereka bertiga.
"Makasih ya udah njagain Kevin," ucap Hana kemudian mengambil alih Kevin ke dekapannya. Louis hanya tersenyum
"Happy Wedding bro and sist!" ucap Edgar antusias, ia bergantian menyalami pasangan suami-istri baru itu dengan senyum yang terus menghiasi wajah tampannya.
"Selamat ya, kak!" Louis pun menyusul turut memberikan ucapan pada pasangan baru yang tengah berbahagia itu.
"Eh ayok foto bareng. Jarang-jarang kan kalian bisa foto bareng princess begini," ajak Hana dengan semangat. Kakak perempuan Hans ini memang lebih ceria dan suka bercanda dibandingkan dirinya yang lebih suka bersikap dingin dan cuek. Mereka akhirnya mengambil foto beberapa kali dengan gaya yang berbeda-beda.
Hari ini musim semi terasa lebih membahagiakan dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Senyum, tawa, dan canda menghiasi sepanjang hari menyemaikan kasih sayang dan kebahagaian yang berseri. Hangatnya cinta di musim semi telah bersemi di masing-masing diri mereka. Setidaknya untuk hari ini.