-
-
-
Ruangan kamar itu masih terlihat berantakan, namun di luar kamar dede cahaya matahari sudah terlihat sinarnya pagi itu.
Tak di sangka dede terbangun dari tidurnya .. terdengar salam di depan rumahnya..
Assalamualaikum..kk.
salam terus terucap namun tak ada yang menjawabnya, tak lain sahabat karibnya di pramuka namanya…
Munira
Mata itu terbuka perlahan-lahan dengan badan mengikuti alur jauh dari bantal yang menjadi teman tidurnya itu..
waalaikumsalam wr.wb.
Dede.. dede.. ???
panggilan itu terdengar dari arah pintu depan rumahnya…
aku membukakan pintu kamarku dengan raut wajah yang masih terlihat sangat mengantuk..
ya ampun ko masih tidur dede.., hanya senyum yang ku berikan pada sahabatku itu, dirinya masi berdiri di hadapanku, ayo masuk kita di kamar saja dulu, ungkapku.
Jam berapa kita ke buper bukanya hari ini kita kemah…
oh.., iya aku lupa kalau kita kemah hari ini, tapi hari ini juga aku ada pengurusan pendaftaran unntuk ujian skripsiku kawan, bagaimana nie semuanya jadi kacau sekarang ini, ungkapku. Begini saja kamu mandi dulu dan kita temui pamong setelah itu kumpulkan peserta dan rapatkan anggota untuk kegiatan selanjutnya sisanya aku yang atur kawan bagaimana pendapatku kamu setuju.., ungkap mira.
Ok aku akan ikuti saran mu itu dengan baik kawan.
Aku siap !! bisakah kita pergi sekarang, kita temui pamong terlebih dahulu, setelah urusan kemahnya selesai kita bisa melakukan tugas kita masing-masing, kamu pergi ke rumah sakit, aku ke kampus. Dalam perjalanan dede dan mira saling memberi pendapat , namun di lokasih nasib mempermainkan mereka apa yang mereka bicara sepanjang jalan tidak sesuai dengan tahap rencana mereka,
Bundaaaaaaaa… panggilan dari beberapa anak-anak siaga kecil itu, dengan seragam pramuka lengkap mereka.
Bunda kami menunggu bunda dari tadi kami membawakan semua yang bunda minta, ungkap salah seorang anak siaga tersebut., dede tersenyum dengan kepolosan mereka dan memandang mira, bagaimana kawan kita temui pamong dulu, baiklah kita temui pamong terlebih dahulu, kita dengarkan perintah pamong setelah itu kita jalankan poin pertama yakni dirikan tenda. Fikx. Ungkap kami berdua.
Kediaman rumdis lanal tual, kapten siswanto.
Assalamualaikum waarrohmatullahi wabbarkathu.
Salam terbalaskan, waalaikumsalam warrohmatullahi wabbarkathu..
sosok lelaki berbaju putih membuka pintu rumahnya degan poster tubuh yang kokoh, dengan sedikit berumur lanjut sekitar 60 sampai 70 tahun ke atas.
Ijin kakak kita mau bicara soal perkemahan, kita belum berbicara pamong malah bertanya mengenai kemahnya dan kami menerima perintah.
Kemah nya kapan mau di langsungkan dhe.., ungkap pamong itu. senyum terlihat di antara kami berdua yang sedang duduk berhadapan dengan pamong ini, siap hari ini kakak.
baik langsungkan kegiatannya, persiapkan apa yang mau di gunakan, sebab komandan ingin mengikuti kegiatan ini, jadi kakak harap kegiatannya berjalan dengan mudah, apakah makanan sudah di siapkan, jam berapakah tenda akan didirikan ?? dimana jadwal kegiatan dan perangkat upacara yang perlu di latihkan tolong di berikan kepada saya secepatnya soreh ini ungkap pamong siswanto. siap di laksanakan. Ungkapku dengan mira serentak.
Baiklah kak, kami pamit pergi terlebih dahulu, rencana kami berdua tadi berubah sebab di lokasih buper sudah ada peserta kemah di sana yakni anak-anak siaga, kita tidak bisa pergi begitu saja sebab mereka berada di buper sekarang ini jika kita pergi bagaimana dengan anak-anak siaga ini. Ungkapku kepada mira, bagaimana jika kita menyuruh mereka kembali ke rumah terlebih dahulu setelah itu baru kita kembali ke tujuan kita tadi. ungkap mira kepadaku, ide yang menarik juga dengan begitu aku tidak harus menunda pendaftaran ujian skripsiku kawan, namun barang-barang mereka bawah kita harus tempatkan di mana sehingga mereka tidak membawanya bolak balik rumah mereka, dede.. ungkap mira kepada ku. Itu mudah saja kawan kita tempatkan secretariat saka saja yang baru itu, disitu tempatnya aman aku memegang kunci bangunan itu,jadi kita tidak perlu khawir tentang kehilangan barang-barang peserta ini. Kawan ungkapku kepada mira.
Senyum serentak terlihat oleh mereka berdua.
Baiklah anak-anak kalian bisa pulang di rumah dan istirahat terlebih dahulu, soreh jam 04.00 wit, kalian boleh kembali sebab bunda ada urusan studi hari ini, bisakah kalian melakukan apa yang bunda sampaikan ??
apakah kalian paham maksud bunda ??
Siap paham bunda..!!!
Baiklah bubar jalan !!!
Aku duluan –aku duluan sentuhan tangan mereka membuatku merasa senang betapa banyak cinta yang di berikan anak-anak ini kepadaku dan sahabatku mira, kami berpisah mira menuju kerumah sakit untuk bekerja dan aku menuju kampus untuk mengambil formulir pendaftaran skripsiku.
Ojek..!!
Langkahku mendekati kendaraan itu dan berlaju menuju kampus, waktu 09.30 wit, setengan sepuluh lewat, pandanganku terus melihat keindahan kota pagi itu, sepanjang jalan banyaknya pohon yang besar, kendaran roda dua dan roda empat berada di depan dan belakang kendaraan yang ku duduki ini, tibalah aku di pasar langgur sebab kendaraan ojek ku duduki tadi berhenti di jalan kompleks un masih wilayah kota tual. Sedangkan aku menaiki kendaraan roda empat menuju pasar langgur yang ku naiki tadi, dan berganti kendaraan menuju kampusku, perjalanan yang cukup melelahkan namun mau dikata seperti apa ini demi cita-cita dan hidupku aku tak mungkin menyianyiakan masa depanku yang ku mulai sejak awal maka akan ku akhiri juga jalanku dalam jenjang sarjana ku ini.
Bangunan masih sama yang sering ku lihat dengan sudut dua ruangan yang saling berhadapan, di depan bangunan itu terdapat pohon, tanaman bunga, taman belajar navigasi, nuansa kampus saat itu terlihat sunyi kurangnya mahasiswa berada di kampus sebab, sudah selesai semester berjalan, sudah waktunya sebagian mahasiwa berlibur namun bagi kami mahasiswa penulis skripsi tak ada kata libur bagi kami demi tercapainya wisudah maka kami harus terus ke kampus.
Tok-tok-tok-tok..
Selamat siang bu..??
Ruangan itu di penuhi dosen dari beberapa meja mereka termasuk dosen pembimbingku pak joni dobo, dari pandangan mataku yang terlihat oleh ruangan dengan ukuran segi empat yang cukup besar sehingga semua orang bisa berada di dalamnya dengan jumlah yang banyak, terdapat alat elektronik di dalam ruangan itu dengan banyak berkas dan peralatan lainnya,
Aku masih berdiri di depan ruangan itu seorang wanita berumur 40 tahun menyapaku, apa yang kamu lihat dede ayo duduk, wanita itu tak lain ibu sek yang ku tunggu sejak kemarin untuk memberikan formulir pendaftaran skripsiku, aku duduk tepat di depan computer yang sedang di oprasikan oleh ibu sek untuk meprint berkas formulir pendaftaran ujian skripsiku.
Dede ini formulirnya temui pembimbingmu untuk persetujuan tanda tangan ujianmu dan temui beberapa pembimbing kemudian daftarkan dirimu di akademik untuk ujian skripsi.
Arahan ku dengarkan, berkas ku ambil, langkahku menuju dosen pembimbing yang berada di gedung navigasi tempat praktek renang selam dan penelitian bagi peneliti lainnya.
Sehari penuh aku hanya mendapat tiga tanda tangan dari dosen pembimbing 1dan 2 dan kajur ku temui beliau di ruangan kajur di akademi dan Alhamdulillah aku mendapatkan tanda tangannya semua undangan untuk ujian skripsiku, aku ingin memberikan undangannya kepada dosen yang hadir pada ujian skripsiku hari selasa paginya itu. Tapi waktu telah beranjak jam 04.00 wit soreh, tak terasa waktu berjalan begitu cepat dosen yang ingin ku beriakan undanganyapun sudah kembali ke rumah, aku hanya memberikannya kepada kajur, dan pak dir, namun pak joni dan ibu yeni yang belum ku temui.
Waktu menunjukan soreh sedangkan aku hampir lupa bahwa anak-anak siaga yang ku janjikan untuk kembali soreh di lokasih buper mungkin sudah ada, dan aku tak tahu apakah mira sudah ada di lokasih menemani mereka atau belum. Rasa risau ku terhadap anak-anak yang ku tinggalkan di buper entah siapa yang memperhatikan mereka, dengan segerah aku kembali, aku mengikuti jalan raya tempat biasanya aku menunggu transportasi untuk pulang, tak lama kendaran roda empat itu telah datang aku menaiki kendaranaan demi kendaraan berganti agar dengan cepat sampai ke buper karena kerisauanku terhadap anak-anak ini. Namun yang ku hawatirkan ternyata tidak nyata, dan yang kulihat adik-adikku sudah berada di buper, namun dengan serentak langkahku terjatuh dan mendengar suara dari berjauhan,.. bunnnndaaaaa… bunnnddaaaaa… suara anak-anak yang berlari bersama-sama mendekatiku dan memelukku, hari itu semua kecapeanku terpenuhi dengan senyum mereka, masalahkupun hilang, apa yang ku risaukan selama perjalanan ku dari kampus sampai datang di lokasih buper ternyata mira sudah mendahului aku di lokasih kegiatan ini.
Langkahku mengikuti alur pandangan mataku kepada beberapa adik-adik yang sudah hadir sejak keberadaan mira beberapa waktu yang lalu, serentak pandangan mengarah padaku.
Kapan kamu datang kawan, maaf aku terlambat sedikit sebab masih banyak yang ku urus di kampus tadi kawan, ungkapku pada mira sahabatku. Tak apa kawan, aku juga baru sampai juga sebab aku dari tempat kerja, aku hanya seet siang dan langsung kemari, ungkap mira.
Baguslah aku kira kamu belum sempat datang sebab ku khawtirkan anak-anak siaga ini sebab takutnya mereka berkeliaran di lokasih lanal tanpa ada yang mengontrol mereka di sana.
Tenanglah kawan mereka juga baru saja berada di lokasih tak lama kamu datang ini ngkap mira kepadaku.
***
Waktu menunjukan 05.50 wit, stengah enam lewat, mira perlengkapan tenda belum berdiri, besok atau sekarang yang mesti kita potong, dalam percakapn kami tak lama beberapa senior laki-laki hadir dengan menyapaku selamat soreh kak, aku terkejut melihat mereka..
Bagaimana kalian tahu kami ada di sini, salah seorang adik meenjawab pertanyaanku.. jelaslah ka, kami tahu sebab kami punya ikatan khusus dengan kk, setiap kemah kk selalu menyembunyikan kehadiran kegiatannya, sekarang kk lebih tertutup dalam setiap kemah ungkap iwan kabalmay.. aku hanya tersenyum dengan uangkapan mereka kepadaku, di lain sisi semua orang berdiri menatap percakapan kami salah seorang anak siaga berteriak dari arah pohon bamboo di sekitaran buper itu.. buuunnddaaa, mau di letakan di mana bambunya bund.. senyum yang ku berikan, langkahkupun turun menemui teriakan itu dan tak ku hiraukan iwan teman-temannya yang berdiri di hadapanku itu, sosok adik mengambil parang dari tanganku dengan segerah melangkah menemui anak-anak siaga yang sedang berteriak itu. Tak lain adik iwan..
Kak biarkan kami yang memotongnya kakak duduk saja dulu.
Pandanganku terus melihat langkah mereka menemui anak-anak siaga itu dan membantu mereka, pandanganku terus mentap mereka namun hatiku begitu bahagia bercampur sedih dapat melihat anak-anak, adik-adik yang ku cintai meskipun aku marah kepada mereka tapi mereka tak pernah meninggalkan aku, dalam setiap kemah diadakan sekalipun,butiran air itu menetes keluar dari mataku, seseorang melihat tetesan embun kecil itu dengan segerah menghapusnya, tanpa ku sadari salah seorang adik lelaki menghapusnya dari pipihku, aku terkejut.
Kakak kenapa ?? Tanya adik itu.
Aku hanya tersenyum melihat adik itu, serta menggelengkan kepalaku.
Kakak bambunya mau di bagi berapa tenda kak..?? ungkap iwan.
Pikiranku mulai tak terarah sebab keharuan rindu akan kemah bersama mereka, kamu bagikan sesuai tenda, sebab tendanya ada delapan tenda jadi, di bagiakan rangkanya berdasarkan tendanya.
Kegiatan pemotonganrangka tenda sudah selesai dan soreh serta malam itupun tendanya ku dirikan bersama beberapa adik-adik seniornya disana dan anak-anak siaga itu..
Siaga di persiapkan untuk solat magrib dan isya, adik Hilda membuatkan makan malam untuk mereka, mira mengantar mereka untuk solat dan aku mengurusi tenda untuk digunakan berkemah, serta beristirahat malam hari.
Hilda.. ?? tolong buatkna minuman hangat untuk teman-temanmu dhe.. ?? ungkap ku kepada Hilda.
Kalian ingin minuman apa, sebab di sini hanya ada kopi moka saja, minum kopi saja bisa ?? ungkap Hilda..
Ungkap iwan, buatkan apa saja yang ada di situ.
Baiklah tunggu sebentar. Ungkap Hilda.
Soreh menjelang malam berjalan, serta percakapan mulai berjalan diantara kami bersama.
***
di depan mereka dede duduk berhadapan dengan mendengarkan canda dan tawa mereka, namun lamunanya mengarah ke dias yang masih di dalam hati kecilnya sana yang hanya dirinya yang tahu perasaan rindu akan sosok lelaki yang pernah menjadi bagian tawa dan sedih, serta saudara yang di ikat oleh dias sebagai saudara kandungnya sendiri. Dirinya mengenang kenangan yang telah beralalu dengan sangat jauh, tapi dia tak sanggup menggapainya lagi, kenangan itu hanya kenangan dan akan tetap menjadi memori, di lain sisik dirinya dikejutkan oleh mira dengan menyentuh bahunya..
apa yang kamu pikirkan dede.?? Ungkap mira.
Seperti biasa senyum itu yang di tunjukan, tak apa kawan??
Dengan serentak mira menebak, kamu merindukan dias lagi ya..??
Mata dede terkejut mendengar ucapan itu, dan dede tertangkap basah oleh mira akan perasaan cinta yang dia punya pada dias namun tak terbalaskan.
Haluan berbalik mereka berdua saling berpelukan, dengan serentak dede meneteskan airmatanya.
Kamu benar aku merindukan dias dan aku tak bisa berbohong mengenai perasaanku kepadamu, namun aku tak bisa membiarkan perasaan ini terus mengusikku, sebab dias tak mungkin menyukaiku kawan, aku tahu itu..
itu tak mungkin terjadi, kita berbeda, aku malu pada diriku kenapa aku bisa jatuh cinta padanya kawan.
Mira hanya mendengarkan semua keluhan isi hantinya dede, tanpa mengeluh, apa yang di rasakan dede terhadap dias itu merupakan rasa dua insan yang berbeda jenis kelamin, namun itu wajar di rasakan dede kepada dias sebab mereka hanya mahluk lemah yang memiliki perasaan cinta selain malaikat yang tak memiliki perasaan itu.
Dede kamu percaya sama takdir, jika cintamu tak terbalaskan akan ada orang lain yang mencintaimu melebihi kamu mencintai dias, jika dias mencintaimu suatu saat dia akan mengatakan semua yang ada di hatinya untukmu, ok ungkap mira kepada dede.
Jangan sedih masih banyak lelaki di luar sana untukmu, yang mencintaimu lebih dari dias dan bisa membuatmu bahagia, kawan.
Sekarng waktu makan malam, apa kamu masih berdiam diri sedangkan anak-anak sana menunggumu untuk makan bersama. Ungkap mira.
Dede menghapus airmatanya, dengan di awali senyum serta langkah pertamanya menemui anak-anak itu.
Duduk siap grak..??
Gerakan di ikuti dengan melipat kaki mereka berbentuk silang, dengan tangan masing-masing di letakan di atas paha mereka masing-masing, berdoa….aaa…aa.. mulai!!
Kepala di tundukan, di naikkan.
Selamat makan.
Selamat makan kak, dengan serentak suara di berikan.
Dede menunggu mereka menikmati makan malam mereka, serta beristirahat sejenak karena kelelahan seharian bekerja, dan menikmati malam yang di penuhi dengan banyak bintang di langit serta cahaya bulan yang terus menerangkan malam yang sunyi itu.
***
Makan malam selesai, siaga istirahat dan aku juga ikut istirahat, lebih awal semalam, tak ku ketahui sebagian senior sudah datang semalam dan mereka ikut menginap di buper.
Matahari menunjukan sinarnya namun mataku masih tertutup, di dalam hamook yang ku gunakan untuk istirahat, seseorang melempariku dengan batu sangat besar, serta mengenai hemook yang dede gunakan, aku terbangun dengan suara dari anak siaga datang menyentuhku, bundaaa.. bunndaaa.. bangun aku lapar bundaa..
mataku dengan sekejab terbuka dengan melihat anak itu, senyum ku berikan padanya.
Baiklah..
Pandanganku mengarak ke depan tenda yang kulihat dias sedang berdiri disana, melihatku terbangun dari tidurku, aku terkejut.. orang ini kapan sampai di buper ini,ungkapku dalam hati.
Pandanganya menatap dede namun dede tak hiraukan tatapan itu sedikitpun, tanpa berbicara atau menyapanya, dede melewati dias yang sedang berdiri menatapnya berjalan sambil memeluk anak siaga itu..
Yang lainnya di mana dhe..
di sana bunda jawab anak siaga itu.
Pagi itu peserta siaga di kumpulkan, untuk persiapan sarapan pagi.
Mira dimana, tanyaku pada Hilda.
Kakak mira ada tugas hari ini di rumah sakit ungkap Hilda.
Baiklah, jadwalnya di mana.. ??
***
Prok.. prok,… prok,.. prok.., sosok lelaki paruh baya berjalan mengarah ketempat dede sedang berdiri, langkahnya terus mendekati dede, sosok lelaki itu tak lain kak sofyan pamong saka bahari mereka.
Saka bahari merupakan sebuah organisasi yang di bangun di angkatan laut untuk membina generasi mudah dalam melati semi militer kepada mereka dalam dunia pendidikan sekolah. Sebagai jenjang pengalaman hidup mereka kelak, untuk mengembangkan kompotensi dalam catatan keseharian mereka.
Dede mengabdi di dunia pramuka saka bahari lanal tual selama14 tahun berjalan, dirinya bersama dengan dias, mira, dan beberapa adik-adik senior yang lain dalam membina adik-adik di saka, dengan melahirkan banyak pemuda/pemudi berkarakter cerdas dan cermat dalam membina pelatiha karya, bakat, potensi adik-adik saka dan semi militer.
Dimana, dede ??
Dede..??
Dede..?
Hey dias kamu ada di sini juga, saya kira kamu tak ikut kegiatan di sini, malah kamu ikut kegiatan gudep..?? ungkap pamong saka.
Iya pak, saya tak mungkin bisa meninggalkan saka, sebab saya seperti sekarang ini itu karena pramuka saka ini, bagaimana saya bisa meninggalkan kegiatan yang menyangkut kesakaan sedangkan, saya terlahir dari organisasi ini hingga menginspirasikan saya dapat menjadi anggota kepolisian. Ungkap dias.
Waw.. saya bangga kamu bisa berpikir jenius dan masih sangat menyukai serta masih bersemangat membangun saka serta membina organisasi ini. Ungkap pamong.
Dede..??
Dimana kakak kalian dede, tolong kumpulkan senior saya mau rapat, mengenai kegiatan kalian ini dulu serta belanja, makanan kalian serta kebutuhan yang lain.
Dede jamberapa upacara akan di lakukan, dimana jadwal kegiatannya, siapa saja yang akan di tugaskan untuk kegiatan ini.
Rapat di mulai!!
Jadwal kegiatan di laporkan.
Jadwal upacara.
Perlengkapan upacara
Pradana
Mc
Pembina
Jumlah peserta 40 orang.
Baiklah, dede ??
siapkan sebagian senior untuk persiapkan semua hal yang sudah kamu bacakan.
Baik kak. Siap di laksanakan.
Apa yang belum ada segera di cari, dan apa yang masih kurang segerah di lengkapi termasuk pakaian kalian.
Siap kak.!!
Dan kamu dede, kamu harus mengatur semua kegiatannya.
Mohon ijin ada koorlap disini kak.. mereka yang menangani kegiatan ini, tugas saya hanya mengurus adminitrasi, sisanya di tangani koorlap.
Siapa koorlap di sini.!!
Ijin senyor saya.. dias mengacungkan tangannya.
Pandangan pamong mengarah pada dias yang sedang duduk berdekatan dengan ali purwa dan adik-adik senior yang lainnya, tak di sangka waktu menunjukan pukul 12.00, waktu makan siang bagi anak-anak siaga, rapat kami masih berjalan, pamong memberi arahan kepada kami para senior untuk mengadakan kegiatan perkemahan dalam kontrolan setiap saat dilaporkan pada petugas piket jaga malam/siang pada markas rumdis, ungkap pamong saka bahari lanal tual.
Siap dilaksanakan, suara serentak dari kami semua kepada pamong saka kami.
Dede menyalakan leptopnya dan mengerjakan pekerjaanya yang diberikan pamong kepadanya, tugasnya bagian dminitrasi, sedangkan tugas mira bagian konsumsi,tugas dias dan adik dewi bagian coordinator lapangan, sisanya di bantu oleh peserta perlengkapan lainya, dan beberapa adik-adik senior laki-laki lainnya.
Nuansa dari selesai rapat itu semuanya menegrjakan tugas mereka masing-masing, namun dilain sisi dias terus melihat dede yang sedang mengerjakan pekerjaannya begitu serius, coba bt lihat apa yang ko sedang kerjakan ?? uangkap dias dari belakang dede..?!!
??!!!
Pandangan dede, terbelalak melihat dias sudah berada dekat denganya, entah apa yang di pikirkan lelaki ini..
Mata mereka berdua saling memandang, entah itu tatapan marah atau tidak, dede hanya bingung dengan sikap dias padanya, sebab bagi dede dias tak mau melihat wajah dede, jangankan melihat berdekatan dengan dede saja dias sudah bersumpah untuk tak bersamanya ataupun suara dan berdekatan, dan itu yang membuat dede memutuskan untuk tak ingin melihat sosok lelaki yang berada di hadapanya itu, tak lain dias lie.
Yang mana yang kamu kerjakan..?? ungkap dias pada dede. Dede terkejut dengan ucapan dias padanya..
Bagaimana ??
Apa yang kamu tanyakan padaku, aku tidak mendengar dengan baik, maksudku aku tak focus mendengar ucapanmu..?? ungkapku pada dias. Apa yang kamu pikirkan dede…??
Tak apa, aku hanya terlalu serius melihat sikapmu terlalu sok dekat begini padaku, tak seperti biasanya. Bukanya kamu tak mau melihat, ataupun bicara padaku, lalu kenapa sikapmu di lokasih kemah seperti ini.ungkapku pada dias.
Apa yang kamu bilang tadi aku tidak mendengar dengan baik, bisakah kamu berkata kembali lebih jelas..!!?? pandangan dede mulai berbeda padanya dan menarik nafas panjang tak mau meladenin sikap dias yang sedikit dingin padanya.
Coba minggir biar aku lihat, buat word yang baru lagi, untuk aku mengetik, ungkap dias pada dede.
Dasar aneh, bukanya berkata tak mau melihatku, atapun dekat dan bicara padaku, sebenarnya maunya apa sih ini orang, makin hari sikapnya makin beda saja, cetus dede dalam hatinya dan berbicara sendiri dengan mulutnya. keluar beberapa kata di dalam mulutnya dan di dengar oleh salah seorang temanya, yakni mira. pada saat itu, dede berjalan keluar dari hadapan dias serta berdiri di luar sedangkan dias sedang berada dalam secret bersama dengan peserta, senior lainya, di lain sisi dias sudah memegang leptopnya dede.
Apa yang terjadi say..?? mengapa kamu sangat kesal sekali ?? ungkap mira.
Bagaiman aku tidak kesal badan besar itu terus mengganggu pekerjaanku, sebenarnya maunya apa itu orang,..!!?? mira tersenyum dengan melihat gelagap mereka berdua yang saling bertengkar namun ada benih cinta di antar mereka, tapi masing-masing tak mau mengungkapkanya, entah kapan rasa itu akan terungkap diantar mereka berdua.
Sudah jangan kesal lagi.. ko macam tak kenal dias..??
Dias memang karakternya suka jail padamu, itu tandanya dia sudah mulai mau baikan sama ko, bukanya itu bagus untuk kalian berdua. Ungkap mira.
Eeehhhhhh…uuuuhhhhh…
Ekspresi wajah dede sangat tidak bagus pada dias dengan wajahnya di cetus, ekspresi tak suka pada sikapnya dias. Menurutmu begitu, tapi bagiku itu tak mungkin sebab ucapanya itu sungguh mengerikan untuk ku dengar, ungkapku pada mira.
Mira hanya tersenyum, tak menghiraukan ucapan dede padanya, sebab mira tahu bahwa dede bukan tipe gadis mudah marah, ataupun benci pada seseorang ataupun dias, cintalah yang membuat jarak diantara dias dan dede mulai ada, karena hal itulah dede membuat masalah pada dias, supaya dias membencinya, serta dede bisa melupakan cinta yang tumbuh pada hatinya untuk dias, yang dirinya simpan selama dua tahun terakhir, hanya menangis di sudut kamar karena rindu kebersamaannya.
ungkap mira dalam hatinya.
Waktu menunjukan 04.00 wit, sudah waktu solat ashar bagi anak-anak siaga untuk solat, serta siang itu sebagian senior mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing, mendirikan tenda, mengumpulksn perlengkapan peserta dan lain-lain.
Dede dan dias sudah saling bertemu namun tak saling sapa, jagankan sapa senyum saja tak terlihat diantara mereka, entah apa yang dikerjakn dede soreh itu, dede lebih menyibukan dirinya pada kegiatan kemah hut saka, ketimbang bercanda seperti dahulu sering dirinya lakukan bersama dias. Banyak yang berubah diantara mereka, diam merupakan jalan terbaik mereka, hanya pandangan orang-orang di buper itu melihat mereka berdua , mereka jadi canggung, jika mereka berdua ingin bicara, menggunakan pesan perantara dari seorang adik bernama dewi, setiap yang dias katakana pada dewi harus menyampaikan pada dede, begitupun dede, setiap pekerjaan apapun mereka menggunakan perantara adik-adik senior mereka.
***
Disini kita bisa melihat keunikan cinta dua orang sahabat, yang awalnya begitu dekat namun, disebabkan benih cinta diantar mereka berdua tumbuh, membuat dede dan dias saling sering bertengkar hingga satu tahun berlalu tanpa dede sadar, waktu membuat dede dan dias menjadi orang dewasa.
Dias yang mengalami guncangan hebat dari dede mengalami luka yang mendalam, betapa mereka begitu dekat seperti dua bersaudara kandung yang saling menjaga satu dengan yang lain, tapi akibat ucapan dedelah yang membuat mereka tak bisa saling dekat ataupun bersama. Hanya takdir yang tahu jalan mereka berdua, apakah mereka di satukan di bumi atau di ahirat. Hubungan kasih sayang dan cinta itu bersatu.
Waktu menunjukan pukul 19.00 wit, sudah selesai solat magrib dan isya, kita berada di ruangan rapat malam itu, dengan membahas persiapan upacara besok, adik Hilda dan mira mengurusi anak-anak siaga untuk makan malam, sedangkan dede dengan senior yang lain mengikuti rapat, pembagian petugas upacara pembukaan perkemahan pagi pukul 09.00 wit.
Mira besok kamu dan saya akan membelanjakan perlengkapan konsumsi dan makanan untuk peserta. Ungkap pamong saka.
Baik kak ???
Dede tugas yang saya berikan sudah kamu bereskan atau belum..??
Siap kak..??
Bagus.. ??
yang lain lanjutkan pekerjaan nya masing-masih dan yang lain berganti piket.
Siap kak.
Dengan serentak suara kami bergabungan.
Rapat selesai, tepat 23.00 wit, merupakan waktu untuk istirahat malam bagi kami semua, sudah pembagian tupoksi masing-masing, untuk piket malam di urusi oleh dias yang sudah mengatur, tugasku hanya administrasi, itupun sudah selesai ku kerjakan. Ungkap dede dalam hatinya.
***
Larut malam menunjukan alamnya yang sejuk dan dingin serta bintang-bintang menyinari malam di bumi perkemahan hut saka terlihat sangat indah, dede terus memandang ke langit sambil duduk menggoyangkan kakinya yang di gantungkan pada tempat duduknya, gadis itu duduk di walang-walang sawah yang di buat anggota lanal untuk berkebun, lokasih kemah mereka meerupakan lokasih kemah yang cukup luas namun jika hujan berlumpur sebab tanahnya terbuat dari tanah liat dan subtrat lumpur.
Gadis it uterus tersenyum pada langit tanpa dia sadari, seseorang melihatnya dengan diam-diam dari jauhan serta melihat senyum yang begitu ringan itu, tak lain mira, mengejutkan dede lagi dengan menyentuhnya.
Apa yang kamu senyumkan kawan, sepertinya sangat menyenangkan, mira menggoda dede dengan sikap nakalnya itu, mereka tertwa bersama..
Tidak kawan aku hanya melihat keindahan malam ini, betapa luar biasanya allah menciptakan alam ini kawan.
Dengan serentak mira menggoda dede.
Sama seperti cinta yang tumbuh di hatimu pada dias, bukan seperti itu yang membuatmu bahagia sebab dia ada di buper ini bersama mu, seperti yang kamu inginkan kawan..
Hmmm…hhmmmm.. senyumpun terlihat dari ekspresi wajah dede pada mira, namun dirinya diam dan menatap mira dengan senyumnya itu. Aku juga berharap bisa seperti dulu, namun itu tak mungkin lagi, ungkap dede dalam hatinya.
Malam menemani mereka dengan kelarutanya dan dede sudah tertidur dengan mimpi indahnya bersama hamooknya, dede tak tahu apa yang dias dan yang lainya lakukan di malam yang selarut ini, dirinya tertidur dengan kelelahan yang di lewatinya selama sehari penuh, dirinya bekerja berjam-jam di depan leptop, lapangan, pulang pergi, berjalan kesana kesini, dengan wajah kesal ataupun senyumnya yang mudah membuatnya kuat dalam setiap tantangan hidupnya.
***
Matahari pagi itu menunjukan cahayanya, sedangkan dede masih tertidur di hemooknya, terdengar suara rebut dan kekacauan di telinganya dengan suara pertengkaran anak-anak siaga, di lagihkan suara beberapa senior sedang makn pagi, sedangkan dede masih tertidur di hemooknya dan di bangunkan oleh dias dengan melempari batu pada walang-walang tempat dirinya menggantungkan hemooknya itu,
Panggilan terdengar oleh mira..
Dede..
Dede..??
Dede..??
Pung.. pung… pang.. pang..
Siapa yang melempari kita.. ungkap mira..??
Aduhh.. ??
Mira sudah terbangun namun, dede mendengarkan teriakkan itu, dirinya tidak menghiraukan panggilan itu..
Ternyata yang membangunkan mira dan dede itu yakni diaslah orang yang suka mengusik ketenangan dede, dirinya tak mampu membangunkan dede, dias menyuruh salah seorang adik siaga untuk membangunkan dede,
Buuunnndaaa.. bundaa.. bangun sudah siang, pak cik dias memanggil bunda..??
Dia menyuruhku untuk membangunkan bunda. Supaya membuatkan air panas untuknya bunnddaa.
Apa yang kita lihat dede terlihat sangat kesal, namun dias terlihat sangat senang, karena berhasil membangunkan dede, kejailannya berhasil membuat dede kesal padanya.
Entah apa yang mereka berdua lakukan semua orang memperhatikan sikap mereka berdua yang sedikit aneh.
Wajah alami itu terlihat pagi itu, senyum yang sama, dengan ditutupi hijab coklat dan pakaian setengah pramukanya itu, membuat semangat dede pagi itu terlihat sangat besar dan bahagia, sebab kerinduan akan kejailan saudaranya terobati juga meski mereka tak saling bicara secara langsung namun sikap mereka berdua perlahan-alahan mulai menghangat diantara mereka, itu senyum mereka saling bertatapan tanpa bicara, seketika mata mereka saling
melihat dengan diam-diam.
Waktu menunjukan 10.00 wwit upacara akan di laksanakn namun persiapan perlengkapan belum di siapkan oleh pamong kepada kami, seperti salon, mik, kabel, tenda upacara, saat perkemahan saka berjalan, dede saat inipun dalam proses persiapan ujian skripsinya namun di tinggalkan karena adanya perkemahan ini, latihan demi latihan di lakukan, namun belum selesai juga, pamong belum hadir, dede menunggu sangat lama hingga membuatnya kesal dan kembali berganti pakaian kampusnya dan pergi ke kampus untuk mendaftarkan dirinya ujian skripsi hari selasa, di alin sisi seluruh peserta sudah ada di buper, dede menugaskan Hilda dan dewi untuk menjalankan kegiatan ini, sedangkan dirinya pergi ke kampus.
Siap kak..
Bisakah kalian melakukannya.. ungkap dede.
Siap bisa kakak. Di jawab oleh Hilda.
Langkah dede keluar dari secret dengan berganti pakaian dan pergi, dirinya melapor pada pamong untuk ke kampus, serta pamong terkejut kiranya pamong dede tak mengikuti kegiatan kemahnya, padahal dede mengikuti kegiatan ini hanya saja dede memiliki tugas untuk menyelesaikan studi di kampusnya terlebih dahulu, dan dirinya meninggalkan kegiatan itu melanjutkan ke kampus dengan menaiki kendaraan roda empat yakni mobil angkutan langgur, sebab dede berjalan dari lokasih buper sampai di jalur jalan besar dekat konpleks un, tempat biasanya dede menunggu kendaraan jika ingin ke kampus.