Bab 2

Kini terlihat dia orang pemuda yang memakai pakaian serba tertutup berwarna hitam dan cukup menarik perhatian karena dianggap mencurigakan.

" Serigala putih kau lihat kotak berbungkus kertas koran itu." Ucap salah satu pemuda sambil menekan tombol yang terdapat telinganya.

" Iya, aku melihat nya kelinci putih." Ucap salah satu pemuda yang di panggil serigala putih.

" Mari ringkus dia."

" Apakah kau yakin, kita tidak akan salahkan ?"

" Percaya padaku, kita tidak akan melakukan kesalahan lagi."

" Baik, ayo ringkus dia."

Kedua pemuda itu pun mulai berlari kecil, menuju orang mencurigakan yang membawa kotak berbungkus koran tersebut.

Namun orang yang membawa kotak berbungkus koran tersebut pun melihat keduanya dan berlari menuju kereta yang akan berangkat. Aksi kejar-kejaran di antara ketiga nya pun terjadi.

Namun, karena orang pembawa kotak kelelahan akhirnya mereka pun terlibat perkelahian. Meninju, menendang, menangkis, orang-orang yang melihat kejadian tersebut pun mulai mengangkat layar ponsel mereka dan merekam kejadian tersebut.

Kelinci putih pun mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan ke orang pembawa kotak.

" Berhenti sekarang atau aku tembak." Teriak kelinci putih dan sukses membuat orang-orang digerbong berteriak histeris dan terduduk.

Namun, dengan gerakan sigap pembawa kotak pun menepis tangan kelinci putih dengan tendangannya. Pistol tersebut pun jatuh entah kemana. Melihat rekannya yang diserang secara tiba-tiba, serigala putih pun menyerang dengan pukulannya sehingga si pembawa kotak mulai melemah, dan meringkusnya.

" Anda ditahan atas kepemilikan, pengedaran, dan pemakaian narkoba. Anda berhak didampingi pengacara, berhak untuk diam, dan membantah atas tuduhan yang diberikan." Ucap serigala putih sambil memasang borgol di tangan pembawa kotak.

Dor....

Bunyi pistol ditembakkan terdengar jelas, orang-orang berteriak histeris kembali, dan melihat ke sumber suara. Terlihat seorang anak 6 tahun yang memegangi pistol yang berasal tanda pistol baru saja digunakan.

Namun untung nya timah panah tersebut hanya mengenai dinding kereta dan tak ada korban terluka atas kejadian tersebut.

-------------

Di sebuah ruangan tampak dua pemuda gelisah menunggu seseorang. Di ruangan tersebut terdapat papan nama yang terbuat dari kaca bertuliskan "Aksara Elfian"

Klek.. Bunyi pertama pintu di buka

Klek.. Bunyi kedua pintu di tutup.

" Kalian lagi.. Kalian lagi..." Ucap pria paruh baya bername tag "Aksara Elfian"

" Kalian tahu karena kecerobohan kalian, kalian hampir membuat anak 7 tahun menjadi pembunuh."

" 6 tahun Pak." Sela Kelinci putih

" Ah.. Iya 6 tahun. Hasil dari pertimbangan rapat darurat, kalian berdua diskor sampai waktu yang tidak ditentukan."

" Tapi Pak." Sela serigala putih.

" Karena prestasi kalian dikepolisian cukup bagus, kalian hanya di skor. Jika tidak mungkin kalian berdua akan di pecat."

" Tapi Pi." Ucap serigala putih dan kelinci putih dengan memelas.

" Gak ada pi-pi an, yang jelas kesalahan kalian cukup beresiko. Pulanglah sekarang, mami kalian lagian sudah pulang dari Jepang."

" Tapi Pi." Ucap serigala putih dan kelinci putih kembali.

"Revano Elfian dan Delvino Elfian pulang SEKARANG" Ucap Aksara dengan penuh penekanan.

" Ok Pi." Ucap kedua nya kembali sambil berjalan lemah keluar dari ruangan Aksara Elfian yang mejabat sebagai ketua kepolisian setempat.

-----------

Kini Revano dan Delvino pun kembali kerumah mereka dengan langkah yang pelan dan tanpa semangat diwajah mereka.

" Mami kita berdua pulang."

" Akh.... Anak Mami, kalian sehat kan, gak ada luka kan, Papi gak kasarin kalian kan, Papi ngasih makan gak, selama mami gak ada kalian baik-baik aja kan."

" Iya Mami kita baik-baik aja." Ucap Delvino mewakili Revano.

" Mami masak apa, kita kangen masakan mami." Sambung Revano.

" Mami masak ketam saos kesukaan kalian."

" Yeyy.. Ayo makan sekarang Mi..." Ucap keduanya dengan semangat setelah mendengar menu kesukaan mereka.