Kini disebuah kamar, terlihat Revano dan Delvino yang sibuk berbaring sambil memainkan handphone milik mereka.
" Hah.. Gue bosan." Gumam Revano dengan nyaring sambil melempar pelan handphone milik nya.
" Kalau bosan cari lah kegiatan lain." Timpal Delvino tanpa melepas pandangan nya dari handphone milik nya.
" Vin lo mau ikut gue gak? Gue mau ke taman. Sore-sore gini, ke taman adalah yang terbaik." Ucap Revano sambil menerawang melihat kearah jendela.
" Malas gue, gue masih betah nunggu konfirmasi berita besar My Jihyo kencan dengan si CEO yang gak lebih tampan dari gue Van." Ucap Delvino dramatis setelah melihat berita Idol Korea favoritnya diberitakan berkencan.
" Ya udah gue pergi dulu." Ucap Revano sambil mengambil kunci motor sport miliknya.
-----------
Kini Revano pun sampai di taman. Terlihat anak-anak yang berlari-larian, remaja yang tertawa bersama, muda-mudi yang saling mengoda, beberapa keluarga yang sedang melakukan piknik. Namun pandangan nya jatuh ke arah gadis cantik yang sedang duduk didepan bangku yang menghadap ke sungai sambil berteriak kencang.
" Ahk...."
Revano pun menghampiri gadis cantik tersebut.
" Kenapa? Yang lain terlihat bahagia kenapa saja kamu terlihat stres?" Tanya Revano dengan lembut.
Namun tak ada jawaban, ia hanya melihat wajah yang jutek yang membuat nya sedikit takut.
" Jika kamu setres, depresi jangan di pendam, nanti jadi penyakit mending ikut saya." Ucap Revano sambil menggandeng tangan gadis cantik itu.
" Mau ngapain lo, mau nyulik gue?" Sewot gadis cantik tersebut.
Melihat Handphone sangat gadis cantik tersebut, ia pun mengambil nya dan memfoto dirinya dengan pose yang sangat tampan menurutnya.
" Itu udah ada foto gantengnya saya di HP kamu, kalau macam-macam kamu bisa laporin saya kepolisi." Ucap Revano sambil mengembalikan handphone sangat gadis cantik.
" Tapi lo beneran gak macam-macam kan?"
" Tenang aja aman, lagi saya juga lagi stres liat kamu setres saya makin setres jadi kita mending tenangin stres sama-sama."
" Ya udah, awas aja lo macam-macam, gue pastikan lo nyesel udah macam-macam ke gue."
"Iya gak bakalan macam-macam, yok itu motor saya"
Adelle Pramudia
📸
Kalau gue gak balik lo cari info orang ini ya.
Emang lo kemana?.
Gue pergi sama orang asing, gak tahu gue mau diajak kemana
Ngapain lo pergi sama orang asing, gak takut di culik lo.
Makanya kalo gue gak pulang lu cari info tu orang.
Tapi kalau lo di culik kasih tahu orang yang nyulik lo suruh dia nyulik gue juga ya, gila ganteng banget.
Udah deh sekian bye.
Bye.
----------
Setelah 20 menit perjalanan, kini mereka berdua telah sampai disebuah taman bermain.
" Emang disini bisa hilangin seres, banyak orang lalu lalang, berisik, heboh, gak teratur, pulang dah gue." Kesal gadis cantik tersebut.
" Yok cobain dulu siapa tahu berhasil, atau jangan-jangan kamu takut?"
" Takut? Hah... Ok, kita buktikan kalau gue bukan orang penakut."
" Gimana kalo kita taruhan yang menang bisa minta 3 permintaan dari yang kalah." Usul Revano.
" Ok, siapa takut. Kita mulai dari game ringan gimana?" Usul gadis cantik.
" Ok kita mulai dari lempar kaleng habis itu Disk O, dan Roller coaster."
" Ok deal, kita mulai sekarang."
Kini kedua nya berada distand lempar kaleng.
"Mas 2 ya" Ucap Revano ke penjaga stand.
" Ini bolanya Mas." Ucap penjaga stand.
" Gini sih gampang." Sela gadis cantik yang bersama Revano.
" Kita suit, yang kalah dia mulai duluan."
" Ok."
" Batu, gunting kertas." Ucap keduanya.
Gadis cantik menggenggam tangannya membentuk Batu dan Vano menutup 3 jari nya dan mengeluarkan 2 jari telunjuk dan jari tengah membentuk gunting.
" Yes gua menang lo duluan."
" Ok, gini-gini akurasi saya bagus."
Plak... Lemparan pertama bola jauh dari susunan kaleng.
Plak... Lemparan kedua bola hampir mengenai kaleng
" Kamu liat, saya hampir mengenainya." Kata Revano senang.
" Iya-iya, tapi nyenggol aja gak, kesempatan terakhir tu."
Plak... Lemparan ketiga mengenai kaleng bagian atas, bergoyang kekiri, kebawah kekanan, keatas, ting. Dan kembali lagi seperti posisi awal.
" Ahk.... Dikit lagi tu jatuh." Frustasi Revano
" Sekarang giliran gue." Ucap gadis cantik itu dengan sombong.
Plak... Ting... Ting.. Lemparan pertama dia menjatuhkan semua kaleng yang di susun piramida pertama
Plak.. Ting.. Ting.. Lemparan kedua dia juga menjatuhkan semua kaleng yang di susun piramida.
Plak ting... Ting... Lemparan ketiga juga sempurna seperti lemparan sebelum nya.
" Ini kak hadiah nya, ternyata lebih jago kakaknya dari pada masnya."
" Makasih ya mas, ini lo bawa, lo kalah 1 poin buat gua. Hahahah."
" Kita lanjut ke Disk O."
" Ok, GO.."Semangat gadis itu
Kini kedua orang yang sedang bertarung sedang menunggu di antrian Disk O.
" Berarti kalau salah satu diantara kita lepas dari tempat duduk dia kalah ok." Kata gadis cantik tersebut
" Ok, yuk masuk."
Kini baik Revano atau pun gadis cantik tampak memegang erat sandaran belakang mereka dengan kencang.
Belok kekanan, belok keatas, belok kekiri, belok ke bawah, belok kekanan begitu seterusnya dari kecepatan biasa menjadi kecepatan luar biasa.
Karena terhalang oleh rambut panjang nya sendiri gadis cantik itu pun melepaskan pegangan tangan kanannya untuk memperbaiki helaian rambut yang menutupi wajah cantiknya. Namun tangan kanan nya tidak bisa menopang tubuh nya ia pun terlepas dan terjatuh. Untung dengan reflek Revano pun memegang erat tangan gadis cantik tersebut dan menariknya kembali.
Kini wahana Disk O telah berhenti. Membuat penampilan gadis cantik itu berantakan.
" Khem..hem.. hahaha..." Tawa Revano setelah melihat keadaan gadis cantik tersebut.
" Kenapa ketawa." Tanya gadis cantik itu.
" Kamu lucu jadi saya ketawa."
" Ya udah yok permainan terakhir udah malem juga ni."
" Iya, permainan penentuan roller coaster"
"Jadi, aturan pemenangnya gimana " Tanya sang gadis cantik
"Gimana kalo kita foto berdua, before and after. Kita bandingkan ekspresi siapa yang paling menyedihkan. Gimana? "
"Ok setuju"
Teriakan demi teriakan pun terdengar jelas dari roller coaster yang melaju tersebut.
Kini keduanya menunjukkan ekspresi yang berbeda satu terlihat senang dan bersemangat dan yang satu ekspresi ketakutan yang menyedihkan.
" Ni liat foto lo, jelek banget kaya orang susah BAB, hhahaha."
" Saya kapok main roller coaster, jantung saya kaya mau copot. Coba kamu rasain." Ucap Revano sambil memegang tangan gadis cantik tersebut kearah dadanya yang berdebar kencang.
Namun tanpa disadari Revano pipi gadis itu tampak menimbulkan rona pink yang begitu jelas.
" Pipi kamu kenapa? Sakit habis main roller coaster, perasaan saya yang jantung, kamu malah ketawa-ketawa aja dari tadi."
" Ya udah yok gua pengen ice cream." Ucap gadis cantik tersebut sambil meninggalkan Revano.
" Bang ice cream nya 2, rasa vanilla satu sama?" Ucap gadis cantik diakhiri tanya ke Revano.
" Sama coklat bang." Selamat Revano.
" Ok, ini Vanilla nya dan ini coklat nya Terima kasih." Ucap abang penjual ice cream.
Sambil berjalan mereka pun berbincang - bincang.
" Karena gue menang, jadi permintaan pertama gue..., gue mau naik bianglala."
" Sama saya?"
" Iya lah kan gua ke sini sama lo."
" Ok yuk, tu kayanya masih ada 1 tempat kosong."
" Ok buruan." Semangat gadis itu sambil menarik tangan Revano.
Bianglala berputar, kini duanya diam dan menikmati ice cream mereka.
" Makasih." Ucap gadis cantik itu memecahkan keheningan.
" Buat?"
" Buat hari ini, karena lo udah ajakin gue kesini, gue lebih mendingan dan lebih happy karena lo. Semakin malam, kota ini makin indah ya." Ucap gadis cantik sambil menerawang ke hamparan lampu-lampu dari bangun kecil mau pun besar.
" Iya kamu benar."
Melihat gadis cantik tersebut menggosok kedua tangan Revano pun membuka jaket miliknya dan memasang jaket tersebut ke tubuh gadis cantik tersebut.
" Pakai aja, kamu kedinginan, nanti sakit."
" Emang lo gak kedinginan?"
" Udah pakai aja."
Hening..
Kini ice cream gadis cantik telah habis dan Revano menikmati suapan terakhir ice cream miliknya.
Kini gadis cantik hanya menatap Revano. Merasa dirinya di tatap, akhirnya Revano pun melihat ke artis gadis cantik.
Kini wajah gadis cantik pun mendekat, dengan reflek wajah Revano pun ikut mendekat.
" Lo kelihatan nya doang udah tua, tapi kaya bayi makan ice cream masih belepotan gini." Ucap gadis cantik sambil menunjukkan jarinya yang sebelumnya telah mengusap cream di ujung bibir Vano.
" Makasih, yok pulang udah malem."
" Yok."
Saat diparkiran, sebuah mobil sedan mewah terparkir rapi dan terlihat seorang berpakaian hitam rapi menunggu di sebelah sisi mobil.
" Supir gue udah jemput, gue balik duluan." Ucap gadis cantik sambil berlatih kecil menuju mobil nya.
" Terus 2 permintaan kamu gimana?" Ucap Revano meninggikan suara nya agar sang gadis cantik dapat mendengarkannya.
" Kalau kita ketemu lagi gua bakalan minta permintaan lagi." Ucap gadis ikut meninggikan suara nya
" Setidaknya kasih tahu nama kamu." Teriak Revano
" Devina, nama gua Devina Abraham." Teriak gadis cantik yang kini diketahui Revano bernama Devina Abraham.
" Devina Abraham, nama yang cantik seperti orang nya." Gumam Vano sambil meninggalkan taman hiburan.
" Pak puter balik." Ucap Devina kepada supirnya karena melihat jaket yang sebelumnya dipinjamkan untuk menghangatkan tubuhnya.
" Baik Non."
Setelah sampai di area parkir taman hiburan tak tampak Revano atau pun motor miliknya.
" Paling dia udah balik." Gumana Devina.
"Ya udah pak, kita langsung balik ke rumah aja."
" Baik Non."