Mansion Clark, Jakarta, Indonesia
Pukul 06.30 a.m
"Aaahhh berapa tahun gw nggak singgah disini." Teriak Ell dalam kamarnya.
"Masih jam 06.30, enaknya ngapain ya?" Ell yang merasa bosan mulai keluar dari rumahnya itu dan berjalan ke taman di belakang rumahnya.
"Masih sama seperti dulu." Gumam Ell dalam hati.
"Nona sarapannya sudah siap, silahkan ke meja makan." Ucap seorang pelayan perempuan paruh baya yang membuyarkan lamunan Ell.
"Bentar, aku keknya pernah liat orang ini deh, tapi dimana?" Ell mencoba mengingatnya.
"Bi Suzy?" Ell yang sudah mengingatnya langsung lari dan memeluk bibinya itu.
"Aku rindu sama bibi."
"Bibi juga rindu, sekarang kamu udah besar yaa!"
"Ahh iya bi, kabar bibi gimana?"
"Bibi sehat kok."
"Yaudah yuk makan!"
Bi Suzy adalah orang yang merawat Ell dari kecil, tapi mereka berpisah sejak Ell berumur 6 tahun. Tak diragukan lagi ikatan batin mereka sangat kuat karena Ell lebih sering merasakan kasih sayang yang diberikan oleh bi Suzy dari pada ibunya sendiri yang hanya memikirkan karirnya.
"Non, gimana keadaan di New York?"
"Baik."
"Nona gak salah pergaulan kan?" Spontan Ell tersedak. Bagaimana mungkin bi Suzy tau kalau Ell adalah golongan gaada akhlak.
Uhuk...uhuk...uhuk...
"Ini minumnya, Nona."
"Makasih, bi"
"Oh iya, Nona. Kata Tuan, Nona harus meneruskan sekolah di SMA Dirgantara."
"Sekolahnya kayak gimana itu, bi?"
"Yang bibi denger sih, sekolah itu sekolah terbaik di Jakarta. Semua lulusan dari sekolah itu, bekerja di instansi pemerintahan, perusahaan dengan gaji tinggi. Dan sekolsh itu mengirim wakilnya dalam ajang lomba-limba hingga tingkat internasional dan beberapa kali menang. Tapi yang menjadi nilai minusnya adalah sekolah itu mempunyai grup anak nakal yang membuat resah sekolah."
"Informasi dari bibi kayak informasi dari detektif aja."
"Hehehe, ini karena ibu-ibu di tukang sayur suka bahas anak-anaknya."
"Grup apa ya? Penasaran gw. Klo bagus, gw masuk aja." Batin Ell.
"Nona, bibi denger nona di hukum oleh Tuan?"
"Iya"
"Kenapa?"
"Karena tukang fitnah, bi."
"Maksud, Nona?"
"Jadi, aku kan dikhianatin sama temenku. Terus pas pacarnya mau nampar aku, karena aku udah buat au pacarnya. Malah temenku si pengkhianat itu yang ketampar. Seharusnya bukan salahku, tapi si pengkhianat itu malah fitnah aku."
"Tidak apa-apa, Nona. Kalau anda disini, anda bisa mendapatkan kasih sayah seperti dulu lagi."
"Bener juga, bi"
"Bibi, setelah ini aku mau ke mall beli peralatan sekolah sama beberapa baju."
"Baik, Nona"
Skip Mall
"Enaknya ngapain ya?" Gumam Ell.
"Ell!" Panggil seseorang. Ell segera mengalihkan pandangannya dan mencari sosok yang memanggilnya. Sampai dia melihat, seorang laki-laki berlari kearahnya.
"Ell!"
"Lo siapa?"
"Masa lo lupa sama abang lo yang ganteng ini."
"Sifatnya kayak..." Batin Ell.
"Bang Vino!"
"Iya, ternyata lo masih ingat gw aja."
"Iyalah, bang."
"Btw bang, lo ngapain disini?"
"Beli barang lah. Masa di mall mau nyuci baju."
"Oh"
"Kapan lo dateng?"
"Tadi pagi"
"Cie...yang dihukum papanya."
"Abang tau darimana?"
"Paman Devlin"
"Ngapain papa ngasih tau abang?"
"Gw disuruh jaga ama bantu lo pas di sekolah. Serasa kek bodyguard."
"Emang pantes juga jadi bodyguard."
"Orang alim nan ganteng kek gini masa jadi bodyguard cewek fuckgirl."
"Sok alim"
"Udah, lo mau kemana, dek? Biar barengan."
"Beli peralatan tulis."
"Wih, khilaf lo, dek"
"Berisik!"
"Iya, ini gw diem"
Mohon dukungannya dan komen sarannya
jangan jadi silentreaders. 🙏
Salam manis
Author Wolf and Deer