Second Meeting

Mansion Clark, Jakarta, Indonesia.

Pukul 06.00 a.m

Tiiitttt..... Tiitt.... Tiiiittt

"Aaa udah pagi yaa?" Tanya Ell dalam hati.

"Jam 6 mandi dulu dehh!"

Ell mulai beranjak dari tempat tidurnya dan segera menuju kamar mandi.

oo0oo

"Sekarang hari hari fuckgril ku di Indonesia telah dimulai." Dengan bangganya Ell bicara seperti itu didepan cermin.

"Nona makanannya sudah siap, silahkan ke meja makan."

"Ya"

Ell berjalan menuruni tangga menuju lantai dasar.

"Ell sudah selesai? sini makan nak!" Ajak bi Suzy

"Iya bi" jawab Ell dengan sopan.

"Bibi juga ikut makan sini disebelah Ell!"

"Nggak usah nona bibi nanti aja makannya."

"Ayo dong bi nggak papa kok."

"Serius nih?"

"Iya yaudah kalo begitu Ell berangkat dulu yaa, byee!"

"Loh nona makanannya belum dimakan?" Tanya salah satu pembantu Ell.

"Sepotong roti ini aja udah buat aku kenyang kok!" Ucap Ell sambil berjalan menuju tempat parkir mobil.

"Pake mobil apa coba?"

"Masa yang Lamborghini Aventador?"

"Nggak ahh jelek!"

"Aaa yang ini aja!"

Sesudah memilih mobil Lamborghini Ell pun segera berangkat menuju sekolah SMA DIRGANTARA.

SMA DIRGANTARA

Ell pun segera turun dari mobil dan memakaikan headset di kedua ditelinganya.

"Ehh bukannya itu Lamborghini Huracan RWD COUPE keluaran terbaru ya?"

"Tapi siapa wanita itu?"

"Murid baru mungkin!"

"Tapi kok nggak pakai seragam?"

"Aaaa bodo amat, gw mau ngabarin berita ini ke Fanny!"

"Ell....woyyy!"

Ell mencari sumber suara itu dan ditemukannya wajah Vino dan 3 orang temannya.

"Jangan teriak teriak napa? Urat malu lo dah putus?"

"Sorry, abang tadi udah manggil kamu eh Lo nya aja yang nggak denger!"

"Ini siapa Vin?"

"Oh iya, kenalin ini adik gw namanya Ell."

"Hai adik manis salam kenal ya nama kakak Reyhan, kamu kalau mau manggil sayang juga nggak papa kok."

"Namaku Ell salam kenal kalian semua yaa."

"Yang tinggi itu namanya Farel kalo yang pake headset itu namanya Revan." Jelas Vino dengan panjang.

"Salam kenal juga Ell."

"Yaudah yuk ke kantor pak direktur."

"Yuk!"

Mereka berlima berjalan melewati lorong untuk menuju kantor pak direktur. Tak lupa pujian dan cibiran itu bersautan disepanjang koridor.

Tokk... Tookk.... Tokkk

"Masuk!"

"Yaudah abang ke kantin dulu ya kalo perlu sesuatu telpon aja!"

"Okee!"

"Apakah ini ruang pak direktur?"

"Ya saya sendiri. Apakah anda nona Ell? Putri pak Devlin?"

"Iya, bapak tau dari mana?"

"Kemarin orang tua kamu telfon saya."

"Ooohhh"

"Ini formulirnya silahkan diisi."

"Baiklah!" Ell mulai mengisi satu persatu formulir itu.

"Ini pak!" Ucap Ell sambil menyodorkan formulir yang sudah diisi.

"Yaa, ini seragam."

"Terimakasih pak!"

"Oh iya kedatangan saya disini pasti membuat banyak wartawan mencari saya, jadi tolong sembunyikan identitas saya! Guru yang lain juga jangan sampai tau, kalau pun mereka tau tolong disembunyikan saja.!"

"Jika ditanya soal keluargamu kau akan menjawab apa?"

"Itu adalah privasi."

"Hmmm, yasudah kalau begitu saya akan menyembunyikannya!"

"Jika sudah tidak ada yang dibicarakan saya akan keluar sekarang, trimakasih pak direktur." Ell pun berjalan keluar kantor pak direktur. Dan segera mencari keberadaan abangnya itu.

"Oh iya bukannya masih jam belajar?" Tanya Ell dalam hati.

"I'm just waiting here, although waiting is boring." Batin Ell

"Excuse me, are you a new student here? What is your name?" Tanya seorang 2 perempuan yang berdiri didepan Ell.

"Yes, You asked my name, but you didn't introduce yourself!"

"Dia bilang apa?" Tanya teman yang berada disampingnya.

"Diemm!"

"my name is amel and this is Reva, we are from a wealthy group."

"what group are you in here?"

"rich people or social assistance?" Timpalnya lagi.

"am I being interrogated?"

"I only asked a little about you!"

"Yes, I will answer. I am a new student here, from a rich class!"

"What company do your parents work for?"

"it's privacy!"

"Heh kenapa adek gw lu introgasi?"

"Hah ini adik kak Vino?"

"Iya emang kenapa ada masalah?"

"Kenapa dia nggak bisa bicara bahasa Indonesia?"

"Dia dibesarkan di New York."

"Pergi sana!" Bentak bang Farel.

"Aaa iya iya." Amel dan Reva segera pergi.

"Yaudah yuk ke kantin!"

"Nggak ah aku mau pulang aja."

"Why?" Tanya bang Revan.

"I don't go to school here yet!"

"Nggak papa kan ada kita."

"Ahh nggak gw mau pulang! Byee semua!"

"Bye sayang!!" Teriak Reyhan.

"Sayang sayang gw gampar lu nanti."

"Iya kakak ipar."

Ell berjalan menuju tempat mobilnya terpakir dan memakai airpodsnya.

Sedangkan beberapa menit lalu...

"Zay! Ayo ikut ke gerbang. Liat ada yang mau bolos atau gak." Ucap Leon.

"Hm"

Mereka berempat, Zaydan, Zayna, Leon dan Zio segera berjalan menuju gerbang sekolah. Sampai Zay, melihat sosok perempuan yang tidak asing baginya sedang berjalan keluar gerbang.

"Hey, Tunggu!" Teriak Zay sambil berlari. Dia segera berlari mengejar gadis itu namun nihil. Zay tidak bisa menggapainya. Gadis itu adalah Ell.

"Zay! Tunggu!". Teriak Zio.

"Zay...lo...lagi...ngejar...siapa?" Tanya Leon terbata-bata.

"Itu..." tunjuk Zay kearah mobil yang melaju cepat.

"Siapa?" Tanya Zaydan.

"Gatau"

"Gimana sih lo? Manggil tapi gak kenal."

"Aku pernah nabrak dia"

"Ha?"

"Aku udah minta maaf tapi dia malah marah-marah."

"Yaudah, yang penting kamu udah minta maaf." Ucap Zaydan lembut.

"Nada bicara lo jangan dilembutin. Gak pantes." Ucap Zio.

"Napa?"

"Lo aja di cap jadi coldboy. Jadi ngomong lembut gak pantes buat lo."

"Daripada lo cebol tapi mulutnya sarkastik."

"Daripada lo dingin udah gitu jomblo dikira gay nanti."

"Berisik!". Bentak Leon.

"Lo yang berisik! Dasar om-om tiang listrik." Ucap Zaydan dan Zio bersamaan.

"Aku tak tahu. Aku pun diam." Gumam Zay.