180. Mau Tidak Mau, Siap Tidak Siap

Rissa kemudian mengambil handuknya yang masih lembab, lalu membelitkannya ke tubuhnya. Ia mengambil ponselnya lalu memandang Charlos. Pria itu membelalakan matanya. Mulutnya terbuka sedikit. Senyum liar merekah di wajahnya. Rissa nyaris tahu apa yang ada di pikiran Charlos.

"Rissa, Sayang. Kamu seksi sekali." Charlos bergidik. "Kamu membuatku tidak tahan untuk menyentuh dan menciummu."

Rissa terkikik. Ia sengaja menekan payudaranya dari samping agar belahan dadanya semakin jelas.

"Kamu sengaja ya," gumam Charlos.

"Apa, Charlos? Kan kamu yang menyuruhku untuk membuka baju dan menggantinya dengan sehelai handuk."

Charlos tampak terengah-engah oleh gairah ketika Rissa duduk bersandar di ranjangnya dan menekuk kakinya. Ia membuka kakinya sedikit.

"Oh no! Rissa! Kamu harus bertanggung jawab!" seru Charlos sambil tercekat.

"Apa?" tanya Rissa dengan suara yang menggoda.

Tiba-tiba telepon terputus.