14

“Daru, gantian mengemudi, ya,” pinta Manur ketika matahari sudah di atas kepala.

“Sekarang?” tanya Wuri yang masih duduk di depan. “Tapi…”

“Daridulu dia suka naik kuda, menjalankan kereta kuda, membersihkan kuda, membuang kotoran kuda, memandikan kuda, memeluk kuda, tidur di kandang kuda, pokoknya dia itu sangat terobsesi dengan yang namanya kuda. Luka seperti apapun tak akan menyurutkan rasa cintanya kepada binatang berkaki empat ini,” potong Manur, terkikik geli.

“Yah, tidak sebegitu juganya, sih.” Daru menggaruk kepalanya.

“Bagaimana? Mau tidak?” desak Manur.

Karena sudah begitu tak nyaman duduk diam bersama Galih sedari pagi, Daru menjawab, “Tentu.”

Kereta berhenti, Wuri masuk, sedangkan Daru menggantikan posisi Manur. Daru tak kuasa menahan sedikit senyum di bibirnya. Akhirnya, dia bisa melepaskan penat dengan melihat pemandangan di luar, merasakan tipis-tipis angin, juga menjaga para kuda agar tetap berlari pada jalurnya.