18

Ditemani hangatnya sinar matahari pagi, Manur duduk bersama orang-orang yang sedang sarapan nasi pecel pincuk di sebuah lesehan pasar. Meski makanan itu begitu lezat sampai membuat matanya berkali-kali membelalak, Manur terus mengawasi warung lain di ujung gang pasar, agak jauh dari tempatnya berada. Di sana, ayahnya dan sang ajudan tampak mengobrol dengan rakyat biasa, tertawa-tawa renyah, sesekali mencomot pisang rebus dan menyeruput minuman di gelas bambu.

Sudah lima hari berlalu dan tak ada tanda-tanda raja tahu keberadaannya. Barangkali, berganti-ganti pakaian dan memotong sedikit rambutnya memang membantu, tapi dia sangat yakin itu hanya sebagian kecil faktor penentu. Pasti karena saking seringnya bersembunyi dari para pengawal kerajaan yang harusnya terlatih, kemampuannya untuk tak terdeteksi jadi sangat mumpuni