23

“Aku percaya penilaianmu, Daru. Bagaimanapun, kau ini anggota pasukan khusus negara,” ujar Manur ketika mereka sudah menaiki kereta lagi. “Aku akan mencubitimu sampai goblok kalau alasannya tak masuk akal.”

Daru sedikit menyingkap tirai jendela kereta kencana, memastikan mereka sudah tidak diawasi.

“Kau tahu, apa yang kita rasakan tadi? Sekali lagi, suasanyanya, hawanya, semuanya sama saja seperti di luar Narekta, seperti di tempat yang tidak dilindungi anugrah raja. Sebelum ini, aku pernah merasakannya.”

“Kau mau bilang, di rumah raden Wardana ada dedemit?” Wuri ikut nimbrung.

“Yah, nyatanya dedemit hanya bisa ditemukan di tempat yang hawanya seperti itu.”

Manur sedikit tertawa kaku. “Bagaimana bisa dedemit datang ke sini kalau begitu? Jelas-jelas, mereka tak bisa melewati perbatasan Narekta.”