Matahari baru terlhat beberapa saat yang lalu, tapi tangan Manur ditarik beberapa anak kecil yang tertawa-tawa. Wanita itu hanya bisa pasrah mengikuti mereka, ikut-ikutan tertawa. Ia dibawa ke kerumunan anak-anak lain di sebuah balai.
“Mbak Laras, ayo nembang!” seru seorang anak lelaki kecil ingusan.
“Iya, Mbak!” sahut bocah perempuan yang sedikit lebih tinggi.
“Mbak Laras sibuk terus, jadi tidak pernah nembang.”
“Iya, iya!” Manur menjawab sebelum ocehan para bocah menjadi begitu ramai bagaikan sekumpulan anak ayam kelaparan. “Memangnya kalian mau dengar tembang apa?”
“Gundul-gundul pacul!” timpal si anak ingusan.
“Bosaaann!” Anak-anak membalas berbarengan.
“Hmm...Bagaimana kalau lagu Playon-playonan? Kalian belum pernah dengar, kan?” ujar Manur, sama antusiasnya dengan anak-anak, ikut duduk di balai. “Aku baru mempelajarinya waktu pergi kemarin.”
“Yang seperti apa sih tembangnya?”
“Ya, ini kan mau dinyanyikan! Bagaimana, sih?”