Ritual cuci otak itu menjadi rutinitas Manur di hari-hari selanjutnya. Pikirannya terus dijejali rangkaian adegan-adegan mengerikan seperti itu, dengan wujud bermacam-macam. Dari makhluk bersayap yang menerkam manusia, sampai sosok manusia berkepala anjing yang suka memenggal leher orang. Dari angin puting-beliung yang menerbangkan manusia bak bulu, sampai ombak besar yang menelan daratan. Dari keguguran masal, sampai wabah penyakit yang membuat kulit membusuk.
“Lepaskan! Lepaskan!!! Lepaskaaaannnn!!!”
Manur tentu berontak sebelum ritual itu dimulai, tapi dua pengawal yang dibawa Surya selalu berhasil menahannya. Beberapa kali sang putri harus diikat kencang.