Secercah cahaya redup sudah mampu menyilaukan mata Catra yang baru terbuka. Ia berusaha bergerak, tapi yang ada hanyalah suara gemerincing. Perlu waktu beberapa saat sampai ia menyadari kalau dia tengah duduk dengan rantai-rantai yang membelit tubuhnya.
Aneh. Tangannya tak kunjung bisa menggapai rantai-rantai itu. Bukan. Itu bukan karena tangannya diikat. Dia baru sadar saat memeriksanya dengan mata kepalanya sendiri. Tangan buatannya sudah tak ada lagi.
“Ugh…” Catra sedikit merintih. Kepalanya seperti dihantami sesuatu yang keras. Energinya juga seolah terkikis habis. Jangankan melepaskan diri, berdiri saja mungkin tubuhnya sudah tak sanggup.
Ia berusaha mengingat penyebab dirinya terkurung di ruangan berdinding batu dengan satu sisi berjeruji besi itu. Apa yang terjadi setelah Manur membuatnya pingsan?
Menangkap derap langkah kaki dari atas, Catra langsung meningkatkan kewaspadaannya.