Raja yang sedang berdiri di depan pohon penyimpan energi kehidupan seketika tercenung. Dua orang dengan kekuatan yang terhubung dengannya baru saja tiba di Narekta. Salah satunya jelas empu Paser. Satunya lagi dia merasa mengenalnya, tetapi di saat yang sama juga terasa asing baginya.
Mungkinkah itu pria berzirah itu?
“Mereka datang,” gumam raja. “Aku bisa merasakannya.”
Asrita yang tengah mendampingi raja langsung menelan ludah, tak mengatakan apa pun.
Raja menoleh kepada seorang pria yang juga mendampinginya. “Kalian sudah memasstikan kalau di sini benar-benar tak ada senjata logam, kan?”
Pria itu memberi penghormatan. “Kami sudah menyingkirkan semua senjata logam, Yang Mulia.”
“Siapkanlah pasukan.”
“Baik!” Pria itu kembali menunduk, lalu mundur dan meninggalkan tempat itu
Asrita pun membantu raja untuk berpakaian kembali. Melihat tangan Asrita bergetar, raja memberikan kecupan ke kening istrinya itu.
“Tetaplah hidup, Yang Mulia,” desis Asrita.