96

Bagya merentangkan tangannya di depan pagar rumahnya sendiri. “Anak-anakku yang kucintai dan kubanggakan. Aku pulang dengan membawa kebahagiaan. Tak ada yang perlu diratapi. Aku sudah bilang akan kembali, kan? Bagaimana kabar kalian hari ini? Apakah seluar biasa kabarku sekarang?”

Suasana halaman memang ramai. Namun, baik yang bermain ayunan, gobak sodor, maupun lempar tangkap bola rotan, semuanya tak menggubris Bagya. Bagya cuma bisa mengedip-ngedipkan matanya dengan senyum janggal.

Sampai akhirnya, salah satu anak kelepasan tertawa. Tawa itu pun langsung menular kepada anak-anak lain. Akhirnya, mereka pun berkumpul mengerubungi Bagya. Beberapa ada yang sampai memeluknya.

“Jantungku benar-benar mau copot. Langit serasa runtuh bagiku karena kalian tak menghiraukanku tadi.” Bagya menghela napsa lega dengan gerakan sangat berlebihan.