Sesampainya di rumah, Tama langsung melarikan diri kedalam kamar. Kedua orang tua dan kakaknya saja ia hiraukan karena dadanya semakin terasa sesak.
Tama langsung melucuti baju yang melekat pada dirinya sehingga menyisakan tanktop hitam dan celana pendeknya.
Cewek itu dengan cepat berangsur pada ranjangnya dan memeluk erat selimut pada tubuhnya. Air mata yang sudah ditahannya sejak tadi tidak bisa dibendung lagi. Mengingat dalam hitungan kurang lebih 24 jam ini, orang yang dia sayang akan pergi ke benua eropa.
Matanya lalu melirik sebuah kunci apartemen Tristan yang baru saja cowok itu beri padanya. Mereka sempat berkunjung kesana. Dan cowok itu dengan senang hati memberikan kunci itu pada Tama.
"Ngapain kesini?" Tanya Tama seraya mengikuti langkah Tristan yang semakin mendalam ke apartemennya.
Cowok itu menoleh dengan senyumnya. Dia menyuruh Tama mendekat dan mereka masuk kedalam kamar Tristan.