Aku merentangkan tanganku sambil menguap dengan mata menatap lemari disamping tempat tidurku. Ah rupanya sudah jam setengah enam.
Aku mengikat rambutku asal sambil berjalan menuju dapur dimana si Selina sedang bereksperimen.
"Tumben cepet bangun" sindirnya.
Iya, aku aja heran bangun jam tengah enam, biasanya aku bangun jam enam paling cepet. Ah, mungkin ini karena perutku yang lapar sebab tadi malam aku tidak makan.
Aku mengambil nasi dari pemasak dan menaruhnya ke atas piring sebanyak yang kuinginkan kemudian meletakan piring diatas meja, salah satu kebiasaanku.
Kebiasaan ku adalah mendinginkan nasi sebelum dimakan.
Aku tuh orangnya paling ngga bisa makan yang panas-panas.
Selina ngeletakin sambel telur dan tumis kangkung diatas meja sambil menatapku "Kapan sih kamu berubah Pril. Kalo gini caranya, makan apa kamu nanti sama suamimu. Pasti suamimu berangkat kerja tanpa sarapan kalo kamu aja bangunnya jam segini" omelannya lebih dulu menjadi sarapan pagi ku.