Kecewa.

Esokkan paginya, Helen diusik sama panggilan dari Bos sinting. Jam enam pagi sudah miscall sampai 10x. Dengan muka masam karena diminta segera menghadap ke apartemen sialan itu.

Sekarang Helen berdiri di depan pintu kamar Bryan yang dari tadi belum kunjung untuk keluar. Dua tangan dilipat depan dada ujung jarinya diketuk beberapa kali, belum lagi kakinya ikut bergoyang mengetuk di lantai.

Penampilan Helen benar-benar sangat kacau, bagaimana tidak kacau. Rambut berantakan belum sempat diikat rapi, pakaian sederhana kaus longgar dan celana ketat untuk senam. Padahal ini hari minggu, hari libur santai bermanja-manja untuk Helen di rumah.

Ceklek!

Suara gagang pintu milik kamar Bryan bergerak. Pintu terbuka. Helen sudah menunjukkan muka masam menatap Bryan. Bryan sendiri menguap lebar - lebar.

"Sudah datang, saya mengira tidak jadi datang," ucap Bryan keluar menuju kulkas mengambil air mineral yang dingin.