Real Love (2)

Kenapa? Apa yang ku cari darinya? Kenapa aku menyukainya? Apa yang membuatku bertahan padanya? "Apa yang kau tau? Kau tidak tau rasanya! Aku juga ingin meninggalkannya! Aku ingin mencampakkannya! Aku juga sering berjanji pada diriku untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dengan terus mencintainya! Tapi aku lemah terhadapnya ,bahkan aku semakin mencintainya...!"setiap kali ucapannya menggebu dengan tumpahan yang baru

"Aku tau!"potong Airyn "Aku tau perasaanmu,Rikha. Karna aku juga berusaha membuatmu berhenti menyakiti dirimu sendiri dengan mencintainya. Ya Tuhan,apa yang harus ku lakukan padamu?!"dengan nada bergetar ia menatap ke atas menahan tangisan dengan mengulum bibirnya

"Airyyynn!"Rikha memeluk erat sahabatnya itu. Emosi kemarahan,kekhawatiraan,kepedihan dan kekesalannya berhasil tersalurkan

Airyn mengusap air matanya "Astaga. Aku tidak boleh ikut menangis karna bajingan busuk sialan yang brengsek itu"umpatannya membuat mereka tertawa dalam haru

Malamnya Rikha dan Minho bertemu di kedai biasanya,Rikha membawa motor sendiri. Ia datang dengan mata sayu yang tidak fokus. Minho menghampirinya dengan ragu. Tak sekalipun Rikha menatapnya,mereka membisu. Mereka berkendara jauh sekali,tanpa sepatah katapun. Rikha tidak tahan untuk mengbaikannya lebih lama lagi,ia memeluk Minho lalu bersandar tanpa suara. Anehnya pelukan yang menusuk itu terasa hangat dan nyaman,yang perlahan menjatuhkan air matanya. Terasa punggungnya basa,Miho membuka suara "Rikha...maaf"ucapnya,entah kenapa nada dingin tanpa penyesalan itu semakin menghujam hatinya,terisak dalam diam

Minho menepi untuk mengajaknya berbicara. Saat ia memandangi wajah yang sembab itu,barulah ia tau gadisnya sedang mabuk "Rikha minum?"tanyanya datar,setidaknya ia masih peduli walau berbasa-basi untuk gadis yang tergila-gila padanya. Rikha menatapnya dengan senyum yang menyayat hati,sejauh ini ia berpura-pura tidak tau dengan ketidak pedulian pria yang digilainya itu. Rikha minum bukan tanpa sebab. Ia harus melakukannya agar berani berbicara pada Minho,jika tidak ia hanya akan memendam semua kepedihan sendirian seperti yang sudah-sudah

"Rikha,kenapa minum?"

Ia bahkan tersenyum,ya Tuhan apa yang harus ku lakukan padamu,Minho...

Dengan lantang Rikha bertanya "Ini,siapa?"menunjukkan foto gadis itu

Minho terlihat gelisah "Teman"jawabnya

Rikha tersenyum menyengal "Teman kok makai foto kamu?"

"Tidak tau. Entah kenapa dia begitu"Minho gelagapan

"Jadi kamu izinkan?"todong Rikha

Minho hanya diam mengalihkan pandangannya

"Kenapa diam?"

"Kita jangan bahas ini,ya?"bujuknya

Biasanya Rikha akan menurut,tapi kali ini berbeda,ia memutuskan untuk berani "Tidak bahas ini,mau bahas apa?"tegas Rikha,ini pertama kalinya ia berani mengatakan apa yang ada dihatinya

"Bahas tentang kita"balas Minho

Rikha tertawa pahit "Kita? Kita ini apa?"

"Pasangan"tatap Minho

Rikha tertawa miris dengan mata berkaca-kaca "Pasangan? Lalu kenapa mengizinkan gadis lain menggunakan fotomu sembarangan? Kamu tidak menganggap ku ada kah? Jangan terus menginjakku karna tau aku mencintaimu. Pikirkan juga perasaanku"ungkap Rikha perlahan

Seakan tidak terima ia membela diri "Kenapa marah padaku? Aku tidak bisa mengontrol perasaan orang lain,dia yang suka padaku. Aku bisa apa"

"Tolak. Tegaskan padanya. Aku tidak bisa marah pada wanita lain saat tau pacarku yang salah. Kamu harus tau,jangan memperlakukan gadis lain seperti kamu memperlakukan ku. Hanya aku yang berhak atas itu"tatapnya dalam

"Iya,iya. Sudahlah" jawaban singkatnya menunjukkan nilai Rikha dimatanya

Mereka kembali ke kedai tadi "Hati-hati dijalan,ya"Minho mengecup keningnya

Ah,begini lagi...dia tau betul kelemahanku

Pertemuan mereka berhenti sampai disana. Seberapa tidak pedulinyapun Minho padanya,Rikha berpura-pura tidak tau. Sebrapa menyakitkanpun itu,Rikha menerimanya begitu saja. Seberapa pahitnyapun itu,Rikha menyambutnya dengan luka yang ternganga. Bahagia yang singkat itu tidak bisa menutupi kekosongan dihatinya

Sebuah kata-kata yang mewakili perasaan Rikha

Terkadang sifat dan sikapmu itu membuatku ragu

Tolong biarkan aku mengenalmu

Jangan buat aku sesat dalam pilu

Deretan keluhku,sirna saat bersua

Tapi mengapa selalu saja sama?

Selalu saja seperti aku yang dilema

Selalu saja aku yang merasa terluka

Selalu saja aku yang merasa menahan semua

Sekali saja beritahu aku yang kau rasa

Sekali saja,biarkan aku tahu itu semua

Sekali saja tenangkan aku

Sekali saja beritahu aku alasan bersama

Sekali saja coba buat aku berhenti bertanya

Tapi tak mengapa

Kamu selalu membuatku tersenyum tanpa tahu jawabannya

Hati yang dilanda kekosongan penuh tanya dan persoalan itu mendadak menemukan jawabannya lwat gadis lain,itupun melalui pesan "Kau pacar Minho?"begitu tanyanya disana. Rikha tak habis pikir,berani-beraninya dia bertanya. Rikha juga tidak bisa mengecamnya karna Minho yang memulainya "Iya"balasnya

"Apa kau tau,Minho menembakku di telepon. Maukah kau jaadi pacarku? Begitu katanya,lalu ku bilang mau. Aku tidak tau dia sudah punya pacar. Bukan salahku kan"balasnya lagi

Rikha mencoba bersikap dewasa ditengah kepedihannya "Memang itu salahnya. Tapi kau juga tidak boleh begini padaku"

"Benarkah? Eh,tapi apa kau tau,saat itu dia terdengar senang. Bahkan sempat berpantun. Sebentar,apa ya katanya"

Rikha menahan geram. Ia jadi teringat bagaimana Minho menyatakan perasaan,hanya dengan sebuah pesan. Balasan yang tampak kesenangan itu dengan bodohnya membuat Rikha kegirangan masa itu

"Eh,aku ingat! Dibawah bakau ada itik,bunga merekah diatas bangku. Wahai engkau gadis cantik,maukah jadi pacarku? Begitu katanya,aku sampai tertawa senang,ahaha itu sangat lucu"

Tentu saja Rikha tak mau kalah "Ahahah kau benar,bisa-bisanya kau baper dengan candaan rendahnya"balas Rikha

Cih,gombalannya sangat payah,tapi mengapa aku menangis? Padahal rasanya lucu sekali. Ia tertawa sambil meringis. Tidak...ini tidak lucu sama sekali! Rasanya sakit sekali...kenapa begini padaku? Tidak,Rikha berhentilah tertawa! Rasanya sakit sekali saat kau memilih baik-baik saja dengan menertawakan dirimu sendiri. Air matanya menggebu membasahi ponsel,kembali ia terisak dalam diam. Kepan sakit yang berkepanjangan ini akan usai? Rasanya aku ingin lari kerumah Airyn,sangat sesak sekali disini

"Oh. Ngomong-ngomong kami berpacaran baru kemarin,dia meneleponku di sore harinya"notifnya lagi

Rikha berlari ke kamar mandi,setidaknya ia bisa sedikit bersuara. Hatinya benar-benar hancur. Mengapa sesakit ini mencintai seseorang? Jadi,senyum tidak bersalah yang kau perlihatkan saat itu adalah palsu? Aku tertipu...lagi? Seberapa jauh kau ingin menghina perasaanku? Aku ingin...bahagia yang hanya sedikit itu saja,mengapa susah sekali

Percintaan Rikha sangat sulit,ia memendam semuanya,orang-orang tidak akan mengerti bahagia apa yang ia dapatkan dari sana. Seperti kemarahan,ia akan diam saja ketika marah pada pacarnya itu, kekecewaan juga akan ia pendam. Dari tumpukan itulah rasa lelah akan muncul dengan sendirinya.