I'm a mother(2)

"Apa...yang kau lakukan disini?"tanya Duan yang terperogok

"Siapa dia?"Mika to the point,menatap wanita itu dari atas sampai bawah. Penampilan elegan dan anggun yang jauh dari dirinya

"Dia?"rangkulnya "Dia adalah pacar ku"dengan sombongnya

Sekali lagi ia terperangah "Lalu...aku siapa mu?"

"Teman tidur ku?"ketusnya dengan santai

"Hey,jangan kejam begitu"wanita itu tertawa mengejek dengan mata yang seakan menunjukkan tempatnya

"Biarkan saja. Dia sudah sering menerima perlakuan itu,tidak masalah. Sebentar lagi juga akan tesenyum. Benarkan? Seperti biasanya"tambahnya merendahkan

Mika terdiam menelan pahitnya

"Hoy!"pekik Chika yang berlari menghampiri mereka

"Dasar bajingan sialan!"bisa-bisanya burung Pardalote mu itu memasuki wanita lain. Hey,kau tante berkaki panjang,apa kau tidak tau bahwa bulu di kaki mu lebih panjang dari kelaminnya? Apa itu terlalu parah,begini saja kau tau burung yang hanya 8 cm kan. Segitulah"sela Mika yang mengambil alih. Chika sangat terkejut mendengar kata-kata yang keluar dari mulut sahabatnya yang lembut,sebelumnya. Nice sobat! Bangganya

"A-apa? Apa kau gila?!"bahkan Duan ikut tercengang karena tidak pernah menyangka sekalipun Mika mengumpat,apa lagi separah ini

"Apa kau tidak malu bicara kasar begitu,terlebih lagi pada pacar orang?"serang wanita itu pula

"Tidak tuh. Sebelum jadi pacarmu,dia adalah pacar ku"lontarnya terlihat menantang dengan melipat tangan

"Heh. Faktanya aku lebih good looking dan membuatnya nyaman daripada kau yaang sudah bertahun-tahun dengannya"celanya bertingkah congkak

Mika tertawa geli "Wajah mu tua,umur mu juga. Tapi pikiran mu masih anak-anak,oh...apa kau keterbelakangan mental? I'm so sorry to hear that"balasnya pula

"Hey,kau!"bentak Duan

"Apa?!"teriak Chika "Masih ku pantau ya. Kalau saja hukum tidak ada aku sudah membuat seluruh wajah sampah mu itu biru,kau tau?"sinisnya turun tangan pula

Duan memelankan suaranya "Lihat,lihatlah dia. Pakaiannya asal-asalan,tidak memakai riasan bahkan rambutnya kuno. Apa yang bisa ku pertahankan? Setidaknya buatlah aku nyaman,dasar payah"hardiknya Mika

Chika bertegak pinggang menantang "Apa katamu?! Ini,ini dan ini!"tunjuknya makeup diwajah wanita itu "Lihat saja ketika make up nya luntur,kau akan mati terkejut! Bahkan orang tuanya tidak bisa mengenali topeng ini"balasnya 2 kali lipat. Belum puas,ia mengatainya lagi

"Wanita dengan rambut panjang adalah yang terbaik! Apa yang salah dengan itu? Justru selingkuhan sialan mu itu yang bermasalah. Memperlihatkan lehernya begitu,kau tidak takut panu? Atau kau yang tidak bisa menahan kelamin impoten mu itu sehingga berencana menidurinya dimana saja setiap melihat lehernya?"pekiknya ditengah jalan itu,orang yang lewat memperhatikan mereka. Bukankah tampak menarik melihat melihat pertengkaran pasangan dan seorang selingkuhannya? Oh,jangan lupakan sosok sahabat lantam yang memeriahkan suasana

Mika dan Chika membuat pesta piyama,malam itu mereka perang bantal dengan tawa riang,meskipun mata Mika berair. Anggap saja terkena bulu bantal. Anggap mudah saja semua kesedihan itu,jangan kau pikirkan. Jka tidak dipikirkan kapan selesainya? Yah,tinggal pilihsaja. Ingin masalah mu yang selesai atau dirimu? Yang terburu-buru itu tidak akan kau tau apa yang berada ditengah dan bagaimana akhirnya. Mungkin saja kesenangan diawal itu akan menajdi penyesalan diakhir,seperti ubungan Mika dan Duan

Mereka berbaring dengan nafas terengah-engah dan sedikit sisa senyuman. Tentu saja Mika kembali sedih

"Jangan menangis untuk ajingan itu. Kau kan tau aku benci memiliki teman yang lemah"kata Chika

Mika menahan air disudut matanya "Akulah yang paling ingin menghentikan ini semua"

"Kalau begitu jangan pikirkan"ketus Chika

"Aku tidak memikirkan Duan! Hanya saja...terlintas di otak ku"

"Jangan bodohi aku"kata Chika lagi

"Aku serius. Saat ini pikiran ku kosong,tetapi air mata ku...."tangisnya

Chika berdecak "Baiklah,baiklah. Bukan salahmu. Mari buka lembaran baru lagi,ya?"tenangkannya menarik Mika duduk "Kau akan menjadi seorang ibu,jangan buat bayi mu sedih. Kuatlah untuk bayi mu"usapnya hangat

Mika menghapus air matanya "Iya. Aku tidak akan menangis demi bayi...ba-bagaimana kau bisa tau!?"kagetnya tersadar

Chika menatap kebawah lalu beralih kembali "Aku melihat hasil tespack mu"

ia terdiam,betapa memalukannya. Padahal aku ingin pergi diam-diam "Aku...aku sangat kotor benar kan? Bagaimana bisa gadis kotor seperti ku menjadi ibu dari anak ini,betapa malang hidupnya"isaknya menunduk

"Mika,tidak. Kau akan jadi ibu terbaik di dunia ini. Anak ini akan bangga memiliki seorang ibu yang luar biasa kuat seperti mu! kita berdua akan mengurusnya. aku akan jadi maminya dan kau ibunya, bagaimana? Bukankah itu menyenangkan?"cerahkan nya "Dan ya,jangan sebut dia lagi. Aku tidak ingin bayi kecil mendengar nama menjijikkan itu. Oh,sudah berapa usia kandunganmu?"alihnya

"Sudah 2 bulan"Mika mengusap-usap perutnya

"Yang benar saja? Bisa-bisanya kau menyembunyikan selama itu dari ku"gerutunya

"Maafkan aku,ya,ya ya?'bujuknya manis

"Hng. Baiklah,demi bayi kecil ini,aku akan memaafkan ibu mu yang bodoh ini dan akan menjaganya, tentunya kau juga"katanya berbicara dengan perut Mika

Memang benar, ketika kau memiliki seseorang disampingmu semua akan terasa baik-baik saja meski sejenak. Hanya... "Bagaimana aku akan menghidupinya nanti? Apakah ada orang yang mau mempekerjakan wanita hamil?"resahnya

Chika memukul pelan kepalanya "Hey,kau anggap aku apa? Aku yang akan membiayai kalian. Tentu sampai kau melahirkan dan sampai si bayi tumbuh menjadi di kecil menggemaskan. Jika keterusan aku akan tampak seperti suami mu"katanya

Mika merasa sangat beruntung memiliki orang yang seperti ini sebagai temannya. Dia berlagak mendesah "Harusnya kau adalah teman pria ku"seakan menyayangkan

Chika tercengang "Apa katamu"pukulnya dengan bantal

"Kau memukul ibu hamil?"

"Ah,sialan. Ah,yang benar sajaaaa?" kesalnya melihat Mika yang berlindung dibalik perutnya itu

2 bulan berlalu. Hal yang dibayangkan oleh mereka tidaklah sesuai dengan hari-hari yang telah mereka lalui. Mika dianggap merusak nama keluarga dan diusir oleh orang tuanya. Penolakan dari orang-orang yang diharapkannya membuat gadis itu tertekan,setiap malam ia menangisi kehidupannya bahkan sampai berpikir untuk mengakhiri hidupnya

"Aku tidak kuat lagi. Chika...aku akan mengakhiri hidup ku"katanya silap

"Apa.... apa yang kau katakan,Mika?!"syoknya ditengah malam gemuruh itu

Mika mulai tersedu "Aku tidak kuat lagi! aku juga lelah,aku lelah dengan semua ini. Kenapa harus aku? Kenapa harus aku yang menanggung semuanya? Apa karna aku wanita?! Kenapa mereka bisa dengan santainya melukai ku,kenapa mereka dengan teganya mengusir ku? Kau tidak tau bagaimana mereka menatapku dengan perut besar ini baik di pasar, dijalan maupun di bus. Mereka tidak memberiku tempat duduk seakan berkata, salahmu kenapa tidak bisa menjaga diri. Kenapa,kenapa mereka tidak berpikir aku menikah muda? kenapa mereka seenaknya menjatuhkan pandangan? Tidak bisakah mereka menolong ku sedikit saja?! Buatlah setidaknya ini mudah untuk ku! Bukan mempermudah cara berpikir kalian!"

"Apa kau gila,sialan!?"pekik Chika berkaca-kaca

"Lalu kau ingin aku bagaimana?! Bagaimanaaa...!? Hidup ku hancur Chika,hancur... benar, aku...aku akan menggugurkan bayi ini...aku akan menggugurkannya!"katanya tertatih menyudut pada tembok "Dengan begitu...semuanya akan kembali seperti semula kan?"tatapnya dengan mata putus asa yang mengkilat ditengah kegelapan itu,seperti wanita gila,dengan gaun putih dan kantung mata yang menghitam.

Deg,Chika tak tahan lagi mendengar omong kosongnya

Plak! Tamparnya keras, yang membuat Mika merosot terduduk

"Kau sudah sadar sekarang? Atau sebelah pipimu yang belum merasakannya akan berulah lagi? Kalau begitu cepat lakukan, agar kau sadar dengan omong kosong apa yang telah kau ucapkan didepan bayi mu,bodoh!"teriaknya membentak sambil memeluk temannya yang malang itu