I'm a mother(3)

2 bulan kemudian,perut Mika sudah membesar. Dia dan janinnya tetap sehat walaupun diam-diam bekerja. Kebetulan sekali ada sebuah restoran yang menerimanya sebagai tukang cuci,entah itu karena kasihan atau apa. Sedangkan Chika menambah beberapa oekerjaan lagi selain bekerja paruh waktu. Tentu saja keduanya sama-sama kesulitan,lelah dan sesekali ingin menyerah tanpa perlu bicara. Tetapi mengingat akan ada bayi kecil yang lahir mereka terus bangkit,terus mengingatnya jika mulai lemah

Pukul 7 pagi hingga 10 malam adalah jam kerja Chika,lalu Mika akan menyelinap pukul 8 pagi hingga 9 malam. Chika sering terkantuk dan penat yang sangat berat,saat ini dia tengah bekerja sift malam di swalayan. Semua tulangnya seakan remuk,tapi kembali ia teringat Mika yang mual-mual,susah tidur dan mengidam parah tidak terkecuali kehidupannya yang terhitung selesai sebagai remaja. Sahabatnya yang seperti itu saja kuat,lalu kenapa dia mengeluh hanya karena penat,pikirnya. Sedangkan Mika yaang saat ini sedang bekerja yang terbilang melelahkan dan kesusahan bergerak baginya yang tengah hamil besar,ia teringat pada Mika yang bekerja yang bekerja keraas demi dia dan bayinya. Padahal bisa saja ia mengusirnya seperti yang dilakukan orang tua Mika. Pada dasarnya sikap mereka saling memotivasi tanpa perlu bicara

Hingga malam itu mereka saling bertemu didepan rumah "Mika?"heran Chika melihat gaunnya yang basah. Mereka memutuskan untuk bicara didalam

"Apa yang kau lakukan diluar? Habis darimana?"tanyanya seperti seorang suami yang memergoki istrinya

"A-aku...be,belanja"kata Mika menunduk

"Jangan membodohi ku,Mika!"bentaknya "Apa kau diam-diam bekerja?"tatapnya tajam pada Mika yang tertunduk diam

Ia menarik nafas dalam,menengadah keatas "Aku sudah bilangkan kau tidak perlu bekerja. Aku bisa dan hanya aku yang bisa bekerja. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada bayimu,Mika? Sadarlah,kau tidak sendiri sekarang!"teriaknya

"Kau juga sadarlah, kau tidak sendiri!"pekik Mmika pula "Dan jangan berteriak pada bayi ku"sambungnya tenang kemudian

Chika yang mendengar kalimat itu mendapati air matanya berangsur turun

"Akh"Mika merintih,dengan panik Chika mendekatinya tanpa tau harus berbuat apa"Apa...?kau kenapa Mika? Apa yang sakit? Apa sudah waktunya,tapi ini masih 4 bulan...? apa yang harus ku lakukan...? Bagaimana ini?"paniknya

"Chika"genggamnya

"I-iya?"

"Bayinya...menendang"sambungnya

"Apa?"Mika seperti mengisyaratkan untuk memegang perutnya dan benar saja ia sedang bergerak didalam sana. Chika merasa seperti suatu keajaiban baru saja terjadi "Kau...apa kau menegur dua ibumu yang sedang bertengkar ini? Apa, kami mengganggumu didalam sana?"katanya menangis dan tertawa penuh haru "Aku,ah bukan. Mami...akan menjaga ibumu. Kau bisa tenang didalam sana,jangan cepat-cepat ingin keluar melindungi ibumu. Jangan khawatir dan teruslah berkembang ya,agar kau juga bia melindungi mami"

Seketika air mata Mika berjatuhan "Bisakah kau menegur ibu mu jika dia nakal? Katakan padanya bahwa mami terkadang cukup lelah untuk bisa menegurnya"sambung Chika terisak

Tangis mereka pecah tetapi juga lega karena telah mengatakan beberapa kata yang menegaskan keberadaannya masing-masing

Esok hari dimulai dengan keributan yang ditimbulkan oleh Chika "Ayo cepat. Mika. Astaga cepatlah,atau kita akan berada diantrian paling belakang. Kenapa kau harus ikut juga? Apa setelah hidup selama 20 tahun kau tidak tau kalau wanita yang berburu diskon itu adalah sekumpulan monster? Untuk apa ibu hamil ikut-ikutan. Kau bisa terjepit nanti"omelnya

Seraya mengunci pintu Mika menjawab "Kau bilang ingin belanja untuk kami,jadi aku harus ikut. Ini bukan hanya keinginanku tapi keponakan mu ini. Apa kau mau dia mengences?"

"Apa itu juga termasuk mengidam?"gumamnya

Setelah lama diperjalanan mereka akhirnya tiba di swalayan yang mengadakan diskon 6 bulan sekali. Mereka berada diantrian ke-3 dari belakang. Mika menoleh mengintip mimik wajah Chika yang sudah seperti ikan buntal

"Kan. Aku sudah bilang kau tidak usah ikut. Sekarang bagaimana caranya kita masuk?"gerutunya

"Tehehehehe"cengirnya mengusap perut

"Apanya tehehe. Argh,kau membuatku terlihat seperti nenek tua"Chika memikirkan ide untuk membawa Mika masuk tanpa berdesakan "Apa aku harus memasukkan mu kedalam trolli"katanya asal. Tapi kemudian dia berpikir kembali "Hey,itu bukan ide yang buruk"

"Apa? Apa kau gila? Aku ini wanita dewasa,bukan anak-anak"tolaknya

"Ingatlah anak yang ada didalam perutmu itu,wanita dewasa yang keras kepala"skak mat Chika

Sekarang gantian Mika yang seperti ikan buntal sambil masuk kedalam trolli dengan kesal yang tidak terbantahkan. Begitu pintu terbuka "Pegangan yang erat"peringat Chika

Dan wung,swing!

Trolli itu melaju seperti pesawat yang siap tempur. Sebisa mungkin Chika menjaga agar Mika tidak terguncang didalam sana,namun tepat saja itu adalah kereta trolli yang ugal-ugalan

"Apa kau masih ingat saat ini aku sedang hamil besar?"teriak Mika ditengah bisingan angin

"Tentu saja"katanya mengerem untuk mengambil bahan makanan"

"Ambil juga beberapa bubur disana"sambung Mika

"Aku sudah mengontrol jalannya semulus landasan pesawat terbang"lanjut Chika mendorong kembali. Seluruh pengunjung disana melihat cemas wanita yang tengah hamil besar didalam putaran trolli yang melesat itu. Haha,ada untungnya aku membawa wanita hamil,semua orang menepi dengan sendirinya,dalam benaknya

"Yang benar saja. Jang kira aku tidak tau bahwa kau sedang memanfaatkan wanita hamil saat ini. Tapi aku lebih perduli pada bayiku yang akan keluar ini"pekiknya

"Jangan teriak bodoh. Dan jangan berani kau mengeluarkan keponakan ku yang sehat,sebelum waktunya!"ketus Chika masih berburu belanjaan walaupun sudah hampir menutupi perut bulat Mika "Haish,duduk yang benar. Jangan biarkan barang-barang ini menimpa keponakan ku"

"Kaulah yang tidak benar. Keranjangnya sudah penuh"ketus Mika pula

"Bukan keranjangnya yang peuh,kau yang memenuhi keranjangnya"gumam Chika

"Apa? Kau bilang aku gendut?!"syok Mika. Ini adalah hal yang paling pantang dikatakan pada wanita hamil,benarkan? "Kau dengar nak,mami mu yang payah ini mengejek ibu"adunya

Mulai lagi "Baiklah,maafkan mami ya"senyumnya

`````````````````````````````````````````````

3 bulan kemudian,saat persalinan Chika diperkirakan 2 hari lagi tanpa sengaja ia bertemu kembali dengan Duan di minimarket "Mika...?" tatapnya. Mata Mika membulat dan segera keluar dari sana,tetapi ditangkap oleh Duan "Bisa kita bicara sebentar?"

"Lepaskan tanganmu dari ku"

"Sebentar saja, lima menit. Hanya lima menit"mohonnya

Mika menghempaskan tangannya lalu setuju untuk mengikuti Duan. Di keheningan itu Duan menggosok-gosok tangannya gugup "Bagaimana kabar mu?"tanya pria itu ragu-ragu

"Sangat baik dari sebelumnya"ketus Mika

"Begitu...baguslah"tunduknya "Kau...kau hamil? Dimana suamimu?"

Suami? Aku baru tamat dari SMA beberapaa waktu lalu dan sekarang dia menanyakan suami ku? Setelah semua itu,dia tidak tau? "Dia mati saat berselingkuh"tukasnya

Duan terpaku sejenak. Memang wajarnya begini "Apa kau masih marah padaku? Maafkan aku...dulu aku begitu naif,masih terlalu muda dan bodoh"ucapnya tampak menyesal

Masih muda? Dia pikir seberapa lama waktu sudah berlalu? Meski perut ku membesar tapi tidak selama itu sampai reuni begini "Benar. Kau bajingan bodoh brengsek sialan dan...orang yang menghancurkan hidup ku"