Pekerja kantoran adalah hal yang melelahkan,jam lembur yang tidak menentu,atasan yang tidak memiliki pikiran dan kolega kerja yan bermulut masam. Meski begitupun aku selalu memasang senyum seperti tembok yang dikencingi anjing. Belum lagi pacar ku ini,yang sedang mengoceh saat kencan kami setelah 3 bulan lama "Bisa-bisanya kau tidak keramas,Lily. Kau ini wanita,wanita. Pacar orang lain akan tampil cantik dan wangi tapi kau?"namanya adalah Leo. Dia pacarku atau suvenir yang kudapatkan saat bekerja sama dengan kantor cabang. Harus ku sebut apa dia?
"Aku tidak sempat. Pekerjaanku menumpuk"kemudian ponselnya berbunyi "Aku harus menjawab ini,tunggu sebentar ya Leo"angkatnya tangan seperti menghentikan mobil yang mengelakson "Ya? Menyerahkan dokumennya besok? Tidak ada masalah pak direktur,tidak ada masalah sama sekali. Menyerahkan selusin dokumen yang baru diberikan semalam untuk besok pagi tentu saja itu bukan masalah. Iya,baiklah pak direktur. Semoga hari anda menyenangkan"tutupnya berubah dengan ekpresi mengutuk "Apa dia gila"gumamnya
"Kau sesibuk itu? Presiden bahkan tidak sesibuk dirimu. Kau itu wanita,banyaklah berdandan dan menghabiskan waktu ke salon"omelnya lagi
Astaga kenapa bisa kau mengencani orang semacam ini. ke salon katanya? Memangnya tidak pakai uang. Aku bukan gadis bodoh yang menghabiskan semua uangku untuk perawatan lalu memacari berbagai pria 'Ya ya ya. Leo,kenapa kita tidak berhenti membahas ini? Aku harus pulang dan mulai bekerja"
"Bekerja? Lagi? Setiap kali kau seperti ini. Hei,Lily. Sebaiknya lupakan bahwa kita berkencan"ia tampak bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Setelah menatapnya selama 3 detik,Lily menjawab "Okay"dengan singkat. Terserahlah apa maunya,aku hanya ingin cepat pulang dan bekerja,itulah yang ada dipikiran Llily
Leo beringak terkejut"Okay? Sepertinya memang benar kau itu gila kerja. Jika begini caramu berkencan sebaiknya hentikan,tidak ada orang yang betah dengan wanita kumal sepertimu"celanya
Lily memperhatikan dandanannya "Kumal? Apa kau yau,aku bahkan mengambil baju baru dari lemari yang biasanya aku memakai baju yang sama selama 2 hari,aku menggantinya untuk berkencan dengan mu"
"Du,dua hari?"Leo menyipitkan matanya
"Lalu,lalu rambut yang biasanya ku cuci setelah seminggu atau bahkan lebih hari ini aku mencucinya walau baru 5 hari,hanya untuk berkencan dengan pria brengsek seperti mu! Meski tidak pakai shampo"lanjutnya
"Astaga. Sekarang aku mengerti,akulah yang gila,aku. Bagaimana bisa aku berkencan,bukan. Makan siang dengan wanita jorok seperti mu. Kaulah yang brengsek,berani-beraninya wanita...mahluk semacam mu dekat-dekat dengan ku!"pekiknya,membuat semua orang menyoroti Lily dengan kamera ponsel mereka
"Yang benar saja,ada wanita sepertinya?"
"Aku tau itu hanya dengan melihatnya. Apa dia tidak merasa malu?"
"Dia berani mengatakan semua itu pada seorang pria? Aku mengaguminya!"
"Dia pasti gila. Beraninya berkencan dengan penampilan begitu"
"Apa tidak ada kaca dirumahnya"
Llily menyikapinya dengan tenang"Bukannya aku tidak berkaca,hanya saja yang ku lihat setiap hari adalah layar laptop dan nominal angka melampaui puluhan juta direkening bank ku. Jadi,aku terkadang terlalu senang melihat masa depanku yang cerah sampai lupa dengan penampilan ku"tanggapinya dengan sangat natural
"Seorang wanita menghasilkan begitu banyak uang?"
"Lupakanlah riasan itu,kau sangat menawan!"
"Jika saja aku pria sudah ku pacari dia dan mengubah penampilannya"
"Pacaran saja dengan kakak!"begitu mudah membalikan serangan
Leo membeku melihat situasi yang berubah arus itu "Me-memangnya kenapa? Kau tetap saja seorang wanita yang tidak pandai merawat diri walaupun dengan semua uang mu itu"mulainya lagi. Opini merekapun berubah kembali "Benar juga"
"Aku khawatir uangnya hanya akan habis untuk makan"
"Takutnya penampilannya tidak berubah walau menghabiskan semua uang itu"
"Lupakanlah. Apa gunanya berpacaran dengan wanita jelek,hanya merusak mata ku saja"
"Aku tidak akan khawatir dengan itu. Sekarang ini zaman semakin maju. Ada yang namanya suntik pemutih,Mesoterapi bahkan operasi plastik. Apa yang perlu dikhawatirkan? Khawatirlah jika kau tidak punya uang. Mungkin saja dimasa depan hanya perlu melempar uang untuk penampilan"
"Astaga dia benar!"
"Wanita ini adalah tipe ku. Dia sangat keren!"
"Aku menyukainya,dimana lagi aku bisa menemukannya"
"Kapan-kapan pergilah ke salon bersama ku. Pasti akan menyenangkan!"
Inilah publik itu. Ikut menumpuk dan memupuk dimanapun kehebohan terjadi. Aku yakin kehidupan mereka lebih membosankan dariku. Ia mendekati Leo "Ingin membuat ku malu hanya sebatas ini? Kau masih kalah jauh dari rekan dan atasan ku"menyibak rambutnya dengan pesona "Astaga,bau"menggosok-gosok hidungnya lalu pergi
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Suasana dikantor masih sama saja,atasan yang tidak memiliki akal seperti rambutnya dan teman sekantor yang menyembunyikan cakarnya
"Hei,senior Lily Namira. Foto copy dan buatkan aku segelas kopi"lemparnya keatas meja Lily
Jalang sialan. Aku ini masih senior mu,senior! Dumelnya dalam hati "Tentu saja,Mina"cring,senyuman itu muncul begitu saja. Hah..ku harap setidaknya begitu
"Aku juga"pesan yang lainnya
"Aku campur susu"
"Sekalian buatkan aku juga"
"Tentu saja. Kita adalah rekan kerja,melayani kalian adalah kehormatan untuk ku. Tunggu sebentar,aku akan mengantarkannya langsung ke meja kalian"seakan melakukan hobynya
"Dengar itu,kehormatan katanya"cibir mereka
"Aish,setidaknya cobalah untuk tidak terdengar ketika berbisik,jalang"gumam Lily seraya membuatkan kopi untuk mereka
"Dia itu penjilat,penjilat kelas kakap. Kau lihat saja ya,dia akan mengantarkan kopi ke direktur lebih dulu tanpa diminta"
Benar saja,Lily tetap melakukannya meski mendengar mereka "ini kopi anda pak direktur, silakahkan dinikmati" dengan penuh kelembutan
"Kenapa kau selalu melakukan ini? kau pikir kau pecandu kopi atau pemalas yang tidak memiliki pekerjaan di kantor selain mengantuk?" Bentak direktur itu
"Lihat lihat, dia dimarahi lagi" heboh mereka diluar
"Wah, dia tidak jera-jera"
Lily sudah terlatih untuk menerima frekuensi suara ini "Tidak direktur, anda adalah atasan yang paling cakap dan cepat dalam bekerja. Melihat anda yang bekerja keras begitu saya selaku pegawai anda bagaimana bisa tidak mengapresiasi anda. Orang juga akan lelah jika tidak diapresiasikan. Tapi saya yakin walau tanpa apresiasipun anda akan tetap bekerja keras" sanjungnya
"Telingaku hampir berdarah mendengar pujianmu sepanjang tahun. Kau tidak lelah terus menjilat? Hentikanlah, lakukan saja pekerjaanmu aku tidak butuh apresiasimu.... tapi "dia merubah ekspresinya "jika apresiasimu itu dalam bentuk tindakan aku tidak masalah. Mari makan ramyun dirumahku"
"Aargh,si tua itu mulai lagi"
"Diamlah, ini tontonan menariknya"
Senyum sumringah tanpa beban adalah bakat alami Lily "Tentu saja" jawabnya cepat. Tanggapannya itu membuat heboh diluar
"Apa? Ada apa dengan permen karet usang itu?"
"Permen karet usang?"
"Kau tidak tau? Ah,kau baru masuk kemarin ya. Tapi tetap saja,bagaimana bisa kau tidak tau? Dia adalah perbincangan disini. Dulu aku mengetahuinya dihari pertama ku bekerja. Dengarkan,Llily Namira adalah senior kita disini. Dia merangkak untuk naik ke atas sejak 3 tahun lalu. Siapapun itu,teman kantor,saudara mereka,orang yang datang dari kantor cabang dan atasan semuanya disanjung habis-habisan olehnya. Tapi tidak ada perubahan apapun. Dia seperti permen karet yang menempel dimanapun dan pada siapapun bahkan setelah dibuang,seperti itu...apa namanya ? A, permen karet yang menempel di bus atau yang tidak sengaja kau duduki. Karena itulah dia permen karet usang"
"Bukankah itu keterlaluan"
"Hei, Lee Jaemin. Kau belum lihat batas tidak tau malunya itulah yang keterlaluan. Tapi ini aneh,apa dia lelah?"lanjut mereka melihat dua orang didalam kantor itu
"Karna saya tau bapak akan meminta ramyun jadi saya menyiapkannya"ia mengeluarkan ramyun dari balik bajunya "Tadaaa. Mohon tunggu sebentar pak direktur,saya akan membuatkannya. Oh,apa bapak mau menambahkan sosis juga?"keluarkannya lagi
"Apa? Ka-kau mengeluarkannya dari sana? Bagaimana bisa kau..."cengang direktur itu
"Ramyun paling enak jika ditambah sosis,saya akan memasukkan banyak kedalamnya untuk pak direktur. Akan terlalu lama jika menunggu istirahat,pak direktur pasti sudah lapar setelah bekerja keras. 2 jam lagi adalah jam makan siang. Permisi sebentar pak direktur,saya akan bergegas membuatnya. Silahkan silahkan lanjutkan pekerjaan anda,pak direktur"begitulah Lily selalu lolos dari sana dan direktur yang dibuatnya tidak bisa berkata-kata
"Wah! Ini dia permen karet usang!"menyorak
"Jangan begitu kak Kim Hon "kata Lee Jaemin enggan
"Tidak apa. Dia tidak punya masalah dengan anggapan orang"
"Benar-benar penjilat kelas kakap. Aku saja tidak bisa mengatakan apapun jika begitu"sambung yang lainnya
```````````````````````````````
Esoknya terjadi penghinaan terang-terangan di kantor. Hal ini memang sering terjadi karena Lily tidak mengatakan apa-apa selain tersenyum . Dimulai dari mereka yang menanyakan tugas yang harusnya mereka selesaikan sendiri malah dikerjajan oleh Lily. Brak! Mila yang merupakan juniornya di kampus dulu membanting dokumen diatas mejanya "Apa ini senior? Kau melakukan kesalahan pada dokumennya?"dengan nada meninggi
Lily mendesis,Sial ini karna si brengsek yang gila kencan itu. Aku jadi melakukan kesalahan pertama dalam kerjaan ku "Benarkah? Coba ku lihat"periksanya dengan teliti "Ah,benar. Maafkan aku. Aku akan..."
Junior itu memotong ucapannya"Ah,benar? Maaf kan aku? Senior bercanda mengatakan itu? Karna mu aku dimarahi oleh direktur . Kalau kau tidak tulus membantu ku katakan saja. Hei,senior,jika kau ingin menarik perhatian direktur karna menyesal menolaknya jangan melalui diriku. Seharusnya kau terima saja waktu itu"ketusnya tajam. Pertahanan sebanyak 7 lapis benteng. Itu tergolong ucapan sepele baginya "Maafkan aku,Mila. Aku akan mengulanginya lagi, kali ini akan sempurna! Aku sungguh minta maaf,Mila. Oh,lihatlah kelopak matamu kau pasti sangat bekerja keras. Bagaimana ini,kau adalah wanita pujaan. Ah,benar. Mila,apa kau punya waktu luang?"ia menyodorkan vocer spa "Gantikanlah aku. Kau tau aku tidak punya waktu untuk itu,aku bahkan tidak cocok itu bukan style ku"sambungnya. Mila terlihat menahan girangnya dan menayambar vocer itu "Tentu saja. Orang seperti senior tidak cocok pergi kesana. Akan ku maafkan senior kali ini"
"Hei"kata Lee Jaemin tidak tahan lagi melihaat mereka berdua
"Jaemin?"kata Mila
"Lee Jaemin. Kita tidak dekat untuk itu"ketusnya "Kau memanggilnya senior tapi kau tidak sopan dan bicara tidak formal dari tadi. Ah,aku malas mengurusi ini tapi,bukankah sudah keterlaluan? Memang begitu caaramu berterimakasih pada senior yang mengerjakan tugasmu? Dan senior Lily Namira. Kenapa senior diam saja. Kenapa bicara manis pada boc,junior yang kasar ini?"
"A-aku?"tunjuk Lily dirinya sendiri. Apa dia barusan mau mengatakan bocah? Apa aku salah dengar? Pasti begitu,wajahnya yang tampan tidak cocok mengatakan itu
"Permisi. Lee Jaemin,apa kau mengatai ku? Itu kesalahan senior Lily. Wajar saja aku marah padanya"Mila membela dirinya
"Kau memanggil senior begitu, tampaknya kalian cukup dekat untuk saling menghargai. Jika kau tidak mau ada kesalahan lakukan sendiri. Menyerahkannya pada orang lain adalah bentuk tidak percaya diri"tambah Lee Jaemin membuat Mila muram