Prickly Lily(2)

"Ah,sudah-sudah. Mari hentikan ini. Lee Jaemin,ini adalah salahku. Mila adalah orang yang sangat rajin bekerja hanya saja ada urusan mendesak jadi aku membantunya. Aku sangat berterima kasih karna kau membantu ku. Kau anak yang sangat baik,aku yakin kau akan sangat sukses kedepannya,percayalah pada ku"tengahinya memadamkan dua pematik itu

"Sudahlah"Lee Jaemin berhenti sampai disana. Terlalu canggung mencampuri urusan orang yang tidak mau membela dirinya. Orang bebas melakukan apa yang ingin mereka lakukan kan,jadi ayo urus diri maasing-masing. Sial,aku mulai menyesal

"Terima kasih,Lee Jaemin. Maaf untuk mu,Mila. Selamat menikmati waktu luangmu. Lee Jaemin aku akan mentraktirmu"tolehnya berbicara pada punggung mereka berdua

`````````````````````````````````````````````````````

Siang hari Lily adalah wanita penjilat yang tidak tau malu sedangkan malam hari dia adalah, dia adalah wanita tidak tau malu yang sangat gila. Ting tong ting tong, ia menekan bel rumah Kim Hon yang tengah sibuk menyantap ramyun panasnya "astaga siapa yang menggangu orang di tengah malam begini!"rutuknya melepas pangutan

"Biarkan saja sayang, mari kita lanjutkan"

"Em, jangan begitu terburu-buru sayang.Tunggu aku sebentar,aku akan kembali" pakainya mantel mandi. Bel itu terus berbunyi. "iya-iya, aku datang" sahutnya membuka pintu" oh senior Lily Namira?"

"Maaf mengganggumu. Aku hanya ingin memberikan gingseng ini. Minumlah agar kau tampak segar besok. Pasti melelahkan bekerja hingga larut malam, jagalah kesehatanmu"

"Tidak semelelahkan senior, yang belum pulang dan malah mendatangi rumahku yang berjarak 60 KM dari rumah senior"

"Ahahah, tidak masalah. Baiklah aku akan pergi dulu. Sampai jumpa besok di kantor, Kim Hon" pamitnya

Kim Hon menunjukkan senyum paksa "baiklah senior " ketikan akan menutup pintu Lily berbalik dan menahannya "Ada apa senior?"

"Ah...begini apa kau kenal dengan Lee jaemin?" tanyanya

Apa dia berpikir untuk menjilat Lee Jaemin juga? Bibi tidak tau malu ini, menggangu kesenangan ku saja, "kenal"

Benarkah? Apa kau tau..

"Tidak tau" tutupnya pintu dengan cepat

Lily kebingungan "apa dia menutup pintunya? Bahkan setelah menerima gingseng dariku? Dasar brengsek itu" desahnya mengumpat "baiklah rumah siapa selanjutnya? Rumah kang Mila? Dengan jinjingan penuh ditanganya. Inilah yang dimaksud "wanita tidak tau malu yang gila"

Saat akan pulangnya ia bertemu dengan Lee Jaemin, di blok rumahnya "Lee Jaemin?"

"Senior" sapanya berjalan melewati

"Tunggu ini ginseng merah" sodornya pada Lee Jaemin yang hanya melewatinya "Ambillah. Aku juga memberikan pada yang lainnya, ini punya mu. Anggap saja sebagai ucapan terimakasih ku"

"Tidak perlu"

"Tapi....Kenapa?Ini bukan sogokan atau apapun. Aku hanya ingin berterimakasih, ngomong- ngomong kau tinggal di dekat situ ya? Sodornya lagi

"Senior ingin berterimakasih? Baiklah kalau begitu izinkan aku berbicara santai pada senior" katanya canggung

"Tiba-tiba sekali?" bingung Lily

"Aku hanya tidak suka bersikap formal pada orang Yang tidak aku akui hanya karna dia senior" spontanya

Apa ini, dia membenciku? Lalu kenapa dia menolongku tadi? Terserahlah. Kurasa dia akan berguna juga nantinya, tidak ada salahnya menempel pada bocah ini "Okay berbicara santai lah padaku sekarang, tapi kau harus menerima ini dulu" kekeh nya

Lee Jaemin berdecak "Merepotkan" ketusnya mengambil hadiah itu "sudahkan" tinggalnya begitu saja

"Bocah kasar itu sangat menyebalkan. Dia pikir boleh seenaknya begitu pada senior?Hufft.....tenanglah Lily Namira,sabarlah demi hidup mu"

Hari-hari di kantor bertambah sibuk tia harinya. Deringan telepon yang tidak ada hentinya "Hei,siapa saja tolong angkat telepon itu"sorak Kim Hon

"Itu meja Kang Mila"sahut Lily "Biar aku saja yang angkat"padahal pekerjaannya sendiri 2 kali lipat lebih banyak dari mereka

Kim Hon bergerak mendekati Lee Jaemin dengan kursinya "Sudah lihat batasannya?"katanya

"Bagaimana senior bisa tau?"tanya nya

"Tentu saj aku tau. Dulu dia juga menemukan rumah ku. Aku sangat terkejut waktu itu,ku pikir dia penguntit"

"Wah"cengang Lee Jaemin. Batasan yang mengerikan untuk wanita seukuran nya,pikirnya

Semua berkas menggunung dimeja Lily,bahkan yang terlihat hanya gulungan rambutnya. Dia tidak beranjak daris ana hingga waktunya makan siang. Karyawan lain bergunjing tentangnya di kantin "Apa senior Lily itu tidak berlebihan? Dia mengambil sebagian tugas kita untuk dikerjakan sampai tidak makan siang. Dia ingin membuat alasan untuk sakit atau apa"mulai Kang Mila

"Itu benar. Kenapa dia sampai seperti itu hanya untuk menjilat. Dia bahkan mengganggu ku ditengah malam,hanya untuk memberikan ginseng dan bertanya dimana rumah Lee Jaemin"Kim Hon menyambung

"Lee Jaemin?" lirik Kang Mina padanya "How,sekarang dia mengincar Lee Jaemin. Kau harus berhati-hati pada permen karet usang,awas dia menempel dibokongmu"

"Dibokong? Hei,Kang Mila. Kau ini vulgar"tawa Kim Hon

Mereka asik tertawa,lalu Lee Jaemin dengan ketusnya memotong "Wajah mu terlihat cerah,apa Kau sudah menggunakan voucher yang disumbangkan oleh senior Lily? Atau karna makanannya lezat?"

"Apa"tajam Kang Mina

"Menurut ku kau yang berlebihan. Membicarakan senior yang dengan baik hati menolong dan menyumbang untuk mu dibelakang. Jika bukan karnanya kau tidak akan bisa makan siang sambil tertawa disini"katanya lagi meninggalkan mereka. Ia pergi dengan keren tetapi didalam hatinya merutuk,apa yang sedang kau lakukan bodoh

"Kenapa kau membelanya? Kau benar-benar sudah tertempel oleh permen karet usang itu?"teriaki Kang mila

Lee Jaemin berhenti dengan hanya menoleh kesamping dan berkata "Entahlah. Sebenarnya gaya bicara senior Lily tidak buruk. Satu sisi dia menyanjung tapi juga membuat tekanan,hanya saja banyak orang yang tidak cukup pintar untuk mengerti maksudnya"berjalan kembali

"Wah! Sejak kapan dia dekat dengan permen karet usang sampai bisa memanggil namanya begitu?"sanggah Kim Hon "Mendengar perkataannya aku jadi berpikir,pantas saja aku terkadang merasa senior menunjukkan arti yang berbeda"pikirnya serius

"Lee Jaeminnnn!"pekik Kang Mila

Jam istirahat sudah berakhir.mereka kembali bekerja. Suara ketikan saling beradu,telepon berdering bergantian .

To tok tok,Kim Hon mengetuk meja Lily "Senior,pak direktur memanggil mu"sampaikannya

"Oh,baiklah"katanya melepas kacamata

"Kau juga,Lee Jaemin"sambung Kim Hon

"Aku?"

"Iya,kau"angguk Kim Hon

"Ayo,Jaemin"ajak Lily tersenyum ramah padanya

Lee Jaemin menaikkan alisnya. Jaemin? Apa karna aku memintata untuk bicara santai dengannya jadi dia mengikuti?"mereka pergi bersama

"Apa ini? Llily,Jaemin? Mereka sedekat itu?!"heboh Kim Hon

Mereka mengetuk pintu "Masuk"jawab direktur,begitu masuk sudah ada Kang Mila disana. Aku memiliki firasat yang buruk,batin Lily

"Ku dengar kalian sama-sama merundung rekan kerja kalian. Apa itu benar?"tanya direktur itu pada mereka berdua. Kang Mila tersenyum miring. Sudah ku duga,wanita iblis ini,dalam hati Lily

"Astaga. Bagaimana bisa saya merundung junior-junior saya pak direktur. Mereka sudah seperti keluarga bagi saya. Tidak mungkin saya merundung mereka"kata Lily

"Nona Lily Namira, sepertinya aku sudah bilang tidak ada junior atau senior di kantor ini. Yang ada hanya kemampuan. Kau bekerja dengan lambat. Bahkan Lee Jaemin lebih baik dari mu. Tapi kenapa anak yang baru masuk beberapa hari sudah berani merundung begini?"singgung direktur itu

Lee Jaemin menyengal senyum "Rasanya seperti aku menjadi murid baru di sekolah. Disini tidak ada junior atau senior,tetapi yang lebih muda berani menghina orang terang-terangan. bukan begitu Nona Kang Mila?"sindir Lee Jaemin

"Apa maksud mu. Sudah jelas kalian berdua yang bersekongkol mengatai ku"sanggah Kang Mila

"Bersekongkol apanya. Aku saja malas hanya dengan melihat mu"decih Lee Jaemin

Bocah sialan ini selalu mengatakan apa yang ingin dia katakan,dia tidak tau akan terkena masalah besar, pusing Lily dalam benaknya. Baiklah karena dia menolongku tempo hari,kali ini aku akan menolongnya "Apa yang kau katakan Mila? Apa ada kesalah pahaman diantara kita?"

"Heh,salah paham apanya. Sudah jelas senior tidak menyukai ku makanya menyuruh Lee Jaemin mengganggu ku. Di kantor ini siapa yang tidak tau sifat senior itu"ia membelalakkan matanya