Prickly Lily(3)

"Nona Lily Namira,minta maaflah pada Nona Kang Mila. Dengan begitu kita bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Sedangkan Lee Jaemin,kembalilah biar Lily Namira yang menggantikan mu minta maaf"persingkat direktur itu

"Minta maaf?"tatap Lee Jaemin tidak habis pikir

Llily tidak kehilangan senyumnya "Pak direktur,mungkin saya yang kurang berhati-hati dalam bertindak. Saya minta maaf,direktur"bungkuknya "Saya juga meminta maaf karena mengerjakan pekerjaan Kang Mila sehinga membuatnya tersinggung. Saya hanya ingin dia dan yang lainnya tidak terlalu terbebani,saya tidak tau bahwa tindakan saya itu menyebabkan kesalah pahaman. Saya sungguh minta maaf"kata Lily penuh kesopanan dan ketenangan

"Kau mengerjakan bagian Nona Kang mila?"lirik direktur itu

"Senior"rengek Kang Mila "Saya permisi pak direktur"dia keluar dengan menghentak

"Aku benarkan. Gaya bicara senior Llily tidak buruk"ejeknya saat Kang Mila melewatinya. Wajah wanita itu tampak muram seperti kepiting rebus

"Ehem. Nona Lily Namira,kerjakan dokumen ini dan berikan pada ku dalam 2 jam lagi"alih direktur itu

"Kenapa harus"Lee Jaemin tampak mengerut

"Baik pak direktur. Saya permisi dulu,ayo Jaemin"tariknya

"Apa yang kau lakukan. 2 jam lagi? Pekerjaan mu saja tidak selesai dari tadi"lepas Lee Jaemin

"Sudahlah. Tidak apa,aku bisa kalau hanya begini"tenangkannya

"Lalu,kapan waktu mu makan,minum bahkan tidur? Kau itu hanyaa bekerja pada manusia bukan Tuhan. Jangan jual hidupmu. Sudahlah,lupakan. Kenapa aku terus mengurusi mu sih"gusarnya

Lily tanpa sadar mengusap kepalanya "Aku sedang berinvestasi pada masa depan ku, paham?"dengan lembut. Lee Jaemin memandanginya sesaat "A-apa yang sedang kau lakukan. Memangnya aku kucing?"tepisnya gugup

"Maaf. Jika aku punya adik laki-laki ku pikir dia akan sepertimu"cengirnya "Baiklah. Mari kita kembali bekerja. Jaemin,semangat!"lanjutnya kembali ke mejanya

"Adik laki-laki? Kenapa adik laki-laki?"memiringkan kepalanya "Astaga,memangnya aku berharap apa. Sadarlah Lee Jaemin,jaga kewarasan mu!"menampar pipinya

Angin malam itu menyenangkan,melihat bintang,bulan. Hah...tapi aku,jendela dikamar saja tidak ada. Hanya ada tebaran note,tumpukan buku dan berkas,serta satu lemari berisi baju kantoran "Persis kamar orang yang gila kerja" sandarnya dikursi "Apa yang harus ku lakukan. Mendengar cacian orang-orang sambil tersenyum tidak tau malu,apa ini yang kau inginkan,Lily Namira? Apa aku menyerah saja? Tidak. Jika ingin hidup ku berubah,mari miliki banyak uang. Dengan begitu semuanya akan berubah"menepuk tangan lalu menggenggam erat jari-jarinya dengan erat "Tangan ku gemetar? Apa karena aku belum makan? Aku hanya punya kalian untuk hidup. Jadi bertahanlah sebentar lagi,ya?"lanjutnya bekerja. Kruyuk "Astaga. kau juga mendemo ku? Baiklah mari makan dengan cepat lalu kembali bekerja"

Dia keluar dengan baju tidur dan sendal jepit, lalu berjalan sambil mengurut pinggangnya yang sakit karena duduk terlalu lama,seperti wanita tua "Apa ,masih ada yang buka tengah malam begini?"carinya dipinggir jalan "Ya sudahlah jika tidak ada yang buka. Aku akan makan mie di toserba. Tunggu...bau ini"senangnya pergi ke asal aroma itu "Bibi,pesan satu mi bakicotnya"katanya pada pemilik kedai. dia menunggu dengan bersenandung,sudah lama aku tidak makan diluar. Ternyata tengah malam begini masih ramai,lihatnya sekeliling "Aku merasa seperti manusia yang baru keluar dari gua"gumamnya

"Itu karena kau gila kerja"sambung Lee Jaemin yang juga makan disana

"Oh? Jaemin. Sedang apa kau disini?"tanya Lily

"Em,aku...sedang menunggu cucian piring"seraya mengangguk-angguk

"Oh,begitu"tanggapi Lily kembali menunggu mi nya

"Oh,begitu? Ekspresi apa itu,Lily Namira? Tidak mungkin,ka-kau percaya aku bekerja disini?"tampaknya dia yang dibuat terkejut

"Memangnya tidak? Lumayan untuk pekerjaan paruh waktu. Aku mengerti,ekonomi ini memang sulit"

"Apa?"

"Pfft...tentu saja tidak. Aku hanya bercanda"kata Lily tertawa

Lee Jaemin kembali duduk dengan lurus dikursinya tanpa mengatakan apapun

"Apa dia marah?"pikir Lily. Berjalan kearahnya bibi pemilik kedai dengan 2 mie diatas nampan "Mi ku sudah datang. Silahkan nikmati makanan mu"soraknya menyuguhkan. Lily menghirup baunya "Pasti lezat. Terimakasih bibi"senyumnya sumringah

Ku pikir dia akan memuji bibi itu juga,benak Lee Jaemin "Nah ayo makan!"gugah Lily "Jaemin"panggilnya sebelum itu

"Ya,ya?"kata Jaemin menoleh

"Selamat menikmati makanan mu"ujarnya

"Kau juga"angguk nya. Lily menyeruput dengan lahapnya "Wah,ini sangat lezat! Aku harus sering kemari"

Lee Jaemin sedari tadi belum menyentuh mi nya karena risih dengan rambut Lily yang ikut berayun selagi dia menyeruput di mangkuk itu. Astaga. Wanita ini benar-benar...

Tiba-tiba dia sudah ada dibelakangnya mengikat rambut Lily dengan karet. Ternyata benar dia menyukai ku,dalam hati Lily. Bau menyengat didalam sana seperti memunculkan rona-rona merah jambu yang lembut

"Ampun. Bau mie bakicot ini kalah dengan bau rambut mu. Apa kau tidak merasa terganggu? Hei, mungkin kau tidak tapi aku tidak bisa makan dibuatnya"katanya bertatapan

Lily berubah lesu "Tidak! aku suka baunya aku mencintai bau seperti ini. Jika kau bermasalah dengan itu bungkus lah mi mu,bawa pulang"ketusnya

"Hoh,kau marah?"

Lily berdiri tegak "Tidak. Bibi,aku sudah selesai"soraknya menghampiri "Masakan mu sangat lezat bibi. Terutama baunya,aku sangat mencintai baunya?"liriknya Lee Jaemin "Aku akan sering datang kemari bibi. Mungkin aku memang baru,tapi aku akan menjadi pelanggan tetap mu karena bau....rasanya. Kedai mu pasti akan semakin ramai bibi,aku juga akan mempromosikannya pada kolega ku di kantor"ocehnya penuh senyuman,lalu berbalik pergi

"Sudah ku duga dia akan begitu. Sifat alami,ku rasa itu sifat alaminya"lalu ia mendelik meja dimana Lily duduk duduk tadi. Ia teringat tentang tindakannya "Apa yang kau lakukan Lee Jaemin. Mengikat rambut? Bahkan ketika seorang wanita jatuh tersungkur didepan mu,kau melangkahinya. Bisa-bisanya mengikat rambutnya hanya karena takut. dia memakannya!"menutup wajahnya frustasi "Astaga,ini bau"

Perusahaan tempat Lily bekerja mendapatkan proyek besar untuk membangun sebuah mall baru. Tetapi direktur dari perusahaan yang bekerjasama dengan mereka sangat angkuh dan kurang ajar. Sering kali perusahaan yang bekerjasama dengan mereka diakhir kontrak nya secara sepihak. Maka dari itu Lily sedang mengadakan rapat dengan yang lainnya guna menyusun rencana dan presentasi yang solid,untuk mencegah agar hal yang tidak diinginkan tidak terjadi "Baiklah. Kali ini aku akan membuka kesempatan besar untuk kalian. Siapa saja,boleh mengajukan proposal. Yang paling sempurna akan melakukan presentasi. Begitu saja"umumkan direktur itu. Semua karyawan sibuk mempersiapkan diri mereka dengan persaingan yang ketat. Terlebih lagi Lily yang sudah menantikan kesepakatan ini sejak lama

"Akan ku tunjukan apa itu gila kerja yang sesungguhnya!"dengan semangat yang membara ia bekerja seperti mesin

"Apa perlu seperti itu"decih Lee Jaemin