Beberapa hari kemudian semua karyawan mempresentasikannya didepan direktur. Satu-persatu dari mereka maju,Lee Jaemin,Kim Hon semuanya berjalan lancar tapi begitu giliran Kang Mila hancur sudah semua kerja keras Lily,keringat dan waktu yang dipusatkannya pada presentasi ini "Bagaimana...bagaimana bisa presentasinya sama dengan punya ku?"shocknya
"Lily Namira. Sekarang giliran mu"kata direktur itu. Lily tidak beringak,dia menggenggam erat harta karunnya yang sudah menjadi sampah itu. Apa yang harus ku lakukan,batinnya
Ada apa dengannya? Padahal dia yang paling bersemangat,pikir Lee Jaemin
Rasakan itu Lily Namira,seringai Kang Mila dalam hati busuknya itu.
Semuanya dimulai dari beberapa hari sebelumnya
Lily sangat-sangat bersemangat mengerjakan proposalnya siang dan malam. Bisa dikatakan 24 jam hidupnya adalah di kantor sampai-sampai Lee Jaemin bergidik ngeri "Apa dia masih manusia? Sudah berapa hari dia tidak pulang,apa tidak ada orang yang menunggu dirumahnya?"seraya memperhatikan dari mejanya
"Memang tidak ada orang dirumahnya"Kim Hon menyambung tiba-tiba mengagetkan Lee Jaemin. Lalu mereka bertatapan "Dia hidup sendiri"lanjutnya lagi
"Sendiri, apa maksud senior?"tanya nya
"Sendiri,ya sendiri. Sebatang kara,yatim piatu. Kau ini bagaimana"
Lee Jaemin berdeham mengangguk "Aku tidak tau itu. Bisa sajakan dia hidup terpisah dengan orang tuanya"
"Benar juga"Kim Hon kembali kemejanya
"Walaupun begitu seharusnya dia makan. Jika dibiarkan begini bisa-bisa dia mati kelelahan"tambahnya lagi menggerutu
"Oh,apa ini? Hei,Lee Jaemin. Kau mencemaskannya? Jika kau sangat mencemaskannya pergilah pesan atau berikan makanan untuknya. Wanita itu perlu tindakan bukan omong kosong"usik Kim Hon
"A-apa maksud mu senior? Su-suka? Tidak mungkin,tidak akan dan tidak akan pernah!"
"Kenapa kau gugup begitu. Jangan menyangkalnya,cinta itu paling cepat datang pada orang yang menolaknya"
"Apa yang senior katakan. Sudahlah,ayo lanjut bekerja"alihkannya
"Hoh? Kau memerah. Lee Jaemin,jujur saja pada ku. Kau menyukai senior Lily Namira,kan"goda Kim Hon
"Tidak. Tidak! Aku bilang tidak"tebasnya dengan sangkalan. Kim Hon asik mengganggunya sambil tertawa,sedangkan Kang Mila sudah menguping pembicaraan mereka dari seberang sana dengan penuh kedengkian "Ugh,belakang leher ku tiba-tiba panas"kata Kim Hon
"Ada apa senior?"tanya Lee Jaemin
"Tidak apa"katanya "Katakan,kau menyukai senior Lily Namira kan,si permen karet usang itu"mulainya lagi
"Tidak! Dan jangan panggil senior seperti itu"muramnya dengan wajah yang bersemu itu
"Lihat,lihat. Kau memang menyukainya!"
Awas saja kau Lily Namira,geram Kang Mila melihat kearah Lily pula. Disana ada karyawan yang memberikannya kopi "Senior,ini. Minumlah agar bersemangat"senyumnya ramah
"Terimakasih"tak kalah darinya
"Sama-sama senior. Setidaknya bergabunglah dengan kami saat makan siang"katanya lagi
"Baiklah. Proposal ku juga akan selesai sedikit lagi"
"Benarkah? Bolehkah aku melihatnya?"intipnya
Llily mengerut,lalu memutar komputernya dengan cepat "Aku yakin punyamu lebih baik dari punya ku. Aku jadi malu menunjukkan nya"tetap tersenyum
"Cih. Pelit sekali"lalu ia mengambil kembali kopi yang baru diberikannya beberapa detik lalu "Dasar tidak tau malu"cicitnya terdengar oleh Lily
"Kau bahkan lebih tidak tau malu dari ku yang tidak tau malu"gumamnya kecil. Astaga,selalu saja ada orang seperti itu. Tapi aku juga seperti itu,bagaimana aku bisa mengumpatinya? Hei,tapi aku tidak pernah mengambil kembai yang sudah ku berikan atau mencontek kerja orang lain. Sial,aku hanya bisa menggerutu dalam hati seperti pantomim. Aku bisa memberikan apapun kecuali ini...ini adalah harta karun ku
"Kerjakan,kerjakanlah sekeras yang kau bisa Lily Namira. Pada akhirnya itu akan jadi milik ku"katanya menyeringai dengan mengepal tangannya.
Itulah mengapa bisa Lily hancur total. Dia masih bungkam dengan pikiran yang kosong,rasanya semua hal yang sudah dicurahkannya terasa sia-sia. Yang dia lakukan sejauh ini,sebenarnya apa?
Lee Jaemin mulai gusar melihat kebungkamannya "Apa ada yang salah dengannya?"
"Mungkin dia terlalu banyak minum kopi"Kim Hon menyambung
"Lily Namira,apa yang kau tunggu? Ayo maju"bentak direktur itu. Lily tetap diam tanpa mengatakan apapun,pandangannya lurus kedepan. Hal itu membuat sang direktur marah "Cepatlah! Jika kau tidak ingin maju maka lewati saja"
Apa yang dia lakukam. Bukankah ini adalah kesempatan yang sudah dinantikannya? Gelisah Lee Jaemin membatin. Dia berdiri lalu mendatangi Lily "Apa yang kau lakukan?"genggamnya tangan wanita yang tengah menatapnya dengan linglung "Ada apa? Apa terjadi sesuatu pada mu? Kau sakit?"tanya nya lagi
"Um"katanya mengangguk pelan "Sakit,rasanya sakit sekali"air matanya mengalir begitu saja dengan tangan yang menggenggam erat seakan mengatakan "Jangan tinggalkan aku seperti ini"itulah yang dirasakan oleh Lee Jaemin. Tanpa pikir panjang ia memutar kuris Lily kearahnya lalu tangannya mengusap air mata wanita itu. Mendekap lalu menggendongnya "Jika kau mau menangis,menangislah. Jika kau malu sembunyikan wajahmu dibaju ku" dan membawa pergi Lily dari sana
"A-apa yang dilakukannya?"heboh Kim Hon
"Lee Jaemin. Kembali kemari!"teriaku direktur
"Cih. Jalang menyebalkan"geram Kang Mila. Karyawan yang lain dibuat heboh dan mulai membuat jalan cerita mereka berdua "Ku rasa ini percintaan antara senior yang lebih tua 13 tahun dari juniornya. Bukankah itu menggairahkan?"
"Hei,hei. Katanya,ku dengar. Mereka tertangkap sedang makan malam berdua pada beberapa melam yang lewat"
"Wah. Aku sudah yakin Lee Jaemin menyukai senior! Feeling ku memang tidak pernah salah,cinta selau datang pada orang yang menolaknya"tambah Kim Hon
"Pantas saja. Ku lihat kemarin Lee Jaemin terus mondar-mandir didepan meja senior saat dia ke kamar mandi. Dengan secangkir kopi dan macaron yang cantik. Tapi begitu senior kembali dia cepat-cepat duduk ke mejanya sebelum meletakkan nya. Astaga sayang sekali"dilengkapi dengan bumbu-bumbu lainnya
Jaemin menggendong Lily dengan perasaan yang selama ini mengganggunya. Ya,sudah pasti aku menyukai wanita ini,dalam hatinya menatap Lily yang menyembunyikan wajahnya itu. Ku pikir dia hanya tau tersenyum, ternyata dia bisa menangis juga, sendunya terus berjalan
Kemana,kemana pria ini akan membawa ku?2 terima Lily dalam hatinya setelah sadar kembali. Ini gila. Kenapa aku menangis? Ini bukan masalah yang tidak bisa ku atasi. Kenapa didepannya,kenapa? frustasi nya dengan terus menyembunyikan wajahnya. Jaemin,turunkan aku...Jaemin aku baik-baik saja...Lee Jaemin,terusnya berlatih dalam hati. Aku bahkan tidak bisa mengatakan namanya. Ini membuat ku gila! Ia menggeliat-geliat disana,membuat Jaemin bereaksi
Sadarlah Lee Jaemin! Bersikaplah seperti pria sejati,benaknya
Begitu sadar mereka sudah ada didepan rumah sakit "Lily,kita sudah sampai"katanya dengan lembut
Lily mengangkat kepalanya dengan rasa malu yang berbobot 25 kg diatas kepalanya. Begitu berhasil,dia dikejutkan oleh hal lain "Kenapa kita disini?"