Esok hari ketika Ayu akan beranjak dari ranjang rumah sakit menuju kamar mandi ada sebuah pesan dari Mbak Alya, Ayu membuka dan membaca lalu membalas pesannya. Ayu pun mandi dan membereskan barangnya. Tak lama supir Ayu sampai.
"Nona, kita akan kerumah atau langsung ke sekolah?" Tanya supir.
"Kurasa aku akan berangkat naik taksi saja. Bapak bawa barang ku dan jangan beri tau Mbak Alya soal ini, bilang saja bahwa aku sudah bapak antar ke sekolah, paham" Tegas Ayu.
Bel akan berbunyi Shela dan Rina merasa khawatir dengan Ayu.
"Dit kepala Lo kenapa?" Tanya Vito yang melihat perban di kepala Adit.
"Gak papa, cuman masalah kecil" Ujar Adit lalu duduk di bangku dengan tenang. Tak lama Ayu pun datang, sontak Shela dan Rina memeluk Ayu.
"Dih lebay, kayak pisah setahun aja" Cibir Tama.
"Biarin sewot Lo" Balas Rina. Mereka pun duduk, seorang guru masuk.
"Anak-anak kita kedatangan murid baru, silahkan masuk" Ujar guru dengan hangat.
"Siapa ya?" Tanya salah satu murid, dan membuat kelas gaduh. Kemudian masuklah 2 orang wanita yang cantik.
"N....Nia" Ujar Rina dengan sangat terkejut.
'apa Tasya juga ada disini!, kenapa harus sini?' gumam Adit dalam hati.
"Silahkan perkenalkan diri kalian".
"Hai semua.... Namaku Tania, kalian bisa memanggilku Nia, aku pindahan dari London" Ujar Nia.
"Aku Tasya, anak orang kaya, pindahan dari Swiss" Perkenalan singkat Tasya membuat siswa membicarakannya.
"Sekarang Nia duduk disebelah Shela dan Tasya duduk disebelah Rizky" Ujar guru, mereka pun duduk dan kembali belajar.
Bel istirahat berbunyi..
Semua siswa istirahat.
"Dit gak ke kantin?" Tanya Vito.
"Gak" Jawaban singkat+dingin dari Adit.
Teman-teman Adit pun pergi, Ayu dan teman-temannya sudah pergi dari tadi dan begitu juga Tasya, kali ini tinggallah Adit sendiri di kelas. Dia hanya membaca sebuah dokumen yang dikirim sekretarisnya melalui HP.
"Ni makan, kalo sakit tu jangan dipaksa" Suara seseorang yang tak asing bagi Adit. Adit hanya diam dan melihat orang itu, lalu memalingkan wajahnya lagi.
"Dih keras kepala ya Lo, kalo Lo gak banyak makan ntar yang ada Lo malah tambah sakit" Ujar orang itu lagi.
"Gak usah sok peduli, gue gak butuh" Ujar Adit lalu meninggalkan orang itu.
Jam pelajaran pun berakhir, hari ini Ayu pulang naik bus karena supirnya menjemput Mbak Alya dan Mas Dika sedang ada rapat. Ayu menunggu setengah jam, namun belum ada bus yang lewat.
"Ayu!!!" Suara seseorang memanggil Ayu.
"Rey" Balas Ayu, Rey adalah teman Ayu ketika SD, saat SMP Rey pindah ke Singapura, karena ayahnya ada bisnis disana.
"Lho belum pulang?" Tanya Rey.
"Nunggu bus, kapan Lo pulang?" Tanya Ayu balik.
"Kemaren" Jawab Rey singkat.
"Gimana kalo kita ngobrol di cafe dulu, biar nanti gue yang Anter Lo pulang dan ngomong ke Mbak Alya" Ajaknya. Ayu tidak bisa menolak karena Rey adalah orang yang Ayu tunggu sejak lama.
Sampai disebuah cafe, Rey memesan minuman dan mereka mengobrol disana, tak terasa waktu menunjukkan pukul 7 malam.
"Rey kita sudah terlambat, Mbak Alya pasti akan marah padaku" Ujar Ayu khawatir.
"Kau ini, ayo pulang" Ujar Rey yang menarik tangan Ayu. Saat sampai rumah benar saja, Mbak Alya sudah menunggu di ruang tamu, jurus Rey membujuk Mbak Alya berhasil dan Ayu pun lekas tidur.
Dimalam dingin, Adit tidak bisa tertidur dengan nyenyak, dia selalu membayangkan pernikahannya dengan Tasya.
'apa bisa pernikahan tanpa didasari cinta?' pertanyaan yang mengiang di pikiran Adit.
Adit mengacak-acak rambutnya karena kesal, ia merasa ada sesuatu hal aneh ketika ia berdebat dengan Ayu, mungkin kah Adit mulai menyukai Ayu?.
'apa aku bilang saja, jika aku sudah punya calon dan bekerja sama dengan Ayu. Toh Ayu kan pandai berakting' gumamnya.
Akhirnya Adit memutuskan masuk ke kamar dan tidur.
Matahari mulai muncul dari arah jendela, Ayu memutuskan pergi ke kamar mandi dan segera bersiap. Setelah selesai ia turun dan sarapan.
"Mbak kok Reza gak ikut sarapan?" Tanya Ayu.
"Reza pergi ke Singapura" Jawab Mbak Alya singkat, karena masih marah pada adiknya itu.
"Ha! Singapura, ngapain?" Tanya Ayu yang sangat kaget.
"Tau tuh Mas Dika, dia bilang ada urusan penting. Udah cepet makan terus ke sekolah, oh ya, yu nanti pas kamu pulang mampir ke kantor dulu ya" Ujar Mbak Alya.
"Ngapain Mbak?" Tanya Ayu penasaran.
"Banyak nanya deh, ambilin berkas Mbak, nanti minta aja sama sekertaris Mbak, hari ini bi asih libur, dan Mbak harus jaga Lena" Jelas Mbak Alya. Ayu hanya mengangguk dan pergi.
Hari ini hari yang melelahkan bagi Adit. Dia harus mengurus persiapan party yang dilaksakan oleh guru di sekolah, bukan hanya OSIS yang rapat, tapi semua ketua dan wakil ketua juga ikut, untuk memberi saran mereka mewakili kelas mereka. Struktur acara telah dibuat, hari, tanggal dan tempat sudah ditentukan.
Sore pun tiba, Ayu yang hendak pulang ditahan oleh Adit.
"Minggir gak!" Ujar Ayu.
"Gue mau ngomong penting" Adit menatap Ayu dengan ancaman.
"Gak mau" Jawab Ayu singkat.
"Kalo Lo gak mau, gue bakal sakitin sahabat-sahabat Lo paham!" Ancaman Adit membuat Ayu harus menurutinya, bukan karena Ayu takut oleh ancaman Adit, namun sahabatnya lebih penting.
"Ngomong apa?" Tanya Ayu.
"Kita ke taman belakang, jangan disini" Ujar Adit yang meninggalkan Ayu.
'cih memangnya sepenting apa? Semoga gak lama, kalo gak Mbak Alya mesti marah lagi' gumam ayu dalam hati.
Setelah sampai di taman belakang, Adit menjelaskan apa yang ingin ia sampaikan. Ia menceritakan semua kepada Ayu.
"Apa!!! Gak ah!! Gue gak mau" Teriak Ayu.
"Bisa diem gak! Gue cuman mau Lo jadi pacar pura-pura, gak lebih!" Bentak Adit yang tidak sengaja mendorong Ayu hingga ia membentur kursi.
"awww" Rintih Ayu lemah. Adit yang kaget sontak membantu Ayu duduk di kursi.
"Maaf yu gak sengaja, mana yang sakit" Dengan wajah cemas Adit bertanya pada Ayu.
"Gak papa, cuman sedikit, udah selesaikan, gue bakal pikir dulu dit. Gue mau pulang" Ujar Ayu yang menahan sakit.
"Gue Anter, sebagai permintaan maaf gue ke Lo". Tanpa menolak Ayu pun pulang dengan Adit dan sebelum pulang Ayu ke kantor untuk mengambil berkas yang di minta Mbak Alya.
20 menit perjalanan
Akhirnya Adit sampai ke rumah Ayu.
"Makasih ya dit, gue bakal kasih jawaban secepatnya" Ujar Ayu lalu pergi.
'kenapa gue jadi ngerasa bersalah ya sama Ayu'. Gumam Adit lalu pulang.
Saat sampai dirumah Adit disambut dengan tamu yang tidak mengenakkan menurut Adit.
"Adit kenapa baru pulang?" Tanya papa Adit.
"Macet pa, halo om" Sapa Adit dingin.
"Ah tidak apa tuan Ahmad, saya rela menunggu, jadi bagaimana dengan perjodohan anak kita" Ujar tuan Otto selaku papanya Tasya.
"Adit tidak setuju pa, lagi pula Adit kan juga punya pacar dan hanya mau menikah dengannya titik. Gak ada yang bisa ngerubah keputusan Adit" Dengan kesal Adit masuk ke kamar dan menutup pintu dengan sangat kuat.
To be continued
Jangan lupa vote ya guys!!
terima kasih udah mau baca cerita aku...
biar semangat, ayoo votee