"Heiii!!" Teriak Tasya. Sontak Ayu melepas pelukannya dari Adit dan akan kembali ke tempat duduknya, namun ditahan oleh Tasya.
"Beraninya Lo meluk calon suami gue ha!" Ujar Tasya dan akan menampar Ayu namun ditahan oleh guru.
"Apa-apaan kamu Tasya, kamu gak waras ya? Ini namanya kekesarasan, sekarang ikut ibu ke ruang guru!" Perintah guru dan menarik tangan Tasya. Ayu duduk ditempatnya dan membaca novel juga mencatat beberapa daftar kas.
"Yu ni mau bayar kas" Ujar murid 1.
"Eh sama, gue juga" Ujar yang lain. Kini meja Ayu dan Rina dipenuhi siswa-siswi yang akan membayar kas. Lebih dari setengah jam mereka ada di meja Ayu sambil ghibah soal Tasya, kecuali Erika dan Intan.
"tu anak belagu ya, baru beberapa Minggu udah bikin masalah aja" Ujar murid 2.
"Eh iya bener, tu anak pengen ngajak baku hantam!" Ujar murid 4.
"Kalo mau baku hantam gue ikut di belakang" Ujar murid 3.
"Huuuuu...." Ujar semua ciwi-ciwi kecuali Tasya, Erika, Intan. Tak lama setelah itu guru masuk dan semua kembali ke tempat duduk merek masing-masing.
....
Jam berlalu dengan cepat, ini waktu makan siang. Ayu pergi bersama sahabatnya ke kantin dan membeli makan siang.
"Eh yu, Lo suka sama Adit ya?" Tanya Rina kepo.
"Uhuk....uhuk...(batuk) kok Lo nanya gitu sih" Ujar Ayu
"Sans kali yu" Ujar Nia sambil memberi Ayu minum.
"Apa sih kalian ini, gue gak suka sama Adit dan gak akan" Ujar Ayu yang sedikit terbatuk-batuk.
"Nah tadi main nyosor-nyosor aja!" Cibir Rina lagi.
"i...itu, sebenernya gue gak tau mau nenangin dia pakek cara apa lagi, eh pas dia meluk gue dia bilang gue nenangin dia, yaudah deh gue peluk aja" Jelas Ayu yang sedikit ragu. Semua hanya tersenyum samar.
....
Disisi lain Tasya merasa sangat marah pada Ayu, dia dan sahabatnya merencanakan agar Ayu keluar dari sekolah ini gimana pun caranya.
"Sya gue punya rencana!" Ujar Intan.
"Apaan?" Tanya Tasya. Intan menjelaskan rencana untuk membuat Ayu celaka atau bisa dibilang cedera. Setelah berbincang cukup lama mereka masuk ke kelas karena bel sudah berbunyi.
Jam berputar sangat cepat. Kini bel pulang berbunyi, Ayu dan sahabatnya sudah janji untuk ke toko mainan anak, mereka akan membeli hadiah untuk Lena. Mereka diantar oleh supir Ayu. Sekitar setengah jam mereka pun keluar dari toko dan ke rumah Ayu.
"Assalamualaikum, Mbak, Ayu pulang!" Teriak Ayu.
"Gak usah teriak-teriak, disangka maling nanti" Cibir Mbak Alya.
"Eh mereka siapa yu? Kok kayaknya Mbak belum tau" Tanya Mbak Alya.
"Ini sahabat Ayu Mbak. Ini Nia(mendekat ke Nia), itu Rina(menunjuk Rina), dan yang disana Shela(menunjuk Shela yang masih malu dan berdiri di depan pintu)" Jawab Ayu.
"Eh kok disana sih! Sini masuk aja, Mbak gak galak kok! Gak kayak Ayu" Ujar Mbak Alya yang mendekati Shela.
"Enak aja, Ayu gak gitu" Membela diri.
"Tapi emang iya" Ujar Rina pelan.
"APA!!!" Tatapan evil seolah menusuk mata Rina dan langsung memalingkannya.
Mereka akhirnya memutuskan bermain bersama Lena di ruang tv. Tak beberapa lama Mas Dika pulang, yang membuat semua sahabat Ayu merasa gugup, karena emang Mas Dika itu ganteng, cuman bukan tipe Ayu. Diikuti Reza yang membuat mereka semakin malu, Ayu hanya tersenyum kecil melihat tingkah sahabatnya itu.
Mas Dika masuk dengan santai dan duduk disebelah Ayu, sedangkan Reza langsung masuk ke kamar, karena Reza jauh lebih malu dari sahabat Ayu.
"Oh ini sahabat kamu ya yu. Cantik juga ya" Ujar Mas Dika, dan membuat pipi sahabat Ayu memerah seperti tomat.
"Ya elah Mas, nanti aku bilang Mbak Alya baru tau, lagian Mas ini lho mandi dulu Napa? Bau juga!" Cibir Ayu.
"Dih biarin, temen kamu juga gak keberatan kan?" Melirik kearah sahabat Ayu yang diakhiri menatap istrinya. Dengan sigap Mas Dika bangkit dari duduknya dan merangkul Mbak Alya yang sudah merasa cemburu itu.
Ayu hanya tertawa bahagia, sedangkan sahabat masih merasa canggung.
"Udah! Kalian ini sama cowok ganteng aja di gebet Mulu, itu udah punya bini!" Ujar Ayu yang seakan meledek. Hari sudah menjelang malam, sahabat Ayu pamit pulang.
....
Dimalam yang sangat dingin, ini perpisahan Adit dan bang Bima, karena bang Bima harus bekerja di new zeland.
"Hati-hati ya bang, Mbak Tira, Kiara, juga jeson" Ujar Adit.
Kiara adalah putri pertama bang Bima dan Mbak Tira, umurnya sudah 7 tahun dan jeson putra kedua bang Bima dan Mbak Tira, umurnya masih 5 tahun dan dia baru saja masuk sekolah di new Zealand. Papa dan mama Adit juga mengucapkan salam perpisahan untuk putra dan menantu juga cucunya itu.
....
Hari berlalu dengan indah....
Hari Sabtu pun datang, hari ini hari spesial bagi para murid SMA Cakrawala, pukul 7 malam nanti pesta akan dimulai. Ayu sedang bersiap dan menunggu sahabatnya menjemput, seharusnya dia pergi bersama Reza, namun Reza sedang sibuk dan ada di Jogja sekarang. Ayu di jemput Shela dan Rina.
"Lho si Nia kagak ikut?" Tanya Ayu.
"Dia sama pacarnya kalik yu" Jawab Shela.
Tak beberapa lama, mereka pun sampai di sekolah dan masuk dengan anggun, semua mata tertuju pada mereka bertiga.
Setelah acara sambutan dan beberapa pidato akhirnya puncak pesta pada pukul 11 malam, semua menari, bernyanyi, mengobrol, bahkan pacaran. Kini Ayu duduk di meja yang berbeda dari Nia dan pacarnya, juga Shela dan Rina. Dia duduk sendiri sambil menikmati minumannya.
"Sendiri aja. Gue temenin" Ujar seseorang.
"Gak usah! Gak penting!" Ayu ingin pergi namun di tahan oleh orang itu, orang itu menarik Ayu hingga Ayu jatuh ke pelukannya.
"Dit....apa-apaan si Lo" Ujar Ayu yang ingin melepas namun tidak bisa.
"Temenin gue" Ujar Adit singkat, lalu mengajak Ayu kesebuah tempat dibelakang sekolah. Ayu merasa binggung dengan sikap Adit malam ini.
'apa dia sedang mabuk? Masa sih! agamanya Adit kan Islam! Masa minum alkohol sih!' gumam Ayu.
Sesampainya di tempat itu, mereka saling bertatapan. Ayu hanya binggung menatap sikap Adit yang saat ini.
'Adit kenapa sih? Kok aneh gini!' gumam Ayu.
Suasana semakin canggung, yang lebih parah lagi ketika Adit hanya memandang Ayu tanpa berkedip. Ayu pun menepuk bahunya seraya memalingkan pandangannya ke arah lain.
"Mau ngapain sih dit?" Tanya Ayu.
"Gue cuman mau berdua sama Lo aja" Ujar Adit yang membalikkan badan Ayu agar menghadapnya kembali.
"Yu baru kali ini gue ketemu cewek kayak Lo, yang gak pernah suka sama gue, tapi gue jatuh cinta sama sikap Lo" Adit berterus terang. Mendengar itu Ayu merasa ada yang aneh dengan sikap Adit.
"Yu Lo mau kan nerima gue jadi pacar Lo?" Pertanyaan Adit membuat Ayu semakin syok.
"a.....APA! Pacar? Gak salah denger kan" Ayu mencoba tenang.
"Iya yu, Lo gak harus jawab sekarang kok" Ujar Adit lalu memeluk Ayu, Ayu masih binggung apa jawaban yang harus dikasih ke Adit. Bukan karena Ayu benci sama Adit namun, Ayu trauma dengan yang dialami Mbak Alya dulu sebelum nikah sama Mas Dika. Mbak Ayla sempat mau bunuh diri gara-gara pacarnya nikah sama orang lain tanpa sepengetahuan Mbak Alya.
"Dit, apa ini gak salah? Lo kan mau nikah ma Tasya, masa pacaran sama gue" Tanya Ayu dengan sikap tenang Adit menjawab sambil tersenyum.
"Gue gak peduli yu, yang gue mau cuman sosok Ayu di hidup gue" Adit menjelaskan dengan seksama sambil kembali memeluk Ayu.
Ayu melepasnya secara paksa dan pergi meninggalkan Adit dengan air mata. Ayu pergi ke kamar mandi. Menghubungi Shela.
"Shel, gue balik duluan ya. g...gue mau hiks... ada acara"
"Lo kenapa yu? Lo nangis ya? Lo ada dimana gue samperin!" (Wajah Shela seakan panik mendengar isakan Ayu)
"Gak usah Shel. Gue bisa jaga diri kok. Udah dulu ya Shel"
Ayu keluar dari kamar mandi dan mencari taksi, namun tak kunjung datang, Ayu masih dengan air mata yang membahasi pipinya, dikejutkan oleh orang tak dikenal.
"Hai cantik, akhirnya kita ketemu ya!" Ujar orang itu.
"An....anda siapa ya? Apa saya pernah kenal sama anda?" Tanya Ayu yang kebingungan dan menghapus air matanya.
"Ya ampun sayang ku ini (memegang dagu Ayu) gak usah se formal itu dong sayang" Ujar pria itu lagi. Dengan kesal Ayu menghempas tangan pria itu kasar, Ayu berusaha lari namun, tangannya di tahan oleh pria itu.
Dia menarik tangan Ayu kasar lalu mendorongnya hingga ia tersungkur ke tanah, dan lututnya terbentur trotoar hingga berdarah.
"Sayang kamu sudah membuat kesabaran ku habis! Sekarang terima akibatnya!" Teriak si pria. Ayu hanya bisa menangis mendengar teriakan pria itu. Pria itu menarik tubuh Ayu dan akan menjatuhkannya lagi, namun untung tubuhnya tertolong oleh seseorang.
"Oh ada penyelamat!" Ujar si pria itu dengan smirknya. Ayu melirik orang yang menyelamatkannya, dan....
"Adit" Lirih Ayu.
"Jangan sentuh pacar saya lagi!" Tegas Adit dengan emosi dia mendudukkan Ayu yang lemas, lalu Adit menghajar orang itu sampai babak belur.
"Udah dit, udah" Lirih Ayu lagi.
"Awas aja Lo! gue bakal bikin perhitungan ke cewek itu!" Teriak pria itu dan pergi. Adit melihat Ayu sangat lemas, hingga wajahnya pucat. Adit menghampiri Ayu.
"Yu Lo gak papa kan?" Tanya Adit cemas.
"Hmm iya, anterin gue pulang ya" Ujar Ayu pelan. Dengan cepat Adit mengendong Ayu. Dia membawa Ayu ke apartemennya. Adit melihat Ayu yang semakin lemas pun sekarang semakin cemas.
#DIAPARTEMEN ADIT
"Kok kita kesini?" Tanya Ayu.
"Luka lo parah yu, lagian muka lo juga pucet" Ujar Adit. Setelah Adit mendudukkan Ayu di sofa, Adit mengambil kotak P3K, setelah menemukan kotak itu Adit segera keluar dari kamar dan mengobati lutut Ayu.
"Dit pelan-pelan aja, sakit" Ujar Ayu sambil menahan rasa sakit.
"Iya tapi tahan ya" Ujar Adit. Selesai Adit mengobati luka Ayu, Adit memberikan Ayu minum.
"Gimana? Udah enakan belum?" Tanya Adit. Ayu hanya mengangguk, dia merasa sangat mengantuk hingga memejamkan matanya.
"Yu Lo udah ngantuk?" Tanya Adit lagi.
"Dit gue boleh pinjem baju Lo dulu gak?" Tanya Ayu balik.
"Eh ya gak papa dong. Lo mau langsung pulang?"
"Hmm kayak nya gue disini dulu ya dit, gue takut Mbak Alya bakal marah" Ujar Ayu.
"Ya ok. Lo tidur dikamar itu (kamar didekat ruang tv) ya dan gue disana (menunjuk kamar dekat dapur) ok, nanti gue anter bajunya. lo mandi dulu aja" Ujar Adit.
Pagi hari yang indah, hari ini memang hari libur, tapi Ayu tidak boleh bermalas-malasan karena ia harus memasak untuk Adit yang telah menolongnya kemarin malam.
"Hmm masak apa ya?" Tanya Ayu pada dirinya sendiri. Akhirnya Ayu mengambil sosis, dan bahan-bahan lain yang ada di kulkas dan mulai memasak.
Adit masih sangat malas untuk membuka kedua matanya, namun aroma harum itu menusuk hidung Adit, hingga membuat Adit keluar dari kamar. Melihat Ayu yang sibuk memasak membuat Adit merasa sangat senang.
"Pagi yu" Sapa Adit.
"Eh udah bangun dit, oh ya ni makanan Lo, habis ini gue mau pulang. Shela bilang Mbak Alya udah cemas, tapi dia bilang kalo gue nginep di rumah Shela" Tegas Ayu.
"Hmm ok, padahal gue gak mau Lo cepet pulang" Ujar Adit dengan wajah menyuram.
"Apaan sih dit! Udah cepet makan" Ujar Ayu. Ayu merasa canggung dengan Adit walau mereka sering berantem, namun kali ini entah kenapa Ayu merasa sangat canggung.
Makan pagi pun selesai, Ayu ke kamar, mandi dan bersiap. Setelah selesai Ayu keluar dan ingin berpamitan dengan Adit.
"Dit, gue pulang ya" pamit Ayu.
"Eh gue Anter aja, biar gue yang cari alasan ke kakak Lo" Ujar Adit dan langsung mengambil kunci mobil dan mengandeng tangan Ayu.
Tak beberapa lama mereka pun sampai di parkiran apartemen. Jarak antara apartemen dan rumah Ayu gak terlalu jauh cuman beberapa kilo aja.
....
Tak terasa mobil Adit sudah berada di depan rumah Ayu.
"Makasih ya dit" Ucapan Ayu dan akan membuka pintu, namun ditahan oleh Adit.
"Gue ikut, kan Lo mau cari alasan" Ujar Adit lalu melepas pegangannya dan turun dan disusul Ayu.
Ayu mengetuk pintu dan.....
To be continued
gimana ceritanya....
kira-kita Adit sama Ayu cocok gak?
hmm mereka pacaran gak ya nanti?
tunggu aja ok