bab 21

Ting tong(suara bel)

"siapa sih, ga tau apa orang lagi tidur" monolog Mbak Alya. Mbak Alya berjalan keluar dari kamar Lena. baru 20 menit Lena sudah terlelap dan kini ada tamu yang menganggunya yang sedang tidur.

ceklek(suara knop pintu)

"Ayu" ujar Mbak Alya lalu memeluk erat tubuh adiknya itu.

"kamu kenapa gak bilang hiks... Mbak kan bisa jemput hiks...." masih dalam memeluk Ayu Mbak Alya menangis karena sangat rindu dengannya.

"ini surprise Mbak"

"cup cup, kenapa Mbak nangis?"

"kamu nanya lagi, Mbak kangen tau. udahlah Mas Dika 3 hari lalu ke Padang, terus Reza bilang dia nginep dirumah temennya yang di Bandung. kan Mbak cuman berdua sama Lena doang" jelas Mbak Alya sambil berjalan ke ruang tamu.

"bibi?"

"bibi cuti, bilangnya mau ke solo karena cucu nya lahir"

"oh. Lena mana?"

"tidur, kamu bersih-bersih dulu, udah makan belum?"

"udah kok Mbak, Mbak istirahat aja, Ayu mau ngurus berkas yang waktu itu Mbak serahin ke Ayu. Ayu belum sempet baca" dibalas anggukan oleh Mbak Alya lalu beranjak naik tangga ke kamar Lena.

....

sore harinya....

Mbak Alya berada di dapur kini, ia tengah memasak untuk makan malam, ya malam ini Reza akan tiba dirumah.

"masak apa Mbak?" tanya Ayu sambil memeluk Lena.

"masak oseng tempe, opor daging sama ayam goreng"

"wuih enak banget tuh. oh ya besok Mbak ajarin Ayu masak ya" pinta Ayu.

'belajar masak? gak biasanya' batin Mbak Alya.

"boleh kan Mbak"

"iya"

'yeaa setelah masakan pertama ku jadi aku langsung kasih ke Adit, biar dia coba' batin Ayu.

"hmm Lena ayo main ke taman sama Tante"

"ayo" sambil berlari menuju taman belakang.

....

pagi cerah....

Adit terbangun dari tidurnya, lelah tentu. tapi hari ini adalah hari yang sibuk baginya. ada banyak client yang meminta meeting di 2 hari ke depan, jadi ia berusaha agar tidak tabrakan jadwalnya.

dia beranjak ke dapur untuk makan, ya ada pelayan rumah kepercayaan keluarganya.

"pagi bi"

"pagi den, ini sarapannya" ujar bibi sembari memberi sepiring salad untuk Adit.

"mama, sama papa kemana bi?"

"nyonya tadi ke pasar bersama seorang gadis, kalo tuan sudah ke kantor den"

"gadis? siapa?"

"saya juga tidak tau. gadis itu tidak ikut masuk ke dalam rumah"

'aneh' gumam Adit.

setelah selesai sarapan Adit bergegas mandi dan bersiap ke kantor. kini ia sudah siap dan menuju garasi mobil untuk mengambil mobil, namun ada suara pagar, ya mobil mamanya tiba. Adit berjalan keluar garasi dan menyambut mamanya.

'Ayu' gumamnya, jujur Adit benar-benar terkejut, sejak kapan mamanya mengenal Ayu.

"Ayu? kok Lo disini?"

"oh Adit, kamu udah mau berangkat ya nak, ini tadi pagi Ayu kesini buat nganter salad, terus mama ajak sekalian belanja ke pasar"

"salad? salad tadi buatan kamu yu?"

"i...iya, maaf kalo gak enak ya. cuman tadi papa kamu bilang enak"

"gak kok, rasanya enak"

"ya udah dit kamu anter Ayu pulang sekalian ya" mamanya.

"gak usah Tan, saya naik taksi aja"

"gak papa kok yu" Adit.

dengan terpaksa Ayu pulang diantar Adit, padahal ia tidak ingin merepotkan Adit.

....

"makasih ya dit, maaf ngerepotin"

"gak papa sayang"

deg

'sayang' batin Ayu. pipinya langsung merona, namun ia langsung keluar dari mobil dan langsung masuk. Adit hanya menggelengkan kepalanya.

Ayu masuk dengan pipinya yang masih memerah, di balik pintu itu ia menari tidak jelas.

"sakit?" ujar Mas Dika.

"astaga, sejak kapan Mas disitu?"

"waktu kamu masuk nutup pintu terus nari gak jelas"

"hah" Ayu pun berlari ke kamarnya.

"dia kenapa Mas?" tanya Mbak Alya yang baru saja lewat dan melihat Ayu berlari dengan cepat menuju kamarnya.

"entahlah, paling di goda sama Adit"

"huh Adit romantis gak kayak Mas"

"apa? Mas ini juga romantis tau, kalo gak romantis Lena gak akan ada" sahut nya. Mbak Alya hanya memanyunkan bibirnya. lalu ia pergi dengan perasaan kesal. bahkan masih saja membahas kejadian 4 tahun lalu.

....

"ekhmm dit papa mau ngomong" ujar papanya lalu duduk dihadapan Adit.

"ada apa pa?"

"siapa Ayu?"

"dia pacar Adit pa, orang yang bakal Adit nikahin" jawab Adit datar.

"lalu Tasya?, akan kau kemana kan ia?"

"kenapa papa selalu menyebut Tasya, sudah Adit bilang beberapa kali, Tasya hanya mengincar harta kita saja pa, ia mau membuat keluarga kita jatuh miskin" tegas Adit.

"jaga bicaramu saat bersama papa, papa tak pernah percaya dengan ucapanmu, jangan menuduh"

"Adit tak pernah menuduh pa, papa sendiri yang bilang jika Adit boleh mencari pilihan Adit sebelum Adit resmi bertunangan dengan Tasya, tapi kenapa papa malah kayak gini?"

"karena papa mau kamu punya istri yang sosialitanya tinggi"

"untuk apa pa, jika ia hanya membuat malu dirinya sendiri, tidak bisa menjaga Adit, tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anak Adit kelak, untuk apa?"

"ya dia tampak bukan gadis yang tidak mementingkan fashion kau tau"

"alasan macam apa yang papa beri, Adit tetap menolak pa" ujar Adit lalu pergi meninggalkan ruang kerjanya.

sejujurnya papanya itu mau menerima Ayu, namun ancaman dari papinya Tasya membuat ia harus berfikir bagaimana caranya Adit mau menikah dengan Tasya tahun depan.

....

sore ini Ayu pergi ke taman, katanya Kia ingin membicarakan sesuatu, sudah sekitar satu jam ia duduk di bangku dekat kolam namun Kia belum juga datang.

ia melihat ada seorang gadis yang tengah menangis di pinggir kolam.

"emm kau sedang apa disini?"

"entahlah, pacarku meninggalkanku" ujar si gadis yang menatap kosong ke kolam, ia menggunakan masker dan Hoodie.

"kenapa?"

"ia memilih wanita lain dibandingkan aku"

"berapa lama kalian berpacaran?"

"sudah 3 tahun. oh ya bisakah kau membantuku"

"tentu" gadis itu mengeluarkan smirk dari balik maskernya. ia berdiri lalu mendekat ke arah Ayu, Ayu merasa suasana jadi mencekam ia pun mundur perlahan. tanpa ia sadari gadis itu mendorongnya ke kolam, dan ya kolam itu cukup dalam, Ayu tidak bisa berenang di kolam yang sedalam 2 meter.

"to...tolong" teriak Ayu. bukannya gadis itu membantu ia malah pergi.

"selamat tinggal" teriak gadis itu, Ayu masih berusaha menggapai pinggiran kolam.

dari kejauhan ada yang mengenali sosok yang tenggelam itu.

"Van, i...itu Ayu, ayo tolongin" ujar Nia. ya Nia dan Evan.

"Ayu!!" teriak Nia.

"ni....selam...matin...gue.." setelah kalimat itu Ayu sudah tidak memliki tenaga untuk terus bertahan. tak berlama-lama lagi Evan langsung masuk ke kolam dan membawa Ayu naik ke daratan.

didalam mobil

"yu bangun yu" ujar Nia cemas, ia sampai mengeluarkan air matanya.

"bagaimana dok?"

"dia terlalu banyak meminum air kolam itu, sekarang ia masih belum sadar, tapi kalian bisa masuk"

"emm ni kamu kabarin keluarganya ya"

"iya Van bentar ya"

....

"Ayu" ujar Mbaknya yang langsung menghampiri adiknya yang terbaring di ranjang rumah sakit itu.

"siapa yang melakukan ini?" tanya Mas Dika.

"kami juga gak tau Mas, pas kami lagi jalan-jalan di taman kami ngeliat orang tenggelam, dan waktu kami mau tolongin ternyata Ayu dan ia udah gak sanggup, akhirnya Evan turun buat bawa Ayu dan terus kita bawa aja kerumah sakit" jelas Nia panjang kali lebar kali tinggi.

"baiklah, awas saja"

"jangan beritahu Adit, Mas takut ia terganggu karena perusahaannya sedang ada kerja sama besar, jadi ia akan sedikit sibuk, dan jika ia tau makan pekerjaannya akan terbengkalai"

"ok Mas" jawab Nia selow.

....

to be continued

siapa ya gadis itu?

kepo ya... sabar ya...