Kok Ketawa?

Rana dan Ilham baru saja turun dari bus yang ditumpangi oleh mereka, lalu Ilham mulai berjalan menyusuri trotoar pinggir jalan raya itu dan Rana mengikuti langkah kaki Ilham dari samping.

"Kaham rumahnya Kak Idhar yang mana?" tanya Rana sambil celingak celinguk melihat di sekelilingnya tidak ada rumah satu pun, hanya ada deretan toko yang berjejer rapi di sekitar jalan itu.

"Rumahnya Idhar masih lumayan jauh dari sini!" jawab Ilham

"Di pelosok ya rumahnya kak Idhar?!"

"Dibilang pelosok ngga juga sih"

"Trus?"

"Sebenernya rumah Idhar ada di pinggir jalanan umum, tapi kalo kita ngambil jalan utama itu rutenya muter-muter dan terlalu jauh, jadi kita bakalan nerobos lewat gank-gank sempit karna itu rute yang paling cepet, apalagi kita kan jalan kaki"

"oh" Rana mengangguk mengerti

***

Di rumahnya Idhar saat ini sedang kedatangan tamu sepasang suami istri yang sedang mencari baby sitter untuk anak bungsunya.

"Pak Hari tolonglah... beri kami seorang baby sitter lagi untuk mengurus anak kami" pinta Pak Iskandar

"Aduh... gimana ya, Pak... Semua anak-anak-ku pada nyerah dan ngga ada yang mau jadi baby sitter putra bapak!" jawab Pak Hari dengan nada bicara yang merasa tidak enak menolak permintaan Pak Iskandar untuk kesekian kalinya.

Sedari tadi istri Pak Iskandar yang bernama Sabrina sedang asyik fokus ke layar smartphone-nya dan tidak ada niatan sedikit pun untuk membantu suaminya yaitu Pak Iskandar dalam membujuk Pak Hari agar mau memberikan salah satu anak buah-nya untuk bekerja menjadi baby sitter bagi anak tiri-nya yang paling bungsu.

"Ayolah Pak... berikan salah satu anak buahmu!" pinta Pak Iskandar

"Maaf banget tapi aku beneran ngga bisa ngasih soalnya anak-anak-ku pada angkat tangan semua!"

"Tolonglah tanyain lagi sama anak buahmu, barangkali mereka berminat!"

"Haduh~ anak-anakku ngga ada yang berminat, Pak. Maaf banget ya!"

"Coba tanyain lagi lah... gajinya aku naikin tiga kali lipat dan bakalan ada bonusnya juga kalo kinerjanya bagus, selain itu masih ada bonus-bonus lainnya!"

"Tiga kali lipat?!" Pak Hari mulai tergiur

"Iya"

"Ya udah tunggu sebentar, aku panggil anak-anakku dulu untuk datang kemari biar Pak Iskandar bisa ngerayu mereka agar berubah pikiran dan mau untuk menjadi baby sitter bagi anak Bapak!"

"Iya iya, silakan silakan!"

"Permisi sebentar ya!"

"Iya iya iya silakan"

Pak Hari mulai beranjak dari duduknya dan mulai berjalan keluar rumah untuk menuju asrama yang biasa dipakai oleh anak buahnya yang sedang tidak bekerja atau lebih tepatnya sedang menunggu giliran panggilan kerja.

***

Di lain tempat, Rana dan Ilham sudah semakin dekat dengan rumahnya Idhar dan mungkin dalam waktu beberapa menit lagi akan sampai di rumahnya Idhar.

"Kaham!" panggil Rana

"Mm" jawab Ilham

"Aku masih boleh kan manggil Kaham dengan sebutan kakak?" cicit Rana

"Hah... apah? Suara kamu ngga kedengeran jelas!" ucap Ilham yang tidak mendengar dengan jelas perkataannya Rana yang baru saja diucapkan dengan volume suara yang rendah.

"Mm aku masih boleh kan manggil kaham dengan sebutan kakak?" ulang Rana dengan volume suara yang sudah lebih tinggi dari sebelumnya

"Ha ha ha ha" Ilham malah tertawa setelah mendengar dengan jelas perkataannya Rana

"Kok ketawa sih, kak?" tanya Rana dengan pandangan bertanya-tanya sekaligus was-was

***

Jangan lupa vote dan komen ya.

Cerita ini di tulis juga di aplikasi Mangatoon dan Noveltoon dengan judul yang sama dengan nama pena Samurai1414