Tap love dulu yuk🙏
Simpan di galeri🙏
Pak Toto datang ke ruang santai dengan membawa dua gelas minuman dingin untuk Pak Boss dan Nyonya Bossnya.
"Ini minumannya, Pak Boss" Pak Toto meletakkan minuman yang dibawanya ke atas meja yang ada di depan Pak Iskandar.
"Thanks ya, Bro!" ucap Pak Iskandar
"Your welcome, Pak Boss!"
Pak Toto mulai melihat ke arah Rana dan memperhatikan dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Itu babbysitter yang baru, Pak Boss?! Pak Boss ga salah pilih?!" tanya Toto
"Ga kok! Itu aja untung ada yang mau jadi babbysitter-nya An An"
Gildan memiliki nama kecil An An yang sering digunakan oleh orang-orang terdekatnya untuk memanggil Gildan dan hanya orang terdekatnya saja yang diperbolehkan oleh Gildan memanggilnya An An, jika ada yang berani memanggilnya An An selain orang-orang terdekatnya, Gildan akan langsung menegur sinis mereka.
"Nama kamu siapa?" tanya Pak Toto kepada Rana
"Nama saya Nerana, Pak!" jawab Rana
"Umur kamu berapa?"
"15 tahun, Pak!"
"Oh"
Pak Iskandar yang tidak melihat batang hidungnya Gildan di rumah ini mulai bertanya kepada Pak Toto.
"An An lagi di mana, To? Tumben dia ga langsung nyamperin gue di sini?"
"An An lagi jalan sama pacarnya, Pak Boss!"
"Oh" Pak Iskandar hanya mengangguk-ngangguk sambil ber-oh ria, sedangkan Sabrina yang saat ini sedang fokus ke layar smartphone-nya mulai berubah air mukanya dan kentara sekali kalau dia sedang menahan kesal setelah mendengar bahwa anak tirinya sedang jalan dengan pacarnya.
***
Saat ini Rana sedang berjalan di belakang Pak Toto, Rana sedang dibimbing Pak Toto menuju ke ruang kamar barunya.
"Ini kamar kamu!" Pak Toto membuka pintu ruang kamar itu dan mulai masuk ke dalam ruangan dan Rana pun ikut masuk ke dalam ruangan kamarnya.
"Mewah banget kamarnya!" gumam Rana yang masih bisa di dengar oleh Pak Toto
"Pffft" Pak Toto menahan tawa
"Kamar ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kamarnya Pak Boss atau An An! Kalo kamu udah lihat kamar mereka berdua pasti kamu ga akan nganggep kamar ini mewah lagi" ucap Pak Toto sambil tertawa kecil
Rana hanya tersenyum
Pak Toto mulai merogoh kunci di dalam saku celananya lalu menyerahkannya kepada Rana.
"Ini kunci kamar kamu! Jaga baik-baik"
"Baik, Pak!" Jawab Rana patuh sambil menerima kunci yang disodorkan oleh Pak Toto
Pak Toto mulai mengambil smartphone-nya dan mulai mengutak-atiknya, sedangkan Rana mulai meletakkan tas pakaiannya di atas tempat tidurnya.
"Tolong kamu ingat baik-baik wajah-wajah ini ya!" ucap Pak Toto sambil memperlihatkan layar smartphone-nya.
Rana mulai mendekat dan memperhatikan dengan seksama foto-foto yang ada di layar smartphone Pak Toto.
"Ini Kakek Neneknya An An, kalau yang ini Om dan Tantenya An An, nah kalau yang ini kakak perempuannya An An! Mereka suka berpakaian ala kadarnya, kadang mereka pake baju belel dan sobek-sobek! Kamu jangan pernah ngehardik mereka dan menganggap kalau mereka pekerja di rumah ini! Soalnya pekerja di rumah ini pakaiannya rapi-rapi! Tapi kalau untuk En En dia tidak pernah pakai pakaian belel, hanya aja kadang dia gila hormat, jadi kalo kamu ketemu En En usahakan memberikan hormat ala, ga usah lebay juga, cukup anggukan kepala kamu sedikit sambil tersenyum, atau menyapa ramah En En!" Jelas Pak Toto
"En En itu yang mana, Pak?!" Tanya Rana yang tidak mengetahui siapa yang dimaksud Pak Toto
"En En itu kakaknya An An!"
"Oh... Terus kalau Kakaknya An An yang satu lagi gimana Pak karakternya?" tanya Rana yang merujuk ke Sabrina
"Kakak satu lagi?" Kini giliran Pak Toto yang tidak mengetahui siapa orang yang dimaksud Rana
"Iya, kakaknya An An yang satu lagi! Itu lho yang tadi duduk di sebelah Pak Iskandar!" Jelas Rana
"Astaga, itu bukan kakaknya An An! Tapi itu ibu tirinya An An!"
"Apa?" Rana kaget mengetahui fakta ini, ternyata orang yang sedari tadi ia sangka adalah salah satu anaknya Pak Iskandar ternyata adalah istrinya Pak Iskandar
'Majikan gue pedofil' batin Rana
***
Aku tahu jalan sukses itu tidaklah mudah, meski kadang ada beberapa orang yang bisa mencapai kesuksesan dengan mudah, namun tak perlu berkecil hati karena orang yang menempuh jalan kesuksesan di jalan yang terjal, dia tidak akan dengan mudah meremehkan orang yang berada dibawahnya