Saat ini Rana sedang diajak Pak Toto untuk berkeliling rumah keluarga Zulkarnaen yang luas ini.
Rana diberi tahu ruangan mana saja yang boleh dimasuki dan ruangan mana saja yang tidak boleh dimasuki.
Rana hanya mengangguk-ngangguk mengerti saat Pak Toto menjelaskan ruangan-ruangan yang mereka lewati.
Tidak terasa semua area di seluruh rumah ini dan sekitarnya telah Rana singgahi dan kini saatnya dia bertemu dengan anak yang akan diasuhnya.
Beberapa menit yang lalu Pak Toto ditelepon oleh Pak Iskandar yang mengabarkan bahwa anak bungsunya sudah kembali ke rumah.
Jantung Rana berdebar kencang karena dia sedikit gugup dan sedikit takut kalau-kalau anak yang diasuhnya itu anak yang bandel dan nakal.
Rana juga bertanya-tanya sebenarnya anak yang akan dia asuh itu berusia berapa tahun, mengingat tadi saat di ruang santai Pak Toto mengatakan bahwa An An sedang jalan dengan pacarnya.
Rana tidak terlalu kaget dengan ucapan Pak Toto karena jaman sekarang memang banyak sekali anak-anak yang sudah mempunyai pacar di usia mereka yang bisa di bilang masih sangat terlalu muda.
Rana menebak-nebak kira-kira anak yang akan diasuhnya masih berada di bangku paud atau sudah berada di bangku taman kanak-kanak.
***
Di ruang santai Sabrina sudah duduk menjauh dari Pak Iskandar karena Gildan sudah mengambil alih tempat duduknya.
Sabrina hanya bisa menurut karena dia tidak berani melawan anak-anaknya Pak Iskandar, terlebih lagi Sabrina dan Gildan seumuran.
"Pah, An An lapar, Pah!" rengek Gildan kepada Pak Iskandar sambil bergelendot manja
"Bukannya kamu abis jalan sama pacar kamu?" tanya Pak Iskandar
"Kita cuma nonton, Pah! Papa kan tahu sendiri kalau aku tuh ga bisa makan kalau ga disuapin sama Papa" ucap Gildan manja
"Ish... manja bener sih jagoannya Papa" Pak Iskandar mencubit gemas hidungnya Gildan
"Hehehe" Gildan hanya bisa nyengir
"Bentar ya! Papa mau telepon mba Eni dulu supaya nganterin makanan ke sini!"
"Oke, Pah"
Tidak perlu menunggu lama, makanan untuk Gildan telah sampai di ruang santai dan Pak Iskandar langsung menyuapi putra semata wayangnya itu.
Sedangkan Rana dan Pak Toto tinggal beberapa meter lagi sampai ke ruang santai dan saat mereka memasuki ruangan santai, pemandangan seorang ayah menyuapi remaja lelaki terpampang nyata di depan kedua mata mereka.
Pak Toto bersikap biasanya saja karena pemandangan seperti ini sudah sering dia lihat, namun bagi Rana yang belum pernah menyaksikan pemandangan seperti ini hanya bisa syok dengan penuh rasa keterkejutan karena remaja laki-laki yang sedang disuapi oleh Pak Iskandar adalah Gildan, mantan teman sekelasnya sewaktu dia SMP.
"Itu An An, anak yang akan kamu asuh" bisik Pak Toto yang semakin membuat Rana hampir copot jantungnya karena berkali-kali diserang dengan fakta yang mengejutkan.
"Sore An An" sapa Pak Toto
"Kenalkan ini pengasuh baru kamu!" Pak Toto langsung memperkenalkan Rana kepada Gildan yang saat ini masih sibuk mengunyah makanan
Gildan menoleh ke arah Pak Toto dan Rana "Uhuk uhuk uhuk" Gildan langsung tersedak karena melihat kehadiran Rana di rumah ini.
"Ini minum dulu!" Pak Iskandar langsung gerak cepat memberikan air minum untuk anaknya yang sedang tersedak makanan
Gildan langsung meminum air yang diberikan Pak Iskandar.
Air mineral dalam gelas bening itu telah ditenggak separuhnya oleh Gildan dan Gildan langsung bertanya kepada Rana "kamu ngapain dirumah ini?" sambil menunjuk ke arah Rana
***
Jangan lupa ditambahkan ke rak buku ya kakak-kakak😘