"nggg~~~~"
Gadis berambut pink itu bangun.
"Enak nya tidur di balkon"
Dia kemudian berjalan masuk ke ruangan.
"Lah kok berantakan sih???"
Gadis itu merapikan ruangan yang terlihat ruangan keluarga.
"Yang lain mana?, Kok sepi sih"
Dia berjalan ke dapur dan melihat dapur juga berantakan.
"Hmm...."
Dia mengambil sebungkus roti yang tergeletak di lantai, lalu membuka bungkusnya dan makan.
Dia ke kamarnya dan mengganti baju tidurnya menjadi baju sekolah.
"Pr... Gak ada pr, ok"
Dia keluar dari rumahnya.
"Hueeeeh sepi sekali"
Dia melihat sekeliling, dan melihat pantulan dirinya di kaca mobil yang pecah.
"Kok rambutku jadi warna pink??"
Dia menarik 1 rambutnya.
"Hmm bukan di warnai, yaah biarkan aja"
Dia mengambil sepedanya yang tersangkut di celah dinding.
"Hmm... Apa saat aku tidur ada kerusuhan yang terjadi?"
Dia kemudian mengendarai sepedanya, sepanjang jalan dia melihat rumah terbakar, rumah rusak, tiang patah, mobil dan motor yang hancur.
"...."
Lalu tiba tiba dia menghentikan sepedanya.
"Ikan?"
Dia melihat sebuah benda kuning kecil di jalan berjalan dengan lambat.
Dia berjalan ke benda kuning itu.
"Protozoa? Tapi kok gede bangat??"
Dia mengambil botol air minum plastik dan kayu lalu memasukan benda itu ke dalam botol plastik, lalu botol itu dia masukan ke tas.
"Kasih lihat bu bio ah"
Wanita itu mengendarai sepedanya lagi.
Tak lama kemudian dia merasa tasnya menjadi lebih longgar
Dia melihat ke tasnya dan tasnya rusak dan protozoa kuning itu menjadi besar.
Dia langsung mengerem sepedanya dan melempar tas itu.
"Slime!???"
Slime itu terus membesar hingga setinggi dirinya.
Gadis itu langsung mengayuh pedal sepedanya secepat yang dia bisa.
Karena mengayuh terlalu cepat, rantai sepedanya tersangkut dan dia terpelanting ke depan.
Dia bangun dan berusaha menahan rasa sakit yang dirasakan pada sekujur badan nya.
Dia melihat ke belakang, slime itu sudah agak dekat dengannya.
Dia berjalan mundur lalu terjatuh.
Kakinya masuk ke celah kecil di aspal.
"Seseorang tolong aku!!!!"
Lalu terlihat beberapa orang datang.
"Heeei tolong aku!!"
Saat di lihat dengan jelas, orang orang itu terlihat hancur, kulit mengelupas, jari jari hilang, mata berwarna putih serta darah di mana mana.
"!!!"
Dia berusaha melepas sendiri kakinya, dan berhasil lepas dengan mengorbankan sepatunya.
Dia melepaskan sepatunya yang lain lalu berlari.
Dia berlari ke arah kantor polisi, tapi tidak ada orang disana.
Dia kemudian ke posko tentara, dan melihat makhluk aneh, pohon tapi bermuka 8.
"..."
Dia berjalan mundur tiba tiba sesuatu memegang bahunya.
"Kyaa-"
Mulutnya tiba tiba di tutup.
"Ssst, ikut aku"
Dia tidak bisa melihat ke belakang dan hanya bisa berjalan mundur, yang pasti dia tahu orang di belakangnya adalah wanita.
"Ok disini kamu aman"
Yang dia tahu dia dibawa ke lapangan luas.
Dia melihat ke belakang, ada wanita berambut hitam agak kehijauan, di tangan wanita itu ada senapan laras panjang.
Lalu ada 2 pria yang satu dengan rambut pendek berwarna hitam agak kemerahan dan satunya rambutnya sedikit lebih panjang dari yang merah dan berwarna hitam dan ada sedikit warna perak, dan ada seorang gadis berambut coklat dan ungu.
"Kalian..."
Mereka ber empat hanya terdiam.
"Perkenalkan namaku" ucap gadis berambut pink.
"Ssst" ucap gadis yang berambut coklat ungu.
"Kita pindah tempat dulu, mereka berjalan ke sini"
Gadis berambut pink itu mengikuti 4 orang yang terlihat berpengalaman.
Mereka memasuki sebuah gym.
"Semoga saja tidak ada zombie gay disini" ucap yang agak merah.
"Kamu kan gay" ucap cewe yang agak hijau.
"Ok, Rein yuk kita nge BL" ucap yang agak merah.
"Mau aku hancurin burung mu?" Ucap si agak perak.
"Silahkan lanjutkan perkenalan dirimu" ucap gadis yang agak ungu.
"Baik, namaku Tira Miska, panggil aja Tira"
"Baiklah, Tira, perkenalkan namaku Sika, yang wanita di sampingku ini Ira, kalau yang cowok merah itu Harto dan yang putih itu Rein"
"Salam kenal, bisakah aku bertanya?"
"Ya apa?"
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
Mereka semua langsung terdiam.
"Kamu tidak tahu??" Ucap Harto.
"Hooh"
"Kok bisa njer"
"Itu.. kemarin pagi aku flu, lalu aku minum obat di balkon, eh rupanya malah keminum obat tidur"
"".....""
Lalu mereka menceritakan apa yang terjadi pada Tira.
"Benaran?"
""Iya""
"Yes!!, Aku bebas dari keluarga laknat itu"
"!??"
"Aah maafkan aku, aku ini anak pungutan, dan mereka terus memaksaku bekerja"
"".....""
Gadis itu lalu tertawa bahagia.
"Jadi orang orang itu zombie!??, Bisakah aku membunuh mereka!??, Aku tidak tahan"
""Anjim, psikont*l""
"Yaah terserah, omong omong trimakasih telah menyelamatkan aku"
"Iya iya, omongan mu terpenuhi tuh" ucap Ira
Beberapa zombie masuk dari pintu.
"Aku mau coba!!"
Dia mengambil batang besi yang biasa untuk angkat beban.
Dia maju lalu memukul kepala zombie zombie itu hingga putus maupun hancur.
"Woohooo seru!!"
"Ira, kamu selamatin apa sih?" Ucap Rein
"Mana aku tahu kalau dia psikopat, aku lihat pakai scope tuh tingkahnya kek gadis polos"
"Lol"
Lalu orc muncul di depan nya.
"Gyaaa!!!"
Dia berlari mundur, Rein maju dan menebas tangan kedua orc sehingga putus dan Harto memukul kepala orc itu dan sesuatu seperti meledak di gada yang di pegang nya.
"Keren, senjata dari mana itu?"
"Yang keren itu sihir mereka nak, mau? Yuk ikut kami" ucap Ira.
"Nak??? Anak??"
"Gak nangkap joke kamu"
"Keren Harto"
"Aku juga terkejut, kukira gak bakal bisa aku pakai"
"Kalau gak bisa benaran sad dah"
"Makan dulu yuk" ucap Sika.
Mereka mengeluarkan makanan dari tas kecil mereka.
"Kok bisa??"
"Ini tas sihir, oh iya, jangan tertawa terlalu keras, kalau zombie yang datang dikit mah gpp, kalau yang kek semalam auto modar kita" ucap Ira.
"Sejauh ini kalian melawan monster apa saja?"
"Zombie, orc, goblin, slime, mata terbang, kelelawar raksasa, tikus got besar"
"Kalau yang pohon itu?"
"Kami aja gak berani masuk ke sana"
Lalu mereka semua makan.
Selesai makan mereka kemudian berdiskusi.
"Hei Tira, rambutmu memang pink?" Tanya Harto.
"Ngak, pas aku bangun sudah begini"
"Hooh..., Kami pas jam 7 baru berubah warna kek begini" ucap Sika.
Tiba tiba ada kelinci yang datang ke mereka.
"Wah ada kelinci" ucap Tira.
"Jangan sentuh" ucap Sika.
Tiba tiba ada lingkaran sihir dan ada kucing yang melompat keluar.
"Hmm? Ok" ucap Sika.
Sika lalu mengambil kelinci itu lalu membawa itu ke lantai dua.
"Ok, kita akan ke sekolah" ucap Ira
"Sekolah? Buat apa?" Tanya Tira.
"Nanti juga tahu"
--------------