Part 14

[Pantai Bar, Finolhu]

[Genevee: 27 tahun]

Hari semakin malam, pantai bar ini pun semakin ramai dengan para turis. Hampir semua meja sudah penuh dengan orang-orang yang menikmati minuman alkohol dari bar ditemani musik DJ yang semakin malam terdengar semakin kencang.

Bar ini sedikit mirip dengan diskotik malam di kota" hanya saja bedanya tidak ada jalang-jalang yang berkeliaran menawarkan dirinya pada para tamu tapi kemiripannya dengan diskotik adalah bar ini memiliki lantai dansa yang sekarang sudah dipenuhi oleh turis-turis yang berdansa selayaknya di klub malam di kota!

Ada yang berdansa gila, berdansa sexy, bahkan ada orang mabuk yang melakukan ballet berhubung area pantai yang sangat luas membuat mereka bisa melakukan gerakan apapun disini. Selain itu, di beberapa sudut di area pantai Genevee juga bisa melihat beberapa tamu yang tidak segan-segan melakukan making out ataupun sex dengan pasangannya.

Sangat mirip dengan diskotik di kota bukan? Hanya saja ini di pantai terbuka jadi para turis yang tidak terlalu suka dengan keramaian di lantai dansa masih bisa menikmati angin sepoi-sepoi dari laut sambil mencicipi minuman alkohol yang mereka pesan.

Genevee yang masih sibuk meminum whiskynya dikagetkan oleh seorang pria yang tiba-tiba saja duduk di kursi seberangnya. Dengan raut kesal Genevee menatap wajah pria yang berani duduk di kursi di seberangnya.

Kenapa hari ini rasanya semua orang ingin mengganggu dirinya? Tak bisakah malam ini Genevee mendapat ketenangannya sendiri? Gadis yang sedang patah hati itu sengaja memilih meja kecil itu karena dia ingin tenggelam dalam kesedihannya sendirian dan tentu saja dia tidak ingin berbagi mejanya dengan orang lain.

Tidak bisakah pria itu melihat raut wajah Genevee yang dia yakini sudah memperlihatkan wajah tidak sukanya? Dia hanya ingin menyendiri dan sekarang pria di depannya malah dengan santai duduk di seberangnya sambil memesan minuman pada pelayan yang baru lewat. Baru pergi satu, datang lagi satu yang baru! Great! Just Great!

Sebelumnya memang sudah ada beberapa pria yang sudah dengan lancang duduk di kursi itu. Mengingat semua pria hidung belang itu hanya membuat Genevee semakin kesal saja! Pria-pria itu hanya datang dan duduk di kursi itu untuk mengodanya, mengucapkan beberapa kata manis dengan harapan bisa membawa Genevee ke bungalow mereka dan menghabiskan malam dengan mereka. Dasar para pria hidung belang! Apa pria di depannya juga salah satu dari mereka?

"Jika kau duduk disini hanya untuk mengodaku untuk tidur denganmu maka lupakanlah dan segera pergi dari sini karena aku tidak akan tergoda dengan pria hidung belang sepertimu!" ucap Genevee sedikit kasar.

Setelah mendengar ucapan Genevee pria di depannya pun menegadah kepalanya dan menatap mata Genevee dengan raut wajah kaget? Untuk sesaat Genevee seperti terhinoptis dengan ketampanan pria di depannya lebih tepatnya mata biru pria tampan itulah yang membuat Genevee tak mampu mengalihkan pandangannya kearah lain selain di manik mata yang sangat indah itu.

Dunia seperti terhenti, semua orang di sekitar mereka seakan-akan menghilang begitu saja, bahkan musik yang begitu keras terdengar samar-samar di telinga mereka seakan-akan hanya ada mereka berdua di pantai tersebut, mereka berdua hanya saling bertatapan dan memandang satu sama lain seolah-olah mencari sesuatu di mata orang di depannya.

Sayangnya efek hipnotis itu seketika lenyap ketika Genevee mendengar kata berikut yang diucapkan pria tampan itu.

"Gemma" ucap pria itu dengan suara yang begitu familiar di telinga Genevee. Dimana ia pernah mendengar suara itu?

~•~

[Seaside Finolhu, Maldives]

[Eros: 32 tahun, Genevee: 27 tahun]

Sudah 2 tahun Iris dan calon anak Eros menghilang di sungai Seine. Diri Eros pun berubah menjadi pribadi yang sangat dingin yang kerjaannya tiap hari hanya bekerja, bekerja dan bekerja karena dengan bekerja dia akan sibuk dengan kerjaannya dan melupakan hari-hari menyakitkan itu.

Minggu ini dia sengaja mengambil cuti dan terbang dari Italy ke pulau Maldives ini karena Eros capek mendengar Mammanya yang terus menerus mengoceh tentang dirinya (Eros Mom) yang sudah mulai tua dan ingin segera mengendong cucu. Belum lagi perjodohan-perjodohan yang kembali menghantuinya setahun setelah Mammanya mendengar kabar hilangnya kekasihnya itu. Memang sungguh ironis!

Paling tidak di pulau honeymoon ini Eros akan mendapat kembali ketenangannya sekalian mengistirahatkan tubuhnya yang selama 2 tahun belakangan ini tidak pernah berhenti bekerja.

Ya julukan "workaholic" memang sudah melekat pada diri Eros semenjak dia pulang dari kota Paris. Eros sendiri tidak berminat mencari wanita baru lagi dalam hidupnya hanya saja dia memiliki tanggung jawab yang tidak bisa dihindarinya yaitu memberikan keturunan pada keluarga Castiglione.

Eros bahkan pernah berpikir untuk mencari Ibu surogasi dan meminjam rahim mereka untuk mengandung anaknya, dengan begitu dia bisa memberikan keturunan pada keluarga Castiglione aka cucu untuk ortunya sekaligus mengurangi sedikit stressnya karena ocehan Mammanya tentang keinginannya untuk memiliki seorang cucu.

Sayangnya ide gila tersebut tidak bisa dijalankannya karena Eros tau betul sifat kedua orang tuanya itu, Mammanya tidak akan puas jika dirinya hanya memberikan cucu kepada mereka tanpa mempunyai sosok seorang istri disisinya dan Papanya tentu saja tidak akan setuju dengan ide gilanya itu.

Eros bisa membayangkan Mammanya yang akan mengubah taktik permainannya dengan menggunakan cucunya untuk mendekatkan Eros dengan wanita-wanita pilihan Mammanya dan hal itu tentu saja akan sangat menguntungkan Mammanya karena Mammanya mungkin sudah bisa menebak hati Eros yang tidak akan bisa menolak permintaan sang anak untuk mempunyai seorang Mamma dihidupnya dan otomatis kemungkinan besar rencana Mammanya untuk menikahkan Eros dengan wanita pilihannya akan berhasil bukan?

Sebelum otaknya meledak dengan apa yang akan terjadi di masa depannya itu lebih baik Eros pergi ke bar yang ada di pulau ini dan menikmati whiskynya. Karena para pengurus hotel memberitahunya khusus hari ini bar umum akan dipindahkan di daerah pantai maka dari itu kakinya pun langsung membawa dirinya menuju bar pantai yang sudah ramai dengan para turis.

Sesampainya disana Eros segera mencari tempat yang bisa ditempatinya untuk menenangkan jiwanya ini. Dilihatnya hampir semua meja bar sudah penuh dengan para turis dan ketika matanya mengedarkan pandangannya kearah yang lebih pojok, Pria itu melihat ada sebuah meja kecil yang hanya ditempati seorang wanita saja tapi anehnya kenapa wanita itu memakai baju pengantin?

Dari kejauhan wanita itu terlihat sangat cantik dengan gaun pernikahannya walaupun posisi wajahnya saat ini sedang dalam posisi menunduk tapi Eros bisa melihat bahwa wanita cantik itu sedang tenggelam dalam dunianya sendiri sambil terus menatap gelas yang berada ditangannya.

Hal yang membuat Eros bingung adalah kenapa seorang pengantin wanita duduk sendirian di pantai ini dan bukan bersama pasangannya? Dimana pasangannya? Apakah wanita cantik itu batal menikah dan ditinggal pasangannya? Dengan rasa penasaran Eros pun akhirnya memutuskan untuk duduk di meja wanita cantik itu sambil memesan whiskynya pada seorang pelayan.

Saat Eros mendengar aksen wanita itu, seketika mata Eros langsung bertemu dengan manik mata gadis di depannya itu. Deg! Eros bisa merasakan jantungnya tiba-tiba berhenti berdetak saat itu juga. Mata Hijau dengan percikan warna Hazel itu...Tidak mungkin!

Sangking syoknya Eros bahkan tidak sadar bahwa dirinya telah mengucapkan nama cinta pertamanya "Gemma". Bagaimana tidak...warna mata wanita itu begitu mirip dengan warna mata Gemmanya!

"Gemma, kau kah itu?" tanya Eros dalam bahasa Italia (Masih dalam kondisi tenggelam dalam mata eksotis itu).

"Gemma? Siapa Gemma? Apa ini taktik baru pria baru ini untuk mengodaku?" pikir Genevee dalam hatinya sambil menatap tajam pria di depannya itu.

"Hey Tuan...Kau salah orang! Aku bukan Gemma dan tidak kenal siapapun yang bernama Gemma! Namaku Genevee dan jika itu adalah taktik barumu untuk mengodaku kusarankan kau segera pergi dari mejaku Tuan karena aku sama sekali tidak tertarik pada dirimu!" ucap Genevee membalas pertanyaan pria itu dengan bahasa Italianya.

Bohong...Genevee tau dia telah berbohong dengan kalimat terakhirnya itu! Entah kenapa dirinya tidak bisa melepas pandangannya dari wajah tampan pria itu! Dirinya seolah-olah telah terhipnotis bukan saja dengan mata eksotis itu tapi juga keberadaan pria itu yang anehnya membuatnya merasakan sesuatu di dalam dirinya.

"Apa yang kau pikirkan Eros! Wanita itu bukanlah Gemmamu! Tidak semua wanita yang memiliki mata Hijau dengan percikan warna Hazel itu adalah Gemma" tegur Eros pada dirinya sendiri merasa sedikit sedih tapi kata" yang diucapkan wanita itu juga sangat menarik perhatiaannya.

"Hmmm...Kau yakin dengan kalimat terakhirmu Nona? Kau tidak tertarik padaku sama sekali?" tanya Eros sambil berusaha menyembunyikan senyumnya itu. Wanita di depannya sungguh sesuatu...jelas-jelas wanita di depannya itu tertarik padanya. Mulutnya mungkin berkata lain tapi mata indah itulah yang menjelaskan semuanya pada Eros.

Selama beberapa menit ini, Eros sadar bahwa mata indah wanita itu selalu diam-diam menatap dan meneliti wajahnya dan harus Eros akui ada rasa senang yang dirasakannya saat mengetahui bahwa wanita cantik itu juga tertarik padanya seperti dirinya yang anehnya juga tertarik pada wanita itu. Aneh! Kenapa dirinya bisa merasakan ketertarikan seperti ini pada wanita yang baru ditemuinya?

~•~

Mendengar pertanyaan pria tampan itu membuat wajah Genevee seketika berubah semerah tomat. Sungguh memalukan...Dirinya telah tertangkap basah oleh pria tampan di depannya! Ingin sekali Genevee langsung menyembuyikan wajahnya di balik selimut tidurnya! Sayangnya tidak ada selimut di ruangan terbuka ini.

"Si...siapa juga yang tertarik padamu!" ucap Genevee lalu memalingkan wajah merahnya dan meneguk whiskynya hingga habis.

Melihat tingkah laku Genevee dan mendengar pembelaan dari bibir ranum itu membuat sudut bibir Eros membentuk senyum tipis di wajah tampannya. "Interesting!" bisik Eros pada dirinya sendiri.

Setelah mendengar suara wanita dengan aksen Italianya, Entah kenapa firasat Eros mengatakan bahwa wanita di depannya itu adalah Gemmanya tapi satu hal yang membuatnya bingung adalah kenapa wanita itu bilang bahwa namanya adalah Genevee dan bukanlah Gemma? Apa wanita cantik itu beneran bukan Gemmanya? Tanya Eros dalam hatinya.

Eros mengingatkan dirinya bahwa setelah malam ini berakhir, dia akan menelepon detektifnya untuk menyuruhnya mencari semua info tentang wanita di depannya ini.

Jika prediksinya benar bahwa wanita ini adalah Gemmanya maka Eros akan pastikan dia tidak akan kehilangan wanita itu lagi. Jika prediksinya salah, itu berarti tanda bahwa Eros sudah harus move-on dari cinta pertamanya.

Malam ini, Eros merasa berbeda dari hari sebelumnya. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun belakang ini, Dirinya tidak memikirkan kejadian tragis yang menimpa hidupnya dan hilangnya orang yang berarti baginya.

Entah kenapa wanita ini membuatnya merasakan sesuatu yang sudah lama hilang dalam hidupnya. Jantungnya yang kembali berdetak 2x lebih cepat dari tempo normal adalah salah satu sensasi yang sudah lama tidak dirasakannya.

Pemikirannya terpotong ketika sang pelayan membawa pesanan whiskynya. Setelah mengucapkan terima kasih pada sang pelayan, Eros pun kembali memperhatikan wajah dan gerak-gerik wanita di depannya itu.

Untuk saat ini Eros akan menganggap bahwa nama wanita cantik ini adalah Genevee dan bukannya Gemma karena Eros belum menemukan bukti lain yang mendukung asumsinya yang menyatakan bahwa wanita ini adalah Gemmanya selain mata indah yang sangat identik dengan mata cinta pertamanya itu.

Wanita itu terlihat sangat kacau dengan mata sembamnya dan hidung merahnya yang sepertinya habis menangis tapi satu hal yang harus Eros akui adalah walaupun dengan wajah lesuh, kacau seperti itu...wanita di depannya ini masih terlihat sangat cantik dan sexy dalam balutan wedding dressnya.

Tidak heran jika banyak pria di bar ini terlihat terang-terangan menatap tubuh elok Genevee, tatapan lapar mereka seolah-olah mengatakan bahwa mereka ingin menerkam tubuh elok itu dan jujur saja Eros sangat tidak menyukainya, ingin rasanya Eros mencongkel mata mereka dan segera membawa Genevee pergi dari tempat ini juga tapi satu pertanyaan yang tiba-tiba muncul diotaknya adalah "Kenapa dia bisa merasa se-possessive ini pada wanita asing yang baru ditemuinya?" Bahkan dengan calon tunangannya (Iris) saja Eros tidak pernah merasa se-possesive ini padanya.

Sambil berusaha memecahkan misteri pertanyaan-pertanyaan di otaknya, Eros sesekali meneguk whiskynya sambil meneliti wajah cantik Genevee yang terlihat sangat patah hati.

"Apa wanita itu baru ditinggal pasangannya? Pria bajingan mana yang berani membuat wanita itu sepatah hati seperti ini?" Geram Eros dalam hatinya. Karena penasaran akhirnya Eros pun mengeluarkan suaranya dan memulai percakapan diantara mereka.

"Hai Genevee! Hei jangan menatapku seperti itu! Pertama-tama aku minta maaf jika keberadaanku disini mengganggu dirimu, aku hanya ingin duduk disini untuk mencari angin segar. Kau lihat tidak ada tempat duduk lagi selain disini jadi please bear with me."

"Aku pastikan padamu aku bukan lelaki hitung belang seperti katamu tadi. Karena kau sudah memberitahukan namamu padaku jadi kupikir akan adil jika aku juga memberitahukanmu namaku juga, aku Eros. Senang berkenalan denganmu Genevee!"

"Okay Fine! Tapi jika kau bermacam-macam padaku, aku tidak akan segan" berteriak dan mempermalukan dirimu" ancam Genevee pada pria tampan itu.

"Fair enough!" ucap Eros sambil tersenyum dan meminum Whiskynya. Malam ini Eros bertekad untuk mengorek sesuatu dari wanita cantik di depannya ini, dia tau Genevee sudah hampir tipsy jadi kata-kata yang keluar dari mulut orang hampir mabuk kebanyakan adalah hal yang jujur bukan?

Genevee hanya menatap sebentar pria tampan di depannya lalu kembali meminum whiskynya. "Eros" Kenapa nama itu lagi-lagi terkesan sangat familiar? Tapi siapa sebenarnya pria itu? Ini pertama kalinya aku bertemu dengannya tetapi kenapa setiap kali aku melihatnya, aku merasa sesuatu yang familiar dihatiku dan ada rasa nyaman yang kurasakan saat pria itu bersamaku? Aneh!

Selama 2 jam lebih, entah bagaimana dalam sekejab mereka berdua sudah menjadi seperti sahabat karib yang mencurahkan isi hatinya kepada sahabatnya sendiri. Dari Eros yang mendengar semua kisah tentang Genevee yang disakiti oleh Sebastian cowok yang disukainya saat masih di bangku kuliah dulu hingga pernikahan hari ini yang dibatalkan mantan tunangannya yang bernama Ezekiel itu.

Eros tidak tau harus marah atau bergembira mendengar kisah tragis itu karena di satu sisi Eros bisa merasakan dirinya yang sangat marah pada pria yang bernama Ezekiel itu karena telah membuat wanita cantik dihadapnya menangis tersedu-sedu saat menceritakan Ezekiel yang lebih memilih wanita lain dan calon anak yang dikandung wanita itu dibanding dirinya tapi di satu sisi lainnya, Eros juga merasa senang karena berawal dari kejadian itulah takdir akhirnya mempertemukan dirinya dengan Genevee.

"Kau tidak perlu menangisi mantan-mantanmu itu! Kau tau pria di dunia ini masih sangat banyak! Mungkin saja Tuhan merencanakan sesuatu yang lebih indah dan lebih baik untuk dirimu!"

"Aku merasa kau malah lebih beruntung dibanding diriku. Walaupun pria-pria itu menyakiti dirimu tapi paling tidak kau masih bisa melihat mereka dari jauh sedangkan aku, aku bahkan tidak bisa melihat wanita-wanita yang kucintai lagi" ucap Eros dengan nada sedihnya.

"Kau mau menceritakannya padaku? Aku seorang pendengar yang baik, mungkin kau bisa mencurhatkan isi hatimu padaku, seperti aku yang mencurhatkan isi hatiku padamu." ucap Genevee sambil menopang dagunya dengan lengannya.

"Percayalah...Hatimu akan merasa lebih lega saat kau berbagi bebanmu dengan orang lain" ucap Genevee sambil meletakkan telunjuknya ke dada Eros dimana hatinya terletak.

Eros yang mendengar perkataan Genevee dengan refleks menangkup tangan kecil Genevee dengan tangan besarnya. Dengan senyum tulusnya dan mata yang tertuju pada manik Hijau dengan percikan Hazel itu, Eros memutuskan untuk menceritakan kisah cinta tragisnya pada wanita itu dari kisah hilangnya cinta pertamanya Gemma hingga hilangnya kekasih dan calon anaknya di sungai Seine di Paris.

Genevee yang melihat kesedihan pria tampan itu hanya bisa refleks memindahkan kursinya disamping Eros lalu tanpa aba-aba merangkul tubuh kekar pria itu ke dalam pelukannya lalu mengelus pelan bahu pria itu seolah-olah mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Setelah mendengar kisah tragis Eros, Genevee merasa begitu bersyukur kepada Tuhan karena dia masih bisa melihat Ezekiel dari jauh walaupun pria itu bukan miliknya lagi. Genevee tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika dia yang berada di posisi Eros dan kehilangan dua pria yang pernah dicintainya tanpa tau apakah mereka masih hidup atau sudah mati ditambah lagi kehilangan anak yang bahkan belum diketahuinya. Rasanya pasti akan sangat menyakitkan sekali!

"Seperti yang kau bilang, Tuhan mungkin sedang merencanakan sesuatu yang indah untuk dirimu! Dia tidak mungkin memberikan cobaan yang tidak bisa kau lewati. Mungkin saja orang yang diutus Tuhan untukmu (soulmatemu) ada di sekitarmu hanya saja kau belum menyadarinya saja" ucap Genevee masih dalam posisi memeluk tubuh kekar pria itu.

Eros yang mendapat perlakuan seperti ini, hanya bisa tenggelam dalam pelukan Genevee. Dia memang butuh pelukan ini! Eros merasa sangat nyaman dengan wanita ini, wangi tubuh Genevee sangat menenangkan jiwanya.

"You are right! Maybe my soulmate is with me now" bisik Eros lalu mengangkat tubuh Genevee kepangkuannya dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher wanita itu, memeluk erat tubuh Genevee dan menghirup dalam aroma wangi campuran honey suckle jasmine yang sangat mengiurkan itu.

Untuk sesaat mereka hanya berpelukan intim seperti itu, dengan posisi seperti itu, siapapun yang melihat mereka pasti langsung berpikiran bahwa mereka adalah pasangan manis yang baru menikah.

~•~