Sudah semalaman Caleb menjaga Aiden di istana Earth Clan. Bahkan tabib terbaik Earth Clan telah dipanggil untuk memeriksa Aiden tapi mereka semua menggeleng dan berkata, "Tuan Muda baik-baik saja. Dia hanya sedang tertidur karena kelelahan."
Tapi semakin mereka menjelaskan Caleb semakin ragu. Aiden seorang Healer, dia tahu batas kemampuan dan ketahanan tubuhnya, bahkan meski dia kelelahan dia tidak akan sampai terlelap tanpa terbangun sama sekali. Apalagi mengingat kata-kata Aiden yang menyeru dia tidak bisa mendengar suara mereka. Bagaimana mungkin hal itu dibilang baik-baik saja.
Haruskah aku mengabari Paman Mathius? Batin Caleb.
"Apa yang kalian lakukan di gua itu?" suara bariton itu membuat Caleb sedikit terlonjak dari gurat bingungnya.
Roland Hanz, Ketua Earth Clan, ayah Nathaniel memasuki ruangan itu. Jubah coklat keemasannya bergemerisik pelan saat melalui karpet yang terhampar di seluruh ruangan.
"Berteduh, tentu saja."
"Hanya berteduh?" Tuan Roland bertanya sekali lagi.
"Memangnya apalagi yang bisa kami lakukan disana?"
"Menerobos Vast Na Syel La misalnya."
Caleb tak terkejut mendengar kalimat Tuan Roland. Seharusnya seluruh penduduk Earth Clan berpikir bahwa mereka mencari Vast Na Syel La dan menganggap bahwa mereka terkena imbasnya karena keberadaan mereka. Dengan kata lain, merekalah penyebab bencana di Earth Clan.
"Anda berkata seakan kami memiliki kemampuan untuk menaklukkan tanah yang bahkan tidak bisa dikunjungi oleh para ketua Klan. Sepertinya Anda terlalu memandang tinggi kemampuan kami."
Roland mendengus mendengar jawaban Caleb. Dia tahu bahwa pemuda dari kota utama cukup angkuh namun dia tidak mengira bahwa pemuda ini memiliki keberanian untuk berkata sarkas padanya.
"Kalau begitu, bagaimana Tuan Muda Withver bisa jatuh sakit seperti ini."
"Kalau saya mengatakan bahwa dia kelelahan, apakah Anda percaya?"
Kedua orang itu saling menatap sengit satu sama lain. Menatap penuh waspada pada lawan bicaranya.
"Yang Mulia, sayalah yang mengundang Tuan Withver ke Earth Clan."
"Tuan Zayed Faulhn?" Caleb mengenali pria itu. Dia adalah penasehat Earth Clan, mereka pernah bertemu saat pria itu mengunjungi Water Clan.
***
Ketua Roland tersentak samar namun segera kembali mengatur ekspresinya. Mendengar situasi yang dihadapi Caleb dan rombongan mereka serta bagaimana mereka bertemu dengan kalajengking raksasa di gua tersebut.
"Jadi kalian yang membantu rakyat di ngarai selatan?"
"Benar, tapi sayangnya air bah itu jauh lebih kuat dari yang kami bayangkan sehingga kami tidak bisa menahannya terlalu lama."
Roland mengangguk paham. Dia melirik Zayed sejenak dan pria itu mengangguk. Caleb melihat interaksi dua irang tersebut cukup aneh.
"Batu ini ada di genggaman Tuan Muda Withver."
Tuan Roland mengeluarkan sebuah batu coklat keemasan redup dari sakunya. Caleb belum pernah melihat batu itu sebelumnya, batu yang indah namun sayang memiliki cahaya yang redup.
Caleb mengambil batu tersebut. Bentuknya tak beraturan layaknya sebuah pasir serta sangat ringan layaknya sebuah bulu.
"Apakah Anda mengenal benda ini?"
Caleb menatap Ketua Roland tak paham. Pria paruh baya itu mengangguk lalu duduk dihadapan Caleb.
"Itu adalah Golden Topaz. Batu tertinggi elemen Tanah."
Mata Caleb melebar mendengarnya, ia tak mampu menahan rasa terkejutnya. Dia memandangi batu tersebut dengan seksama. Batu redup ini, adalah simbol tertinggi The Earthens.
"Benar, Golden Topaz adalah batu tertinggi elemen tanah, ia setara dengan pengendali tingkat ke sepuluh. Namun sama seperti klan lain, batu itu tak pernah muncul lagi setelah ratusan tahun, karena tak ada pengendali yang mampu mencapai tingkatan tersebut."
"Tunggu." potong Caleb. "Jika Anda ingin bertanya bagaimana dia memilikinya, maka saya akan mewakili Aiden menjawab, bahwa dia juga tidak tahu." Sambung Caleb saat menyadari kemana arah pembicaraan mereka.
"Kenapa Tuan Muda Winston begitu yakin jika dia tidak tahu tentang batu ini?"
"Dia mungkin tahu tentang batu permata dan kehebatannya, tapi mengenai bagaimana batu itu bisa berada di tangannya, saya yakin Anda juga tahu jawabannya, bahwa hal itu tidak mungkin. Seseorang tidak akan memiliki lebih dari satu elemen didalam darahnya."
***
Multiple Elemental adalah para pengendali istimewa yang mampu memiliki lebih dari satu keistimewaan. Sejak ratusan tahun lalu para Multiple Elemental adalah orang-orang dengan bakat luar biasa yang tidak hanya di hormati tapi juga ditakuti. Hal tersebut tak lain karena kekuatan sebesar itu bisa menjadi pelindung atau bahkan senjata mematikan untuk siapapun.
Selama ratusan tahun sejak Midas berdiri hanya ada dua orang yang pernah memiliki kemampuan Multiple Elemental, yaitu Roseanne Beryl dan Quinston Beryl. Dua orang saudara kembar yang berbagai kemampuan elemen angin dan cahaya. Namun karena keistimewaan mereka itulah sempat terjadi kekacauan di Midas.
Kedua bersaudara itu terlibat perdebatan dengan tetua Klan lain yang membuat mereka berselisih. Perselisihan itu akhirnya berimbas pada perang di lau selatan. Kedua bersaudara iru bertarung dengan tetua Klan Cahaya dan Angin untuk menentukan siapa yang terkuat diantara mereka.
Raja Midas saat itu, Yang Mulia Horshcgen bahkan tak bisa menghentikan mereka dan terluka dalam perang tersebut. Pertempuran itu membuat situasi kerajaan Midas menjadi mencekam dimana Badai dan topan melanda seluruh pesisir selatan tempat dimana dua bersaudara tersebut bertempur untuk mengadu kekuatan.
Namun setelah tiga hari tiga malam suasana Midas kembali Normal. Raja Horshcgen mengutus seseorang memeriksa situasi mereka, dan menemukam bahwa pulau tempat mereka bertempur telah hancur dan hampir tenggelam. Tak ada apalun yang tersisa disana selain debu debu sisa pertarungan dan awan gelap yang masih membumbung disekitar tempat itu. Setelah peristiwa itu tak pernah ada lagi Multiple Elemental yang terlahir ke dunia.
Caleb masih terngiang dengan pesan Tuan Faulhnn tentang Multiple Elemental.
Ini bukan pertama kalinya Aiden memiliki batu permata Clan lain dan setiap kali itu adalah batu dengan kekuatan tertinggi. Namun, mungkinkah Aiden seorang Multiple Elemental?
"Mengapa kau melamun?"
"Ahh?"
Caleb tertegun melihat Aiden berdiri dihadapannya. Dia bergegas mendekati Aiden dan memutari pemuda itu beberapa kali. Caleb bahkan mencoba mencubit pipi Aiden untuk memastikan penglihatannya. Pemuda itu tengah merapikan pakaian yang dia kenakan dan terlihat sangat-sangat baik-baik saja.
"Sejak kapan kau sadar?"
"Sejak kalian berdebat tentang Multiple Elemental." Jawab Aiden dengan santai.
"Bagus sekali. Kau membuat sahabatmu kalut tapi kau sendiri sedang menjadi pendengar dan pengamat dibawah lentera."
"Toh, aku sudah bangun sekarang."
Aiden masih tak menghiraukan Caleb dan beralih merapikan barang bawaannya. Dia mengambil ransel kecil miliknya dan memeriksa isinya. Mengambil sebuah belati dan menyimpannya di ujung sepatunya. Sedangkan Caleb, alhirnya bersedekap sambil bersandar didinding menatap Aiden yang tengah sibuk.
"Bisa kau jelaskan bagaimana kau menemukan Golden Topaz?"
Aiden terlihat berpikir sejenak namun kemudian menggeleng.
Caleb memutar matanya lelah. Ia sudah menduga bahwa Aiden tak akan bicara apapun tentang batu itu. Tak ada gunanya bertanya pada Aiden, kecuali dia ingin menceritakannya sendiri.
"Aku akan menceritakan padamu nanti, tapi ada hal lain yang harus kita lakukan sekarang." Ucap Aiden akhirnya. Dia melemparkan sebuah ransel pada Caleb dan mengambil pedang miliknya.
"Apa?"
Caleb melihat senyum yang telah lama tidak pernah Aiden tunjukkan. Sebuah senyuman yang membawa perasaan tak nyaman bahkan untuk Caleb. Senyuman aneh dengn sedikit aura kelicikan dimatanya.
"Mencuri Golden Topaz dari Ketua Roland."
***