Terdampar disisi baru

""Awww" hanna memegang kepalanya yang terasa sakit akibat sesuatu yang mengenainya, hanna membuka matanya perlahan. angin sejuk langsung menyambutnya bersama sinar matahari yang begitu terik, hanna mematung ketika melihat semua yang ada di hadapannya, ia melihat ke kiri dan kanan nya yang hanya terdapat rumput hijau dan pepohonan yang sangat lebat.

"Apa ini, dimana lagi akuu!!" ujar hanna yang bingung sekaligus panik. tidak ada seorang pun yang terlihat melintas di sekitar hanna, benar-benar sunyi hanya ada suara gesekan daun yang terkena angin, bahkan hewan pun tidak ada di tempat itu. hanna benar-benar tidak tahu harus bagaimana, ia mencoba berjalan menyusuri padang rumput yang begitu lebat dengan langkah kaki yang gemetar hanna pun tidak sengaja tersandung sesuatu dan terjatuh.

"Awwww" ia memegang pergelangan kakinya yang ternyata terkilir akibat tersandung.

"Apa ini?" hanna meraih sesuatu yang ada di hadapannya.

"Apa ini yang membuat ku terjatuh?.. tapi ini sangat kecil, mana mungkin bisa membuatku terjatuh". ia menatap benda kecil yang ia temukan, entah benda apa itu, bentuk nya sangat aneh dan berwarna biru dengan dua garis menyilang di tengah benda itu. ketika hanna sedang memperhatikan benda yang ia temukan tiba-tiba saja ada anak panah yang mendarat tepat di hadapannya.

"Sutttttttt..dubbb"

"Hooh,,hahhhh!!" Hanna sangat terkejut melihat benda yang tertancap di hadapannya yang hampir saja mengenai dirinya.

"A-apa ini!!!, A-anak panah!!!"

"Heii siapa yang bermain dengan benda berbahaya seperti ini" teriak hanna yang langsung bangkit dan mencabut anak panah yang menancap di hadapannya.

"Heiiii apa kau tau ini sangat berbahaya" hanna kembali berteriak. namun tidak ada yang menjawab hanna, matanya menyusuri padang rumput yang luas itu, mencari orang yang berani menembakkan anak panah padanya, namun ia tidak melihat siapa pun, sampai akhirnya ia melihat ada benda yang melesat dari langit, hanna pun memperhatikan benda yang melesat ke arahnya..

'Brukkkk',, ada seseorang yang mendorong tubuh hanna.

.

.

Mereka berdua terjatuh bersamaan dengan anak panah yang menancap di samping mereka 'sstttt'.

"Kau baik-baik saja?" ujar pria yang menyelamatkan hanna dari anak panah itu. hanna kembali mematung melihat anak panah yang tertancap di sampingnya, jika tidak ada pria itu mungkin ia akan mati di tempat asing itu.

"Akkkhh" Suara pria itu menyadarkan hanna dari lamunan nya.

"Hahhh..." hanna terkejut melihat tubuh pria di hadapannya yang terkena anak panah karena menolongnya, hanna menutup mulutnya karena ketakutan. pria itu langsung mencabut anak panah yang menancap di punggungnya.

kini jumlah anak panah yang mengarah pada mereka berdua semakin banyak, pria itu pun langsung menarik hanna untuk bangun dan berlari, namun saat hanna bangun dan melangkahkan kakinya, ia merasakan sakit pada pergelangan kakinya, pria itu melihat kaki hanna yang ternyata sudah membiru dan membengkak, ia pun langsung menggendong hanna dan mulai berlari, langkah kaki nya sangat cepat secepat puluhan anak panah yang melesat ke arah mereka.

hanna sangat ketakutan sampai ia tidak sadar memeluk erat pria yang menggendongnya, pria itu terus berlari seakan tidak lelah padahal ia berlari sambil menggendong hanna, hanna mulai menangis pikirannya sudah kalut ia tidak bisa membayanngkan jika dirinya akan mati seperti ini, ia membenamkan wajahnya pada bahu pria itu, mendengar hanna yang menangis dan sangat ketakutan pria itu pun berlari semakin cepat.

Tak lama kemudia ia merasa sudah tidak ada lagi anak panah yang mengarah pada mereka, pria itu pun memperlambat larinya dan mencari tempat untuk bersembunyi. sampai akhirnya ia menemukan gua, dan langsung masuk ke dalamnya.

Ia menurunkan hanna perlahan, ia memperhatikan hanna yang masih menangis ketakutan, ia pun langsung keluar tanpa bicara, melihat pria di hadapannya pergi begitu saja, tangis hanna pun semakin pecah. ia begitu ketakutan, namun tak lama kemudian pria itu kembali lagi dengan membawa beberapa daun yang langsung ia haluskan dengan batu, ketika ia hendak memegang kaki hanna, hanna langsung menjauhkan kakinya, ia benar-benar ketakutan, namun pria itu tersenyum dan memegang kaki hanna perlahan dan membalurkan dedaunan yang telah ia haluskan ke pergelangan kaki hanna yang membengkak.

Melihat pria itu mengobatinya, hanna terdiam menatap pria di hadapannya, setalah pria itu membalurkan obat ke luka hanna, ia pun hendak bangkit namun hanna menahannya.

"J-Jangan pergi...A-aku takut" ujar hanna dengan suara yang gemetar. mendengar ucapan hanna pria itupun langsung duduk di samping hanna. ketika pria itu duduk di samping hanna luka di punggung nya terlihat begitu jelas, hanna pun meraih sisa tumbukan daun yang di haluskan oleh pria itu dan membalurkan nya ke atas luka si pria, merasakan ada yang mengenai lukanya pria itu pun menoleh ke arah hanna.

"Kau terluka jadi harus di obati juga" ujar hanna yang melihat pria di hadapannya menatap dirinya.

"Ahh.. sebenarnya ini bukan obat untuk luka ku" jawab si pria. mendengar jawaban si pria ekspresi wajah hanna berubah panik yang membuat wajahya terlihat sangat lucu. pria itu pun tersenyum.

"Tapi terimakasih" ujar si pria yang melempar senyum pada hanna.

"Siapa namamu?" tanya pria itu kepada hanna.

"Hanna" jawab hanna.

"Hanna?.. aku baru mendengar nama itu" ujar si pria. mendengar perkataan pria itu hanna hanya diam.

"Aku arthur" ujar si pria.

"Arthur? nama yang bagus" jawab hanna, pria itu pun tersenyum mendengar perkataan hanna yang memuji namanya.

Berada di dalam gua membuat hanna tidak tahu jika hari sudah menjelang malam, api unggun yang di buat si pria membuat suasana sedikit lebih hangat. hanna terdiam menatap kobaran api kecil di hadapannya, ia mecoba memahami situasi yang kini ia alami, ia pun teringat benda aneh yang ia temukan di padang rumput siang tadi, ia mengeluarkan benda itu dari sakunya dan melihatnya dengan teliti. ketika ia tengah fokus menatap benda yang ia pegang, dengan tiba-tiba Arthur menghampirinya dan merebut benda itu dari hanna sampai hanna terkejut.

"Hei,, apa-apaan kau ini" jawab hanna yang kesal dengan tindakan arthur.

"Dari mana kau dapat ini" tanya arthur.

"Apa??"Jawab hanna bingung.

"Eeee...Aku menemukannya dari padang rumput tadi" jawab hanna yang bingung melihat ekspresi wajah arthur yang kini berubah serius.

"Apa kau tau benda apa ini!?" tanya arthur lagi.

"Tidak" hanna menggelengkan kepalanya.

"Kita harus menggembalikan ini sekarang juga" kata arthur yang langsung beranjak pergi.

"Tunggu-tunggu-tunggu" hanna menghentikan langkah arthur.

"Tolong jelaskan padaku apa yang sebenarnya kau maksud" ujar hanna yang bingung sekaligus cemas saat mendengar perkataan arthur. arthur pun kembali dan berdiri di hadapan hanna, melihat wanita dihadapan nya kembali panik arthur pun mengajak hanna untuk duduk dan mencoba mengontrol dirinya agar tidak membuat hanna panik.

"Maafkan aku membuat mu panik, sebenarnya benda yang kau pegang ini adalah batu yang sedang di incar oleh banyak orang di sini, dan mereka semua memiliki kekuatan dan sudah jelas kau tidak akan sangup untuk melawan mereka, dan jika mereka mengetahui benda ini ada padamu kamu akan menjadi inacaran mereka semua, dan jelas itu sangat berbahaya untuk mu" penjelasan arthur membuat hanna terkejut bukan main.

"Yang aku dengar benda ini sudah disegel oleh kekuatan seorang nenek yang pernah menyelamatkan tempat ini, dan tidak ada yang mengetahui keberadaan benda ini, karena benda ini hanya terlihat jika di pegang oleh nenek itu" ujar arthur.

.

.