OHM 6

Raydan terkejut bukan main melihat apa yang tengah di lakukan Clarie di dalam toilet pria. Raydan tak kuasa menahan amarahnya dan langsung memukul wajah orang yang bersama Clarie. Tak hanya ada Clarie di sana, tetapi juga ada seorang pria yang tengah melakukan adegan panas dengan Clarie, di mana pria itu kini tengah menghujamkan miliknya ke milik Clarie.

Raydan memukul lagi dan lagi wajah pria itu, dia diselimuti amarah yang tak dapat lagi dikendalikan. Bahkan teriakan Clarie pun tak digubrisnya.

Clarie yang terkejut melihat kedatangan Raydan tadi langsung merapikan pakaiannya. Namun, pria yang ketika Raydan datang tengah menghujamkan miliknya di milik Clarie tak sempat merapikan celananya sehingga Raydan dengan penuh amarah menendang milik pria itu dan seketika pria itu terkapar di lantai. Raydan benar-benar tak memberikan celah bagi pria itu untuk dapat melawan. Raydan memang memiliki sifat yang tempramen, siapapun yang mengusik dirinya, dia akan langsung menghajar orang tersebut.

Raydan menatap Clarie dengan nyalang.

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi Clarie, membuat Clarie memekik saking perihnya. Dia tak pernah melihat kemarahan Raydan sebelumnya. Dan ini adalah kemarahan Raydan yang pertama sekaligus mengerikan yang membuat Clarie ketakutan.

"Kamu, wanita murahan!" geram Raydan menunjuk Clarie tepat diwajahnya.

Raydan melemparkan kunci mobil Clarie ke wajah Clarie dan pergi meninggalkan Clarie.

Raydan melangkahkan kakinya dengan cepat, dan Clarie tak mempedulikan kepergian Raydan. Dia memilih membantu pria yang sebelumnya Raydan pukuli.

Clarie membawa pria itu ke Rumah Sakit terdekat. Wajahnya babak belur karena hantaman Raydan.

Sementara Raydan keluar dari Klub dan pergi menuju apartemennya menggunakan taksi.

***

Di apartemen.

Raydan menendang sofa, bahkan meja di ruang tamu. Dia geram bukan main. Enam tahun menjalin hubungan dengan Clarie dan hanya berujung pengkhianatan. Clarie sudah mempermainkannya.

Dia mencintai Clarie, ya tentu saja. Enam tahun bukan waktu yang singkat dalam sebuah hubungan. Enam tahun Raydan hanya mampu bertahan dengan Clarie setelah sebelumnya dia senang mempermainkan wanita. Bahkan ketika Raydan harus kembali ke Indonesia, dia mencoba menjaga hatinya agar tak terpikat pada wanita lain yang bahkan lebih cantik dari Clarie. Clarie menyenangkan, itu salah satunya penyebab Raydan mempertahankan Clarie.

Raydan mengepalkan tangannya, Raydan yakin Clarie mengkhianatinya sudah dari semenjak satu tahun terakhir ini, di mana mereka harus menjalani hubungan jarak jauh. Raydan membebaskan Clarie, bukan berarti Clarie bebas mengkhianatinya. Raydan bahkan berusaha menahan dirinya untuk tak menyentuh Clarie hingga sejauh itu ketika mereka lima tahun menjalani hubungan di satu Negara yang sama, yaitu Jerman.

"Keterlaluan!" geram Raydan.

Raydan kecewa, tentu saja. Enam tahun menjadi kekasih Clarie, Clarie justru mengkhianatinya dengan melakukan hal gila bersama pria lain. Clarie adalah seorang gadis ketika bersama Raydan, Raydan kecewa karena Clarie tega mengkhianati, bahkan menghancurkan perasaannya hingga sedalam itu.

Raydan menahan dirinya, menunggu hingga dia menemukan waktu yang tepat untuk menikahi gadis yang dia cintai itu dan barulah akan melakukannya. Raydan mungkin mempunyai pergaulan yang bebas ketika menjalin hubungan dengan Clarie. Namun, dia masih bisa menahan diri ketika bersama Clarie. Dia mungkin sering kali melihat Clarie dalam keadaan tubuhnya polos tak terbalut sehelai benang, mereka bahkan kerap kali tidur di tempat tidur yang sama. Namun, Raydan tak sampai hati mengambil kegadisan Clarie. Itulah juga alasan utama Raydan mempertahankan Clarie hingga 6 tahun lamanya. Bagi Raydan, Clarie wanita yang baik. Ditengah pergaulan bebasnya, Clarie masih bisa mempertahankan kegadisannya.

Sayangnya, pemikiran Raydan salah, Clarie tetap saja kebablasan ditengah pergaulan bebasnya. Raydan geram, merasa jijik mengingat kejadian di toilet tadi. Di mana Clarie mengeluarkan rintihan kenikmatan yang sama ketika tengah melakukan pemanasan bersama Raydan.

Raydan teringat tanda merah di bulatan milik Clarie, dia mengerti sekarang. Tanda itu memang bekas gigitan, dugaannya benar.

Tak lama, terdengar suara bel apartemen. Dengan perasaan kacau Raydan membuka pintu apartemen dan terlihat Clarie di sana.

"Babe!" Clarie akan memegang lengan Raydan, tetapi Raydan menghindari Clarie dan masuk begitu saja ke apartemen.

(Mereka bicara dalam bahasa inggris)

"Maafkan aku, aku khilaf," ucap Clarie dengan perasaan bersalah.

Raydan terdiam, dia berbalik melihat Clarie.

"Khilaf? Apa kamu melakukannya secara tak sadar?" tanya Raydan.

Clarie terdiam.

"Jawab aku!" bentak Raydan.

Clarie terkejut mendengar bentakan Raydan, lagi-lagi dia terdiam.

"Bagaimana bisa kamu merasa khilaf melakukannya, sementara kamu merintih menikmati setiap hujaman pria itu? Kamu benar-benar tak tahu malu!" geram Raydan.

Clarie terdiam, dia tak mengerti harus mengatakan apa.

"Lebih baik kamu pergi dari hadapanku. Jangan pernah lagi muncul di hadapanku!" tegas Raydan.

"Tidak, aku mencintaimu, Ray," ucap Clarie. Clarie memeluk Raydan, tetapi Raydan mendorong tubuh Clarie. Dia tak ingin Clarie menyentuhnya. Menjijikan sekali rasanya.

"Kita akhiri saja semuanya!" tegas Raydan.

"Tidak, aku mencintaimu, sungguh. Aku akan melakukan apapun agar kamu mau memaafkanku. Ayok, kita menikah!" ucap Clarie mencoba membujuk Raydan.

Raydan terkekeh mendengar ucapan Clarie. Clarie benar-benar tak tahu malu. Raydan benar-benar jijik mendengar ucapan Clarie.

"Menikah? Kamu pikir, aku akan menikahimu? Jangan bermimpi Clar. Minta saja pria yang menikmati tubuhmu itu untuk menikahimu!" geram Raydan.

"Kamu mencintaiku, Ray," ucap Clarie.

"Cinta? Ya, aku mencintaimu. Tapi, itu sebelum kamu mengkhianatiku!" geram Raydan.

Clarie benar-benar tak tahu malu, karena meminta Raydan menikahinya.

"Enam tahun, Ray. Enam tahun, dan kamu mau mengkahiri hubungan kita?" ucap Clarie tak percaya.

Raydan menatap Clarie, dia mendekati Clarie.

"Benar, 6 tahun. Enam tahun tak berarti apa-apa untukku karena pengkhianatan mu!" ucap Raydan penuh penekanan.

Clarie mengepalkan tangannya. Dia merasa tak terima Raydan menyalahkan dirinya sepenuhnya. Clarie wanita normal, dia tentu membutuhkan seseorang untuk menemani hari-harinya dan Raydan tak bisa ada untuknya ketika mereka harus menjalani hubungan jarak jauh.

"Kamu juga bersalah, Ray. Jika saja kamu tak pergi ke Negara mu, aku takan melakukan semua ini!" kesal Clarie.

"Kalau begitu, ucapanmu bohong mengatakan kamu khilaf melakukannya. Kamu dengan sadar melakukannya. Kamu dengan sadar mengkhianatiku, karena aku tak ada di sisimu. Kamu benar-benar tak tahu diri!" kesal Raydan.

"Jangan terus menyalahkanku, Ray. Aku tak sepenuhnya salah. Kamu yang memberikanku kebebasan sejak awal," ucap Clarie membela dirinya.

Raydan lagi-lagi terkekeh ditengah rasa sakitnya.

'Orang yang tak tahu diri, akan selalu membela dirinya meski bersalah,' gumam Raydan.

Napas Raydan memburu ketika kembali teringat kejadian di toilet tadi.

"Aku memberikanmu kebebasan bergaul, bukan berarti kamu berhak mengkhianatiku, bahkan melakukan hal gila dengan pria lain!" bentak Raydan.

"Aku memberikanmu kebebasan, karena aku tak ingin kamu merasa terkekang. Kamu bebas melakukan apapun, karena aku hanya kekasihmu. Aku bukan Suamimu, yang berhak mengatur hidupmu. Tapi, aku tak terima ketika kamu mengkhianatiku sejauh itu, Clar! Aku ingin hubungan kita berakhir sampai di sini!" ucap Raydan.

"Kamu benar-benar munafik, Ray. Kamu lupa? Kamu bahkan menikmati tubuhku! Kenapa kamu marah jika ada pria lain yang menikmati tubuhku, sedangkan aku tak marah?" ucap Clarie.

Raydan mengepalkan tangannya kuat.

Plak!

Sekali lagi Raydan melayangkan tamparan di pipi Clarie. Clarie hampir saja terjatuh ke lantai. Perih sekali dia rasakan pipinya karena tamparan Raydan dua kali mendarat di pipi yang sama.

"Pergi dari hadapanku, sebelum aku kehilangan kesabaranku!" ucap Raydan penuh penekanan.

Clarie mengepalkan tangannya.

Plak!

Clarie berbalik melayangkan tamparan di pipi Raydan. Dia tak terima diperlakukan seperti itu oleh Raydan.

"Aku membencimu! Kamu egois, Ray!" teriak Clarie dan pergi dari apartemen Raydan.

Tak lama terdengar suara pintu apartemen Clarie tertutup keras. Raydan yakin Clarie masuk ke apartemennya.

Raydan menendang meja di hadapanya. Kecewa, marah, benci, semuanya bercampur aduk dalam hatinya saat ini. Hatinya hancur tentu saja. Wanita yang dia pertahankan selama enam tahun justru mengkhianatinya.

Raydan pergi ke kamarnya, dia masuk ke kamar mandi. Dalam keadaan masih memakai pakaiannya Raydan menyalakan shower dan memposisikan dirinya dibawah guyuran shower. Raydan memejamkan matanya, dia terngiang ucapan Clarie, jika saja dirinya tak meninggalkan Clarie ke Indonesia, Clarie takan pernah mengkhianatinya. Entah mengapa, apa yang ada di pikiran Clarie, sama persis seperti yang ada di pikirannya ketika bersama Ralisya. Raydan pria normal yang membutuhkan sosok nyata yang dapat menemani hari-harinya, karena itu Raydan menjadikan Clarie kekasihnya.

Dan Raydan berpikir, apa yang dia rasakan malam ini hingga dia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Clarie, Raydan merasa itu juga yang dirasakan para wanita yang pernah dekat dengan Raydan ketika masih di Australia dulu. Dan terakhir kalinya wanita yang dia campakan adalah Ralisya. Raydan tentu tahu betul bagaimana perasaan Ralisya ketika dia membaca pesan m terakhir yang ditulis Ralisya saat akan kembali ke Jerman. Ralisya tentu tak terima, karena itu memilih mengakhiri hubungannya dengan Raydan ketika itu.

Raydan mengerti, setiap perbuatan akan mendapat balasan. Tak ada akibat jika tak ada sebab. Takan ada asap jika tak ada api. Hanya saja, Raydan benar-benar merasa kecewa karena takdir begitu kejam mempermainkannya. Mengapa harus datang setelah bertahun-tahun dia bersama Clarie? Raydan tentu mencintai Clarie karena itu dia mampu bertahan selama itu dengan Clarie. Dia mampu menolak segala macam godaan diluaran sana hanya demi menjaga perasaan Clarie dan menjaga hubungannya dengan Clarie.

Dan yang terjadi sejak dulu, Raydan lah yang selalu meninggalkan para wanita yang dekat dengannya ketika dia sudah tak lagi membutuhkan wanita-wanita itu. Meski masih remaja ketika itu, tetapi tak usah ditanya lagi, berapa banyak wanita yang sudah dia permainkan. Dan hanya Ralisya lah wanita yang berasal dari Indonesia. Dan hari ini, untuk pertama kalinya dia dikhianati oleh seorang wanita. Bahkan wanita yang terlama yang bertahan bersamanya. Wanita yang menurut Raydan membuatnya merasa nyaman dibandingkan wanita-wanita sebelumnya. Sayangnya, semuanya harus berakhir karena adanya orang ketiga.

"Aku bersyukur melihatnya secara langsung. Enam tahun hanya berakhir seperti ini, menjijikan!" geram Raydan.

Raydan mengepalkan tangannya. Ada rasa sesal mengingat enam tahun mempertahankan Clarie dan hanya berakhir sia-sia. Namun, dia bersyukur mengetahui pengkhianatan Clarie. Meski Raydan sendiri tak tahu pasti sejak kapan Clarie mengkhianatinya. Yang Raydan tahu, ketika mereka masih sering bertemu saat Raydan tinggal di Jerman, Clarie selalu ada untuknya dan tak pernah melakukan hal gila yang melewati batasan.