12. Rahasia

Singgah cerita, saat itu di rumah Rara...

Rara : "Bu, aku pergi ya?"

Ibu : "Mau kemana?"

Rara : "Aku..."

Ibu : "Kemana lagi kalau bukan ke rumah Kevin, ya kan?"

Rara : "Tidak kok, bukan kesana"

Ibu : "Lalu?"

Rara : "Yaa mau keluar aja, aku bosan di rumah"

Ibu : "Ya sudah, jangan terlambat pulang ya!"

Rara : "Iya" ujarnya lalu pergi

Saat Rara sedang jalan jalan di luar, tiba tiba Riko datang...

Riko : "Hei"

Rara : "Hei" jawabnya dingin

Riko : "Ra, kamu masih marah?"

Rara : "Tidak"

Riko : "Kenapa kamu jadi ikut dingin padaku? Memangnya salahku apa? Kamu kan sedang marah pada Kevin bukan padaku"

Rara : "Tidak apa apa, jangan bahas tentang Kevin dulu"

Riko : "Ra, aku ingin bicara sesuatu"

Rara : "Bicara apa?"

Riko : "Kita bertiga sudah bersahabat dari sejak kecil, kita berbagi suka duka bersama, sekarang kita harus memberikan kebahagiaan untuk sahabat kita Kevin, kita harus ikut bahagia dengan kebahagiaannya kan? Kevin sudah ku anggap seperti saudara, dan kita bertiga sudah saling menganggap saudara, apa kamu tidak bisa bahagia dengan satu kebahagiaannya Kevin?"

Saat itu Rara terdiam.

Kevin : "Kasihan Kevin Ra, dia sekarang hidup sendiri, dia merasa tidak memiliki siapapun karena Ayahnya lebih memilih Ibu tirinya. Kita sebagai sahabatnya harus ada untuknya"

Rara : "Iya Rik, kamu benar. Seharusnya aku tidak menjauh seperti ini dari Kevin, aku tetap sahabatnya, dan aku harus selalu ada untuknya, seperti dia yang selalu ada untukku"

Riko : "Nah, gitu dong, ini baru Rara"

Rara : "Ya sudah, kalau begitu aku pergi ke rumah Kevin dulu ya? Aku ingin meminta maaf padanya"

Riko : "Oke, aku juga sedang ada urusan penting, bye.."

Rara : "Bye..."

Sesampainya di rumah Kevin, Rara mengetuk ngetuk pintu rumah Kevin tetapi Kevin tidak kunjung membuka pintunya. Rara pun masuk meskipun Kevin belum membukanya karena kebetulan pintunya tidak di kunci. Saat masuk, Rara sangat terkejut karena melihat Kevin sudah tidak sadarkan diri di lantai dan hidungnya mengeluarkan banyak darah.

Rara : "Ya ampun! Keviiiinn ... Vin kamu kenapa?! bangun! Jangan bercanda seperti ini, ya ampun bagaimana ini!"

Rara langsung menelpon Riko dan memberi tahu Riko segalanya, Riko pun datang membawa mobil dan membawa Kevin ke rumah sakit terdekat.

Di rumah sakit...

Dokter : "Kalian saudaranya Kevin?"

Rara : "Iya betul Dok, apa yang terjadi dengan Kevin?"

Dokter : "Minggu ini Kevin tidak melakukan cuci darah, itu sebabnya keadaannya sekarang semakin parah"

Rara : "Cuci darah?"

Riko : "Memangnya... Kevin kenapa Dok?"

Dokter : "Ow! Mungkin... Kevin merahasiakannya dari kalian, itulah kenapa kalian tidak tahu"

Riko : "Iya tapi dia tidak pernah cerita apapun, dan kami benar benar tidak tahu jika dia harus cuci darah setiap Minggu"

Dokter : "Riko mengidap penyakit leukemia, atau disebut kanker darah"

Riko dan Rara : "Apa?!"

Rara : "Tidak mungkin:("

Riko : "Apa masih ada harapan untuknya Dok?"

Dokter : "Mohon maaf, hanya keajaiban yang bisa menolongnya, untuk saat ini kami hanya bisa melakukan cuci darah supaya Kevin bisa bertahan"

Saat itu Riko dan Rara menangis karena sangat terkejut dan sedih mendengar kabar buruk itu dari Dokter. Setelah beberapa jam, akhirnya Kevin pun sadar, saat membuka mata... Kevin melihat Riko dan Rara sedang duduk di sampingnya.

Kevin : "K...kalian..."

Riko : "Vin, Lo udah sadar?"

Rara : "Syukurlah kamu sudah sadar, kita sangat khawatir Vin"

Kevin : "Kalian... Yang membawaku kemari?"

Riko : "Iya Vin, dan kita udah tahu soal penyakit Lo dari dokter"

Kevin : "Apa?"

Rara : "Kenapa Vin? Kenapa kamu merahasiakan ini dari kita? Kita sahabat kan? Kamu juga sudah menganggap kita sebagai saudara, tapi kenapa kamu harus menderita sendirian? Kenapa kamu tidak berbagi duka ini sama kita?" Ujarnya sambil menangis

Kevin : "Sssttt, sudah jangan menangis, aku tidak papa"

Riko : "Dalam keadaan seperti ini Lo masih bilang gak papa Vin?"

Kevin : "Rik, gue gak bisa ngasih tahu soal penyakit gue ke siapapun, gue gak mau nyusahin kalian, dan gue juga gak mau kalian sedih kalo hidup gue hanya sebentar lagi"

Rara : "Tidak! Tolong jangan bicara seperti itu Vin, kamu akan baik baik saja, kamu pasti kuat"

Kevin : "Iya, aku akan berusaha untuk melawan rasa sakit ini, jadi... Kalian jangan sedih sedih seperti ini lagi"

Riko : "Ayah Lo tahu?"

Kevin : "Tidak, dia tidak tahu"

Riko : "Oh ya ampun!"

Rara : "Apa sebaiknya dia tahu Vin? Dia ayahmu, dia harus tahu"

Kevin : "Aku mohon pada kalian berdua, tolong rahasiakan hal ini. Hanya kalian berdua yang tahu keadaanku, tolong hargai keputusan ini"

Riko : "Baiklah Rik, tapi kita gak janji akan merahasiakan ini selamanya, karena ayah Lo berhak tahu, gimana kalo keadaan Lo semakin lemah? Ayah Lo pasti akan merasa sangat bersalah"

Kevin : "Untuk saat ini, tolong rahasiakan penyakitku kepada siapapun, terutama Ayah dan Helena"

Rara : "Baiklah, kita hargai keputusan kamu Vin, hanya kita berdua yang tahu tentang penyakitmu"

Kevin tersenyum dan mengangguk.

Rara : "Sekarang kamu tidur yaa, kamu harus banyak istirahat"

Kevin : "Aku ingin pulang"

Rara : "Dokter belum mengijinkan mu pulang, jadi tolong... Jangan keras kepala"

Kevin : "Ra, kamu masih marah padaku?"

Rara : "Sudah, jangan di bahas"

Kevin : "Maafkan aku Ra, aku benar benar tidak ada maksud untuk menyakiti perasaanmu. Selama ini, rasa sayangku kepadamu aku tunjukan hanya sebagai seorang kakak kepada adiknya, tapi aku tidak tahu kalau kamu akan menjadi salah paham seperti ini, maafkan aku"

Rara : "Vin, aku yang minta maaf, karna... Aku sudah jahat sama kamu, seharusnya sebagai sahabat, aku bisa bahagia dengan kebahagiaanmu, tapi aku malah sebaliknya. Mulai sekarang, tidak ada lagi cinta, hanya ada persahabatan, oke?"

Kevin : "Terima kasih Ra, kamu memang gadis yang sangat baik"

Rara : "Dan tentang perkataanku pada Helena, aku akan meminta maaf padanya"

Kevin : "Ya, kamu memang harus menjelaskan segalanya pada Helena, kalau semua yang kamu katakan itu tidak benar:)"

Rara : "Iya, nanti setelah kamu sembuh aku akan mendatanginya"

Kevin : "Aku tidak papa, hari ini aku akan pulang, aku harus menemui Helena, dia pasti khawatir karna aku belum mengabarinya"

Rara : "Ini hp mu, kabari dia"

Kevin : "Hmm, baiklah, terima kasih"

Rara tersenyum dan mengangguk.

***

Di rumah Helena...

Helena : "Kevin kemana ya? Kenapa dia belum mengabariku hari ini?"

Tiba tiba ada telpon dari Kevin, Helena sangat senang dan langsung mengangkatnya...

Helena : "H..hallo Vin, kamu kemana saja? Kenapa baru mengabariku? Dari tadi nomormu tidak aktif"

Kevin : "Iya maaf Hel, hp ku tadi sedang di charger, aku baru saja buka hp, maaf sudah membuatmu khawatir"

Helena : "Sepertinya hari ini kamu sangat sibuk ya?"

Kevin : "Tidak kok, seperti biasa aku hanya sibuk melukis, bukan sibuk kemana mana"

Helena : "Ya sudah, kamu sudah makan? Kalau belum, aku ingin mengajakmu makan siang bersama"

Kevin : "Oh, hari ini aku akan pergi ke rumah Ayah, jadi... Kita makan siang bersama besok saja ya, tidak papa kan?"

Helena : "Ooohh, baiklah, besok saja"

Kevin : "Awas loh jangan marah"

Helena : "Tidak, aku tidak marah"

Kevin : "Ya sudah, aku tutup dulu telponnya yaa, bye.."

Helena : "T...tunggu Vin!"

Kevin : "Kenapa?"

Helena : "Kenapa suaramu terdengar lemah sekali? Kamu sakit?"

Kevin : "Tidak, aku tidak papa. Aku hanya sedang flu saja, tidak papa kok"

Helena : "Hmmm ya sudah, jangan lupa minum obat yaa! Walaupun hanya flu harus di obati"

Kevin : "Iya sayang iya"

Helena : "Ya sudah, aku tutup telponnya, bye.."

Kevin : "Bye..."

Helena : "Tuh kan, kalau aku sudah mendapat kabar dari Kevin, perasaanku sangat tenang! Kevin memang ajaib, dia sangat mudah membuat perasaanku tenang dan bahagia, pacarku memang yang terbaik haha!"