Esoknya, Kevin menelpon Ayahnya untuk pertama kali sejak dia pergi dari rumah.
Kevin : "Hallo.."
Ayah : "Kevin? Ini beneran kamu Nak?"
Kevin : "I..iya Ayah"
Ayah : "Ada apa? Apa terjadi sesuatu? Cepat katakan" ujarnya cemas
Kevin : "Aku baik baik saja, aku hanya ingin tanya, apa hari ini Ayah sibuk?"
Ayah : "Tidak, untuk beberapa hari ini Ayah sedang cuti bekerja, ada apa?"
Kevin : "Apa... Kita bisa makan siang bersama hari ini?"
Ayah sangat terkejut dan juga bahagia mendengar ajakan Kevin...
Ayah : "Apa? A..ayo! Ayah akan segera bersiap"
Kevin : "Tenang saja jangan buru buru, aku tunggu Ayah di restoran favorit Ibu jam 1 siang"
Ayah : "Baiklah, nanti Ayah jemput kamu saja ya?"
Kevin : "Tidak perlu, kita langsung bertemu disana saja"
Ayah : "Tapi... Kamu kan tidak punya kendaraan, restoran favorit Ibu lumayan jauh"
Kevin : "Tidak papa, aku sudah biasa naik kendaraan umum"
Ayah : "Vin, Ayah jemput ya?"
Kevin terdiam.
Ayah : "Sudah lama kita tidak naik mobil berdua, Ayah sangat merindukan moment moment itu"
Kevin : "Baiklah, aku tunggu Ayah di rumah jam 1"
Ayah : "Oke Nak, nanti Ayah datang tepat waktu"
Kevin : "Baik Yah, aku tutup dulu telponnya"
Ayah : "I..iya Nak"
Saat itu Ayah sangat bergembira, dia teriak teriak memanggil istrinya karena ingin memberi tahu kabar baik itu.
Ayah : "Buuu... Ibuuu ..."
Bu Ratna : "Ada apa Yah?"
Ayah : "Hari ini aku sangat bahagia! Akhirnya Kevin mengajakku makan siang bersama setelah sekian lama"
Bu Ratna : "Syukurlah, semoga hubungan kalian akan membaik setelah bertemu nanti"
Ayah : "Iya, kamu mau ikut?"
Bu Ratna : "Aku tidak ingin merusak suasana, kalian saja yang pergi"
Ayah : "Ya sudah"
Saat itu Ayah segera bersiap dengan semangat, dia benar benar senang sampai merasa waktu terasa begitu lambat. Setelah waktu menunjukkan pukul 12.00 Ayah pun pergi menjemput Kevin bersama supirnya.
Sesampainya di rumah Kevin...
Ayah : "Keviiin, apa kamu sudah siap Nak?" Teriaknya dari luar pintu
Kevin : "Sudah Yah" ujarnya sambil menghampiri Ayah
Ayah : "Ayo berangkat!"
Kevin tersenyum dan mengangguk.
Sesampainya di restoran...
Kevin : "Yah, aku ingin pesan makanan kesukaan Ibu"
Ayah : "Oke, Ayah pesankan. Mbak, beef steak nya dua yaa yang medium"
Pelayan : "Oke Pak ditunggu yaa" ujar nya lalu pergi
Ayah : "Vin, hari ini Ayah sangat bahagia, sungguh!"
Kevin : "Yah, aku ingin mengatakan sesuatu"
Ayah : "Ayo, katakan"
Kevin : "Selama ini aku terus percaya dengan apa yang aku lihat saat itu, tapi aku tidak pernah mau mendengarkan penjelasan dari Ayah, apa Ayah bisa menjelaskannya sekarang padaku?"
Ayah : "Nak, dari dulu Ayah ingin menjelaskan segalanya padamu, tapi kamu tidak pernah mau dengar, sekarang Ayah akan jelaskan semuanya supaya kamu tidak terus salah paham dan membuat hubungan kita tidak baik"
Kevin : "Ya, jelaskan semuanya sekarang"
Ayah : "Nak, Ayah dan Bu Ratna ibu tirimu sebenarnya tidak ingin menikah. Tapi... Saat itu perusahaan Ayah sedang goyah, hanya orang tua Ratna yang bisa menyelamatkan perusahaan Ayah karena dia merupakan salah satu investor terbesar dalam perusahaan Ayah. Dia meminta Ayah untuk menikahi Ratna setelah beberapa hari Ibumu meninggal. Dan ada satu hal lagi, sebenarnya Ratna adalah sahabat dari Ibumu. Setelah Ibumu sakit parah, dia meminta agar Ayah menikah dengan Ratna, saat itu Ratna sudah lama bercerai dengan suaminya. Ketika Ibumu sedang kritis, Ayah terpaksa harus menemui Ratna di restoran itu, karena ada urusan yang sangat penting. Dan karena itulah kamu salah paham, kamu menganggap Ayah dan Ratna sedang selingkuh di hari Ibumu sedang kritis, itu sama sekali tidak benar Nak"
Saat itu Kevin hanya terdiam dan merenungi semua yang telah terjadi.
Ayah : "Vin, apa kamu masih marah pada Ayah?"
Kevin : "Maafkan aku Ayah, selama ini aku sudah sangat membencimu dan juga Bu Ratna, lalu Kris... Aku juga telah sangat membencinya. Aku yang salah, aku terlalu percaya dengan apa yang aku lihat"
Ayah : "Tidak Nak, jangan bicara seperti itu, Ayah juga yang salah, karena Ayah terlalu memaksakan diri untuk menyelamatkan perusahaan dengan cara apapun. Tapi percayalah, Ayah melakukan semua itu demi kamu dan Ibumu juga. Jika perusahaan bangkrut, Ayah takut tidak bisa membayar biaya rumah sakit ibumu dan bagaimana dengan hidupmu jika Ayah bangkrut? Ayah melakukan semua ini bukan memikirkan untuk diri ayah sendiri, tapi untukmu dan juga ibumu"
Kevin : "Iya, sekarang aku mengerti Yah. Tapi... Apapun yang terjadi aku tetap meminta maaf padamu"
Ayah : "Maafkan Ayah juga ya?"
Saat itu Ayah dan Kevin berpelukan sambil menangis, tiba tiba pelayan datang mengantarkan makanan...
Pelayan : "Permisi, maaf mengganggu"
Ayah : "Oh! I..iya silahkan" jawabnya terkejut sambil mengusap air matanya.
Kevin : "Maaf telah membuatmu menyaksikan pemandangan seperti ini hhe"
Pelayan : "Tidak papa tuan, justru saya terharu melihatnya. Silahkan di nikmati makanannya, semoga kalian suka, permisi"
Kevin : "I..iya"
Kevin dan Ayah saling bertatapan lalu mereka tertawa bersama karena malu. Dan akhirnya, permasalahan di antara Kevin dan Ayah sudah selesai, tidak ada kesalahpahaman ataupun kebencian lagi di antara mereka.
Ayah : "Ini berarti... Kamu akan pulang kan?"
Kevin : "Eummm maaf Ayah, mungkin lain kali aku akan berkunjung ke rumah, aku sudah nyaman dengan kehidupanku sekarang. Ayah tidak perlu khawatir, disana aku tidak sendiri kok, ada Riko dan Rara yang selalu menemaniku"
Ayah : "Baiklah, Ayah mengerti. Apa Ayah boleh menanyakan satu hal lagi?"
Kevin : "Tanyakan saja"
Ayah : "Uang yang Ayah transfer setiap bulan, apa kamu menggunakannya?"
Kevin hanya menggelengkan kepalanya.
Ayah : "Kenapa Nak?"
Kevin : "Saat itu aku masih marah, jadi... Aku tidak ingin memakai apapun pemberian dari Ayah"
Ayah : "Sekarang hubungan kita sudah tidak buruk kan? Tolong gunakan uang itu untuk kepentingan hidupmu ya? Kamu masih menjadi tanggung jawabku, kamu adalah anakku satu satunya. Yaa aku memang senang melihat kamu sudah bisa hidup mandiri, tapi... Kamu masih menjadi tanggung jawabku dan akan selalu seperti itu, mengertilah"
Kevin: "Baik Ayah, aku akan menggunakan uang itu mulai sekarang, terima kasih karena Ayah selalu peduli padaku meskipun aku sudah sangat keterlaluan pada Ayah"
Ayah : "Sudah, jangan bahas masa lalu lagi. Oh ya, lusa Ayah akan pergi ke Singapura. Ada urusan penting yang harus Ayah lakukan disana, ini tentang pekerjaan"
Kevin : "Jangan berbohong, aku tahu Ayah kesana bukan untuk pekerjaan, tapi untuk mengecek kesehatan Ayah kan?"
Ayah : "Kenapa kamu tahu Nak?"
Kevin : "Beberapa hari yang lalu Kris datang ke rumahku, dia memberi tahu segalanya padaku. Apa aku perlu ikut dengan Ayah?"
Ayah : "Tidak perlu, kamu cukup do'akan Ayah saja, semoga tidak ada apa apa dengan kesehatan Ayah. Ayah akan pergi berdua bersama Ibu Ratna"
Kevin : "Baiklah, aku akan selalu mendo'akanmu"
Ayah : "Anak baik" ujarnya sambil menepuk pundak Kevin.