15. Moment Indah

Singgah cerita, siang itu Kevin dan Rara sedang melukis bersama di rumah.

Kevin : "Hmmm, lukisanmu sudah banyak perkembangan sekarang"

Rara : "Kamu sedang meledekku ya?"

Kevin : "Aku sedang memuji karyamu"

Rara : "Aku bisa melukis lebih bagus darimu"

Kevin : "Oh ya?"

Rara : "Iya, lihat saja nanti"

Kevin : "Oh iya Ra, aku boleh minta tolong?"

Rara : "Kenapa bertanya dulu? Katakan saja"

Kevin : "Nanti sore tolong jemput Helena ya? Aku ingin kita makan bersama nanti malam"

Rara : "Eummm, oke. Tapi ada syaratnya"

Kevin : "Apa?"

Rara : "Kamu harus sehat Vin:)"

Kevin : "Ra, aku sehat kok sekarang, aku tidak papa"

Tiba tiba saat itu Rara langsung memeluk Kevin dengan erat.

Rara : "Tolong jangan pergi, jangan pernah tinggalkan aku Vin!"

Kevin : "Sssttt, sudah jangan menangis" ujarnya sambil menepuk nepuk punggung Rara.

Rara : "Setelah aku tahu keadaanmu aku sangat takut, aku takut kehilanganmu:("

Kevin : "Ra, sekarang bukan waktunya untuk bersedih, kita harus selalu membuat moment indah setiap hari. Saat saat ini aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu, Helena dan juga Riko"

Rara tersenyum dan mengangguk.

Kevin : "Sudah, jangan cengeng, aku tidak papa kok"

Rara : "Hmm, baiklah nanti sore aku akan menjemput Helena"

Kevin : "Kamu pernah bilang akan menemuinya untuk meminta maaf, apa kamu sudah melakukannya?"

Rara : "Belum, aku akan melakukannya nanti"

Kevin : "Bagus, ini baru adikku"

Rara pun tersenyum, tiba tiba Rara melihat sebuah dokumen di meja, dia langsung melihat dokumen itu karena penasaran.

Rara : "Surat Persetujuan Donasi Organ? Vin, ini..."

Kevin : "Oh! Itu..."

Rara : "Donasi organ? Apa kamu berencana untuk..."

Kevin : "Iya Ra, jika suatu saat terjadi sesuatu padaku... Tolong sampaikan ini pada Helena dan juga Ayahku. Saat di rumah sakit, aku sudah bicara dengan Dr. Panji, dia dokter yang selalu mengurus kesehatanku, dia kenalan Ayahku. Jangan katakan apapun dulu untuk saat ini oke?"

Rara : "Vin:( Jangan seperti ini, kamu harus yakin kalau kamu bisa sembuh" ujarnya sambil menangis lagi

Kevin : "Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi ke depannya kan? Itulah kenapa aku sudah mempersiapkan ini:)"

Rara : "Baiklah"

Kevin : "Sudah, nanti habis air matamu" candanya

Rara : "Ih kamu! Menyebalkan"

Sore itu, Rara pun pergi ke rumah Helena untuk menjemputnya.

Rara : "Permisi..."

Helena : "I..iya?" Ujarnya sambil keluar menghampiri Rara

Rara : "Hai.."

Helena : "Rara?"

Rara : "Kok tahu?"

Helena : "Aku tahu suaramu"

Rara : "Eummm, maaf aku datang tiba tiba"

Helena : "Tidak papa, ayo masuk dulu"

Rara : "Tidak, aku disini saja. Sekarang kamu bersiap ya?"

Helena : "Ada apa? Memangnya kamu ingin membawaku kemana?"

Rara : "Kevin meminta padaku untuk menjemputmu, dia ingin kita makan makan bersama nanti malam"

Helena : "Oh ya?"

Rara : "Iya, Kevin sedang pergi belanja bahan makanannya bersama Riko, jadi aku yang menjemputmu. Sekarang kamu bersiap dulu ya?"

Helena : "Baiklah, aku hanya tinggal mengambil tas saja, tunggu sebentar"

Saat itu Rara dan Helena pun pergi berjalan kaki karena Helena lebih suka jalan kaki jika ke tempat yang tidak terlalu jauh. Di perjalanan...

Rara : "Hel..."

Helena : "Ya?"

Rara : "Aku ingin meminta maaf"

Saat itu langkah mereka langsung terhenti...

Helena : "Untuk apa?"

Rara : "Aku sudah membuatmu berpikiran buruk tentang Kevin"

Helena : "Ooh tentang waktu itu ya? Sudah tidak papa, aku dan Kevin sudah lama menyelesaikannya"

Rara : "Aku mengatakan sesuatu yang membuatmu kecewa, semua yang aku katakan itu tidak benar Hel. Saat itu aku mengatakannya karena aku marah, aku cemburu padamu"

Helena : "Rara, aku mengerti perasaanmu. Wajar kamu merasa seperti itu, karena kamu sudah lama dekat dengan Kevin. Kalau aku ada di posisimu, mungkin aku juga akan merasakan hal yang sama"

Rara : "Percayalah, Kevin sangat mencintaimu. Bukan karena kasihan ataupun rasa simpati, dia sungguh mencintaimu dengan tulus, cintanya benar benar datang dari hati, tidak ada alasan apapun"

Helena : "Iya aku tahu, itulah kenapa aku merasa jika aku adalah gadis yang sangat beruntung di pertemukan dengan sosok seperti Kevin. Aku merasa duniaku penuh cahaya meskipun faktanya duniaku sangat gelap, setelah Kevin hadir aku terus bersemangat setiap hari, dia selalu membuatku bahagia"

Rara : "Baguslah, kalian harus tetap bahagia" ujarnya sambil meneteskan air mata

Helena : "Ra, percayalah... Suatu saat nanti kamu juga akan menemukan laki laki terbaik dalam hidupmu"

Rara tersenyum dan mengangguk.

Rara : "Tapi... Kamu sudah memaafkanku kan?"

Helena : "Iya, sudah lupakan saja"

Rara : "Baiklah terima kasih, ayo lanjut jalan"

Helena mengangguk.

***

Di rumah Kevin...

Kevin : "Rik, kompornya gak lupa kan?"

Riko : "Iya, udah gue siapin semuanya"

Kevin : "Bagusss, nanti kita tinggal ngegril aja, pasti sangat menyenangkan!"

Riko : "Vin, kenapa Rara dan Helena belum datang juga ya?"

Kevin : "Mereka kan jalan kaki, pasti lama perjalanannya"

Riko : "Lo cinta banget ya sama Helena?"

Kevin : "Gak usah tanya, gue bahkan ingin di pertemukan dengannya di setiap kehidupan"

Riko : "Apa perasaan seperti itu benar benar ada Vin?"

Kevin : "Lo akan tahu ketika Lo udah bertemu sama orang yang tepat"

Riko : "Vin, Lo tahu kan gue suka sama Rara, tapi Rara sukanya sama Lo"

Kevin : "Jika Rara memang di takdirkan buat Lo, dia pasti akan balik suka sama Lo, percaya sama gue"

Riko : "Hmmm ya sudahlah, gue ikuti alurnya aja, siapa tahu ke depannya Rara bisa suka sama gue, ya gak? Wkwkk"

Kevin : "Nah gitu dong harus optimis"

Riko : "Vin?"

Kevin : "Ya?"

Riko : "Lo harus sembuh, Lo gak boleh ninggalin kita:(" ujarnya sambil memeluk Kevin

Kevin : "Rik, gak ada yang tahu ke depannya gimana. Gue gak bisa janji bakalan sembuh, pokoknya... Di saat saat terkahir gue, gue mau menghabiskan waktu bersama kalian. Gue mau kita bikin moment moment indah bersama, jangan ada kesedihan oke?"

Riko : "Lo gak boleh ngomong gitu dong, jangan bilang kalo ini saat saat terakhir Lo, gue jadi makin sedih tahu gak"

Kevin : "Hhaa iya sorry"

Saat itu Helena dan Rara pun datang...

Rara : "Hei!"

Kevin : "Akhirnya kalian datang juga"

Helena : "Vin, tadi kita banyak ngobrol di jalan, jadi agak terlambat"

Kevin : "Tidak papa, ayo duduk" ujarnya sambil membantu Helena duduk

Helena : "Hmmm, bau apa ini? Wangi sekali"

Kevin : "Aku dan Riko tadi memarinasi Wagyu"

Helena : "Wahhh"

Kevin : "Dengar, malam ini aku ingin menghabiskan waktu bersama kamu dan kedua sahabatku disini, apa kamu sudah meminta ijin pada Kak Henna?"

Helena : "Iya, aku sudah mengirim pesan padanya, dia sudah memberi ijin"

Kevin : "Bagus, ayo kita mulai!"

Saat itu mereka pun tertawa bahagia bersama, memakan Wagyu bersama, bakar bakar ikan sampai perut mereka kekenyangan, kesedihan mereka seketika hilang. Setelah selesai makan, Kevin mengajak Helena untuk menghabiskan waktu berdua di balkon.

Kevin : "Hel, ayo ikut aku"

Helena : "Kemana Vin?"

Kevin : "Ayo ikut saja"

Kevin dan Helena duduk di balkon bersama, suasana disana sangat indah, terlihat langit malam yang penuh bintang, dan juga bulan yang menerangi, membuat langit malam menjadi semakin indah.

Kevin : "Hel, sekarang kita sedang duduk di balkon"

Helena : "Oh ya? Kenapa membawaku kemari?"

Kevin : "Aku ingin kamu merasakan keindahan dan kesejukan malam hari disini"

Helena : "Hmm, sungguh?"

Kevin : "Darisini terlihat langit malam yang sangat indah, membuat hati terasa begitu tenang saat memandangnya"

Helena : "Ayo, katakan padaku, apakah banyak bintang di langit?"

Kevin : "Ya, sangat banyak. Ada yang kecil dan ada yang terlihat lebih besar daripada yang lainnya. Ada juga bulan yang menerangi membuat langit malam terlihat sangat indah, meskipun di malam hari, malam ini langitnya terlihat cerah"

Helena : "Vin, aku memang tidak bisa melihat, tapi aku bisa membayangkannya, semua yang kamu katakan membuatku bisa melihat dengan jelas bagaimana suasana langit malam ini, terima kasih"

Kevin : "Kenapa kamu begitu sopan? Tidak pernah lupa mengucapkan terima kasih setiap kali bertemu, apa itu sudah menjadi kebiasaan burukmu?" Candanya

Helena : "Ih kamu, ya aku tidak tahu, aku hanya ingin terus mengucapkan terima kasih padamu. Kamu sudah membuat perasaanku hidup kembali, tolong cintai aku selamanya seperti ini Vin, jangan pernah berubah"

Saat itu Kevin meneteskan air mata karena dia merasa sedih, dia tidak tahu apakah dia masih memiliki banyak waktu untuk bisa terus bersama Helena atau tidak.

Kevin : "Hel, aku akan selalu mencintai kamu seumur hidupku, bahkan setelah kematian pun aku akan tetap mencintaimu, dan sampai kehidupan berikutnya, aku janji" ujarnya lalu menarik Helena ke pelukannya.

Helena : "Sungguh? Apa kamu tidak sedang bicara omong kosong?"

Kevin : "Tidak sama sekali, kapan aku bicara omong kosong padamu?"

Helena : "Awas ya, jika kamu berbohong, aku akan memukulmu dengan tongkat ini" ujarnya sambil mengarahkan tongkatnya pada Kevin

Kevin : "Issshh, galak sekali"

Saat itu Helena tiba tiba meraba raba wajah Kevin...

Kevin : "Ada apa?"

Helena : "Aku hanya bisa merasakan dan membayangkan wajahmu Vin, hanya ini satu satunya cara supaya aku bisa mengenal wajahmu, wajahmu selalu terbayang ketika aku meraba wajahmu seperti ini. Tapi... Aku rasa wajahmu semakin kecil, apa kamu sedang diet? Kamu pasti kurusan kan?"

Kevin : "Tidak, aku tidak diet"

Helena : "Lalu?"

Kevin : "Aku tidak papa, mungkin hanya perasaanmu saja, aku tidak kurusan kok"

Helena : "Hmmm, awas ya! Kamu harus selalu menjaga kesehatan, jangan telat makan, dan harus selalu minum vitamin"

Kevin : "Iya, terima kasih perhatiannya"

Helena : "Aku sayang kamu Vin"

Kevin : "Aku juga sayang sekali padamu" ujarnya lalu mencium kening Helena dengan penuh kasih sayang.

Helena : "Vin, jika suatu saat nanti aku di takdirkan untuk bisa melihat lagi, kamu adalah orang pertama yang ingin aku temui"

Kevin : "(Matanya langsung berkaca kaca) semoga saat hari itu tiba, aku masih ada bersamamu Hel"

Helena : "Harus ada! Kamu tidak akan pergi meninggalkanku kan? Kamu sudah berjanji!"

Kevin : "Iya sayang, aku akan selalu bersamamu, aku janji" ujarnya lalu mencium kening Helena.