Chapter. 03 - Legenda Keempat Raja Iblis

Sebilah pisau itu, masih terus menembus kulit dan dagingnya. Tidak berhenti mengeluarkan darah, pakaian putih laki-laki itu berubah menjadi merah menyeramkan dengan pisau yang masih menancap di perutnya.

Mendengar ada sesuatu yang aneh dari dalam rumah bambu. Luo-Luo dan juga Xun Yang segera memasuki rumah tersebut dan mereka terkejut begitu melihat Xuan Cheng yang mencoba untuk membunuh Xiao Gēgē dengan sebilah pisau miliknya!

Luo-Luo langsung bergerak dan menjauhkan Xiao Gēgē dari tangan kotor Xuan Cheng yang mencoba untuk membunuhnya. Xun Yang tentunya tidak bisa diam saja begitu dia melihat Xiao Gēgē yang terluka karenanya, dia langsung berlari ke arah Xuan Cheng untuk memberikannya beberapa pukulan yang mendarat di wajahnya.

Laki-laki yang mereka sebut sebagai Xiao Gēgē sangat tidak terima atas perlakuan Xun Yang pada Xuan Cheng sehingga, membuatnya bergerak untuk memisahkan mereka berdua.

Setelah berada di jarak yang cukup aman, Laki-laki itu langsung berkata, "Xun'er! Hentikan apa yang kau lakukan padanya!" Ucapnya dengan tegas pada Xun Yang.

Luo-Luo menghampiri Xiao Gēgē dan langsung bertanya dengan khawatir, "Xiao Gēgē! Kau terluka sangat parah!"

Laki-laki itu memandangi perutnya yang telah berdarah-darah karena luka yang didapatkan olehnya. "Luka ini cukup dalam. A-Luo! Bisakah ambilkan kotak obat yang ada di kamarku?"

Luo-Luo menjawab, "Ya." Dan berjalan dengan cepat menuju kamar Xiao Gege yang tidak jauh berada dari kamar tersebut.

Tidak lama setelah Luo-Luo mengobati luka yang ada pada Xiao Gege. Dia sedikit tampak kesakitan ketika dia mencoba untuk merubah posisi duduknya Namun, tidak lama dia juga terlihat baik-baik saja.

Xiao Gēgē duduk diantara Luo-Luo dan Xun Yang. Lalu, di hadapan mereka sudah ada Xuan Cheng dengan wajah bersalah dan penuh ketakutan pada Xiao Gege. Sejak awal dia sudah menduga bahwa Xiao Gege adalah penjahat yang telah menghancurkan desanya namun, dia benar-benar tidak memiliki bukti yang jelas bahwa Xiao Gege adalah laki-laki yang telah membunuh desanya.

Xiao Gēgē yang telah mengetahui apa masalahnya, segera menghela nafasnya dan kemudian menjelaskan, "Aku mengerti apa yang menjadi permasalahannya. Aku juga salah karena tidak mengenalkan diriku terlebih dahulu. Nama keluarga ku 'Zhang' dan nama asliku adalah 'Xiao Ye'. Kau pasti menduga bahwa akulah yang telah menghancurkan desamu, bukan?"

Xuan Cheng terdiam dengan wajah cueknya sebelum Luo-Luo mendahuluinya, "Sudah aku bilang Xiao Gege! Dia terlalu payah dan sombong! Bahkan dia tidak mampu menjawab pertanyaan yang semudah itu!"

Xun Yang lanjut bicara, "Iya, itu benar Xiao Gege! Kenapa kita harus mempedulikannya?!"

Laki-laki yang bernama Zhang Xiao Ye, menarik lengkungan senyum sebelum dia berkata, "Baiklah baiklah. Bukankah aku sama sekali tidak meminta bantuan kalian berdua untuk menjaganya?"

Luo-Luo dan Xun Yang tidak menjawab dan balas dengan ekspresi cuek padanya.

Zhang Xiao Ye kembali menarik senyuman sebelum dia berkata pada Xuan Cheng, "Laki-laki yang kemarin telah menghancurkan desamu, bukan aku tapi, dia adalah iblis putih pemakan jiwa, Li Wu Ding."

Xuan Cheng tertegun ketika dia mendengar nama itu dan kembali bertanya, "Iblis putih pemakan jiwa?"

Zhang Xiao Ye menjelaskan, "Li Wu Ding adalah iblis menjijikan yang kerjaannya, hanyalah memakan jiwa manusia untuk kelangsungan hidupnya. Tidak heran jika dia menduduki singgasana ke tiga sebagai raja iblis. Karena dia selalu memakan jiwa manusia, Li Wu Ding memiliki banyak wajah sehingga, siapapun yang melihatnya dan bertemu dengannya, tidak akan menyadari bahwa dia adalah Li Wu Ding yang sebenarnya."

Mendengar ceritanya yang mengatakan bahwa Li Wu Ding memiliki banyak wajah, membuat Xuan Cheng menjaga jarak dengan dan sedikit mundur dari tempat sebelumnya.

Dia sedikit kaku untuk kembali berkata dan akhirnya dia kembali melihat ke arah cambuk ekor kuda yang ada di atas meja itu untuk bertanya, "Lalu, mengapa kau menyimpan cambuk ekor kuda di dalam rumahmu?"

Zhang Xiao Ye melihat ke arah cambuk ekor kuda yang ada di belakangnya dan kembali menatap Xuan Cheng dengan tawa hangatnya sebelum dia menjawab, "Benda itu adalah milik kakakku. Sebelum dia hancur menjadi debu bersama iblis yang bertarung dengannya, dia menitipkan cambuk ekor kuda itu untukku dan menyuruhku untuk selalu menyimpannya dengan baik. Aku sendiri juga tidak mengetahui mengapa kakakku menyuruhku untuk menyimpannya hingga saat ini."

Xuan Cheng mengangguk sebelum dia kembali bertanya, "Kau bilang, Li Wu Ding berada di singgasana ketiga sebagai raja iblis. Lalu, siapa yang berada di atasnya dan siapa yang berada di bawahnya?"

Luo-Luo tertawa kecil dan berkata, "Apakah anak ini tidak mengetahui apapun mengenai legenda keempat raja iblis? Bahkan anak-anak seperti kami berdua saja sudah mengetahuinya! Kau ini tidak pernah belajar ya!"

Zhang Xiao Ye menatap marah ke arah Luo-Luo dan kembali melihat ke arah Xuan Cheng, "A-Luo masih terlalu kecil. Maafkan dia." Zhang Xiao Ye berhenti sesaat dan kembali melanjutkan, "Mengenai legenda keempat raja iblis yang dikatakan oleh A-Luo memang benar adanya. Keempat raja iblis itu memiliki sebutannya masing-masing. Singgasana pertama, pengendali arwah neraka, Shi Quan. Singgasana kedua, iblis hitam atau iblis air, Jin Ming. Singgasana ketiga, iblis putih pemakan jiwa, Li Wu Ding. Lalu, yang terakhir. Singgasana keempat, dimensi yang tidak tergapai, Xu Wei."

Xuan Cheng tampak bingung dan kembali bertanya, "Mereka terdengar tidak menyeramkan. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh keempat raja iblis itu?"

Zhang Xiao Ye berpikir sebelum menjawab, "Tidak begitu mengetahui semuanya tapi, aku pernah bertarung dengan dimensi yang tidak tergapai, Xu Wei. Dia adalah iblis yang perlu dikhawatirkan dan cukup berbahaya. Xu Wei bisa melakukan apapun pada lawannya dengan memindahkan lawannya menuju dimensi yang sangat berbahaya. Terkadang, dia memindahkan lawannya di tempat yang sangat tidak memungkiri orang itu bisa selamat seperti, dalam perut bumi dan gerbang neraka. Kedua tempat itu adalah tempat yang sangat tidak memungkinkan untuk bisa selamat ketika melakukan pertarungan dengannya."

Xuan Cheng kembali bertanya, "Lalu, bagaimana kau bisa selamat ketika melakukan pertarungan dengan raja iblis Xu Wei?!"

Xun Yang langsung menjawab pertanyaannya, "Itu karena Xiao Gege adalah orang terkuat disini!"

Zhang Xiao Ye tertawa lesu sebelum dia menjawab, "Tidak, tidak. Xun'er terlalu memuji. Aku hanyalah orang biasa yang hidup terlalu sederhana."

Luo-Luo lanjut bicara, "Ya! Xiao Gēgē adalah orang yang telah menyelamatkan kami dari serangan iblis Xu Wei dua tahun lalu!"

Xuan Cheng mengalihkan pandangannya ke arah Zhang Xiao Ye dan bertanya, "Mereka berdua juga pernah diselamatkan?"

Zhang Xiao Ye menjawab, "Sebenarnya mereka berdua berasal dari keluarga bangsawan dari kerjaan Ning. Xun Yang adalah anak dari Kaisar kerajaan Ning dan Luo-Luo adalah anak dari penasehat kerajaan Ning. Aku menemukan mereka dalam keadaan bahaya di tangan iblis Xu Wei. Dan itulah yang menjadi pertarungan pertamaku dengan raja iblis keempat. Dan, maaf atas ketidaksopanan Xun'er dan juga A-Luo. Mereka sangat menuruni sifat kedua anaknya."

Xuan Cheng berpikir cukup lama untuk menjelaskan apa yang terjadi. Dia kemudian perlahan mendekati Zhang Xiao Ye sebelum dia berkata, "Jadikan aku sebagai muridmu, Guru!"

Mendengarnya berbicara seperti itu, membuat Zhang Xiao Ye sedikit terkejut dan berkata, "Seharusnya, kau meminta orang lain untuk menjadi Gurumu. Aku, sangat tidak pantas menjadi Guru untuk seorang murid."

Xuan Cheng kembali berkata, "Tapi, bagaimana aku bisa membunuh iblis yang telah menghancurkan desaku tanpa seorang Guru?"

Luo-Luo memeluk erat Zhang Xiao Ye seperti, dia tidak ingin kehilangannya dan berkata, "Tidak! Tidak! Bagaimanapun juga, Xiao Gege akan tetap tinggal disini bersama kami!"

Xun Yang lanjut bicara, "Iya! Itu benar! Xiao Gēgē harus tetap bersama kami!"

Zhang Xiao Ye menghela nafasnya dan melepaskan tangan Luo-Luo yang melingkari bahunya dan berkata, "Terima kasih atas sanjungan kalian berdua tapi, apakah kalian akan terus menahan ku disini?" Zhang Xiao Ye mengalihkan pandangannya ke arah Xuan Cheng dan berkata, "Jika, kamu memaksa. Aku tidak keberatan untuk menjadi Gurumu."

Wajah Xuan Cheng seketika bersemangat begitu dia mendengar jawaban dari Zhang Xiao Ye.

Zhang Xiao Ye kembali berdiri dengan menahan luka yang masih terbuka diperutnya akibat tikaman pisau yang dilakukan oleh Xuan Cheng padanya.

Zhang Xiao Ye berkata, "Hari semakin gelap. Setidaknya, kalian tidurlah dan beristirahat untuk malam ini."